1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

SongFic Hutan kini dan nanti [Iwan Fals-Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi] :: [SE2012-C]

Discussion in 'Fiction' started by cihaule, Feb 10, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. cihaule M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 9, 2011
    Messages:
    5,494
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +52,532 / -0
    songfic ini ditulis karna inspirasi dari lagunya iwan fals serta trauma kejadian bencana alam beberapa tahun dulu didaerah gw

    slamat membaca :cheers:


    Hutan adalah tempat kami menetap, berladang, dan hidup. Bersama teman-teman ku hutan adalah tempat bermain yang asyik, bertualang menyusuri semak belukar hingga pohon tertinggi sekedar memandangi hamparan hijau sambil mengunyah buah-buah yang tumbuh dipohon. Dihutan, kami memiliki banyak cerita, mencari kumbang bertanduk, dikejar babi hutan, terperosok lumpur, berenang disungai, hingga berlomba memanjat pohon. Orang tua ku mengajarkan bahwa hutan warisan para leluhur ini yang tak boleh disakiti sebab kelak nanti akan berguna untuk generasi penerus. Mereka telah ada sebelum para leluhur menetap disini. Kami bagian dari hutan ini dan berkewajiban memeliharanya, menjaga dari penebangan liar dan pengrusakan oleh orang lain.

    Pernah orang asing datang mengunjungi desa kami. Mereka datang berlima dengan peralatan aneh yang tidak pernah kami lihat, katanya untuk meneliti tumbuhan, pepohonan dan hewan yang ada di hutan ini. Mereka senang dengan keindahan alam yang ditawarkan hutan kami. Air yang jernih, pemandangan yang indah, udara yang sejuk, kicau burung, bunyi hewan malam. Mereka, orang kota yang berasal jauh dari balik perbukitan hutan dan tidak pernah merasakan keasrian alam seperti ini apalagi dikejar babi. Bersama teman-teman aku membawa mereka menyaksikan monyet peliharaan ku melahirkan, dan mereka sangat senang. Orang-orang kota itu ternyata cukup mahir berenang dan menyelam, namun buruk dalam hal memanjat. Tak lama mereka menetep didesa kami hanya beberapa malam, setelah mengambil banyak gambar isi hutan dan catatan seperlunya, sebelum kembali kekota mereka memberikan anak-anak beraneka permen dan coklat. Dengan berebut kami mengambil permen itu. Kami menyukainya dan berharap mereka kembali dengan membawa permen yang lebih banyak lagi.

    Keadaan berubah setelah mereka pergi. Banyak orang datang menyusuri hutan membawa kendaraan besar berisi peralatan dan membangun pondok. Namun mereka hanya melewati kampung kami menuju kampung lain yang terletak disekitaran bukit. Sering kami mendengar suara gaduh, kadang diiringi suara dentuman. Meski jauh dari kampung ayah sebagai pemimpin agak terusik kemudian meminta beberapa orang untuk mencari tahu. Ketika aku dan teman-teman hendak mencari madu didalam hutan, kami melihat beberapa orang sedang mengukur besar serta tinggi pohon. Kemudian mereka memberi tanda pada batang-pohon itu lalu kembali menyusuri hutan. Sesampai dikampung aku menceritakan pada ayah kejadian yang terjadi dihutan. Mendengar ceritaku ayah berkata “Nak, ini hutanmu, peninggalan leluhurmu untuk anak cucu mu. Jagalah dengan baik jangan sampai musnah.” Aku hanya diam dan mengangguk.

    Beberapa hari kemudian, orang yang diperintahkan ayah kembali kedesa. Setelah istirahat sejenak ayah memanggil mereka untuk mendengar cerita yang mereka dapat. “Hutan disekitar bukit sudah tak ada lagi tuan termasuk para penghuni mereka telah pergi meninggalkan kampung mereka. Semua pohon telah ditebangi oleh orang-orang kota yang datang dengan alat-alat dan mesin pemotong milik mereka. Tindakan mereka mesti dihentikan tuan, jika tidak hutan kita juga akan lenyap dan kita tidak punya tempat tinggal lagi.” Mendengar cerita tersebut, warga jadi panik, marah dan geram. “Hutan ini adalah warisan para leluhur kita, kita mesti menjaga kelestariannya. Jika mereka mengusik hutan ini sama saja mereka tidak menghargai keberadaan kita, jika mereka tebas pohon-pohon ini sama saja mereka menghancurkan tempat peristirahatan leluhur kita. Seluruh makhluk hidup disini berhak untuk hidup dan disinilah tempat mereka. Dihutan ini kita hidup dan dihutan ini pula kita mati. Meski nyawa sebagai gantinya kