1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Kulminasi

Discussion in 'Fiction' started by Fuurara, Apr 7, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Fuurara Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 5, 2012
    Messages:
    129
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +51 / -0
    Hm, sebelumnya permisi dulu, berhubung newbie di IDWS, mohon jangan diospek kejam-kejam~ :matabelo: Ini tulisan singkat di bawah menggunakan char original bukan dari fandom manapun, dan lagu yang dikutip sedikit modifikasi dari 'Tamia - Officially Missing You'. Bukan produk baru sih, tapi karena belakangan g nulis dan ingin share sekaligus buat bangkitin feel. Komentar membangun diterima, dan CMIIW :malu:

    ...lalu buat yang g suka tulisan romance cewe terlebih kacangan macam ini, tak saya sarankan untuk membaca... :ngacir:


    Kulminasi
    She knows she’s just being so plain stupid,

    —yet she can’t help it.



    Sudah berapa lama? Seminggu? Sebulan. Tepatnya 15 hari lebih tujuh jam dan 26 menit sejak terakhir kali suara sang pemuda terdengar berbisik merdu di telinganya, dari daratan timur tempat matahari terbit ke kota dimana kabut selalu turun seolah dipanggil tiap paginya—menyelimuti The Big Apple. Perantara mereka hanya teknologi pindai suara tanpa kabel, surat elektronik, pesan singkat di telpon genggam. Dan walaupun semua itu tidak cukup membuat sang gadis untuk tak membenci, merutuki jarak puluhan ribu mil dan lebih dari delapan jam perjalanan via udara. Ia tetap, tetap, tetap, melakukannya, menggadaikan hatinya di ujung telpon.


    She knows she had said goodbye.

    She remembers what she said; ‘Find a good girl, My Dear.’

    But she did forgot one thing.

    …to let go of him.



    Ia keras kepala. Maka ia masih menghubungi sang lelaki hanya untuk mendengar getar suaranya, membayangkan senyum yang terpatri di wajah pemuda itu ketika mereka berbicara, membiarkan gelak tawanya merembes—mengusir kerinduan. Hingga rasa nyaman kembali meliputi hatinya yang hampir selalu diselimuti lapisan asap dan kabut, hingga suara muram sang gadis kembali riang, merdu laiknya burung kicau bernyanyi, berserta gelak tawa yang mengucur jernih laiknya mata air di oase. Ah, ia hapal candaan macam apa yang akan dilontarkan kekasihnya, cintanya. Dan walau sudah berapa bulan mereka tak saling bertemu, cuping hidungnya masih bisa mencium aroma tembakau yang dihisap si pria, juga wangi keringat yang bercampur dengan harum parfum yang membawa imaji padang rumput, riang sinar matahari. juga angin yang berhembus. Lembut tapi gegabah. Wangi, irama napas, dan suara yang serupa candu baginya.

    Dan ia tahu, gadis dengan lekuk tubuh molek itu tahu kalau akhirnya sang pemuda sudah menemukan gadis lain. Penggantinya yang tiada di sana.

    Ah, ia mau apa. Ia sendiri menyadari bagaimana sang pemuda seperti kuda jantan muda yang liar, gagah, susah dikendalikan, dan menarik perhatian kuda-kuda betina. Dalam kasus ini, ia ini kuda betina yang tersihir oleh pesona pejantan yang berlarian di padang rumput dengan bebas, ringan, seolah terbang. Ia tak terkejut. Sungguh. Malah secara sadar ia memersiapkan hati. Namun, itu tak semudah yang ia kira…

    Mulailah hari dimana menghubungi sang pemuda, walau meliputinya dengan kebahagiaan, ia menangis sesudahnya—menyadari kalau pria itu bukan miliknya lagi. Ia cemburu jika ia mengira apa-apa saja yang dilakukan sang pria. Sama seperti waktu mereka bersama, kah? Kecupan-kecupan kecil, belaian halus, bisikan mesra, percumbuan, juga panas tubuh yang merapat. Membayangkan telah cukup membuatnya terkoyak, daging dan urat tercabik. Namun, ia ini keras kepala, ia ini sekonyong-konyong mencintai, tak mampu melepas, tak bisa bercermin, tak menakar berapa sudah bulir asinnya mengalir, memenuhi rongga telinganya ketika ia berbaring.

    She just can’t find a way to let go of him.

    Maka, diiringi isak tangis karena rasa rindu yang hampir membuatnya gila. Ia mencoba menghubungi sang pemuda. Iris coklat gelapnya berkaca sembari ia menatap kelip layar telepon genggam. Satu nada tunggu, dua nada tunggu, tiga nada tunggu.

    Terangkat.

    Hatinya lega seketika.

    “Halo, siapa ya?”

    Pita suaranya seolah tercabut, jantungnya membeku.

    Suara perempuan yang tak ia kenal, bercampur dengan kemerasak kain—kain seprai.

    Hening, ya ia hanya bisa hening sementara rasa perih perlahan merayap hingga ujung jemarinya yang bergetar. Di lehernya, seolah ada pisau yang akan menggoroknya kalau-kalau ia bersuara. Tercenung, termangu, tergagu. Suara perempuan di seberang sana mulai heran, bertanya, repetisi hingga sahutan familiar (yang ia harap akan mengangkat telponnya) terdengar.

    “—oi, kenapa lama sekali, cepat masuk airnya sudah hangat.”

    “Hha, tunggu, kau tak sabar.”

    Sahutan, cekikikan. Sambungan terputus.

    Berakhir.

    .

    ..​



    Gerimis, rintik gerimis mulai menghujami genting.

    Gadis itu menggerung, meraung seperti hewan patah tulang, rusak organ. Telepon genggamnya ia cengkram kuat-kuat di tangannya yang ringkuh—seolah berpegangan erat pada sesuatu. Pilu. Bibir bergemeletuk, tergigit oleh geligi. Hujan menderas. Sakit, perih merajami tubuhnya. Mencabik-cabiknya dari dalam hingga yang tersisa hanya serpihan-serpihan kecil tak terhingga. Serpihan dirinya, serpihan perasaannya pada sang pemuda. Dan di satu tarikan napas yang tersengal, yang hampir terkubur dalam isak tangis, lidah kelunya meloloskan sekelumit kata yang tertahan, sehela selamat tinggal. Teredam dalam telapak tangan yang menutupi wajah yang seolah ikut meleleh dalam derai air mata.

    .....

    She thought she could just get over him

    But now she sees that’s something she just can’t do

    From the way he would hold her

    From the sweet things she told her

    She just can’t find a way to let go off him


    And now—

    ——she’s officially missing him.

     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    sebenarnya saya kurang suka ma tema cinta2 model gini, tapi menurutku fict ini menarik :top:

    akhirnya si cewe patah hati ketika mendengar suara wanita lain di ujung sana :hahai:

    endingnya saya suka! :top:
     
  4. Fuurara Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 5, 2012
    Messages:
    129
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +51 / -0
    wah ada yang komen ; u; *le sobs*

    iya sy tau pasti genre macam ini ga akan populer di IDWS, semacam josei klo genre manga : )) tapi makasih banget uda ngekomen... thanks :"D
     
  5. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ehmm yah.. sebelum komen, saya mau nanya 'Kulminasi' itu artinya apa ya?:bloon:

    cerita lumayan. pas paragraf-paragraf awal saya nangkep kesan kayak pas nonton anime-anime Makoto Shinkai. yang cewek dan cowoknya kepisah jauh tapi masih mencoba untuk saling berhubungan. tapi lanjut baca... saya nyadar kalau saya salah sama sekali.:top:

    yang bikin saya kurang suka... ceritanya kependekan. coba diceritain pas dulu ceweknya pacaran sama cowoknya. biar ntar lebih kerasa sakit hatinya:hahai:
     
    Last edited: Apr 8, 2012
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    hahaha, yo sama2, sbnrny bkny g suka jg, slma ceritany menarik genre apapun saya suka.
     
  7. Fuurara Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 5, 2012
    Messages:
    129
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +51 / -0
    Aaah makshin, bosyoku 5cm/s :'| ? Sy demen tuh emg :'3

    ...Dan anda jd bkn saya bkn fic prekuelnya, ada di kepala tp blm ditulis sm sekali. Coba nanti ya... Makasih :'| kulminasi itu titik tertinggi, klo d plot mgkn bs diistilahkan ky klimaks gag ada hubungannya sih tapi

    @grande iya, skali lagi terimakasih :'d
     
  8. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    voices of a distant star jg..:ngacir:

    ohh.. titik tertinggi. jadi ceweknya udah nyampe titik tertinggi sakit hatinya...:ngacir::
     
  9. Fuurara Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 5, 2012
    Messages:
    129
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +51 / -0
    voice of a distant star suka jg walaupun lbh suka art di manganya, itu keliatan lebih hopeless banget yang pas mau warp ke jarak 25 tahun cahaya orz

    dan belim titik tertinggi sakit hati sih, masih ada lagi yang lebih di plotnya :hihi: /plak
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.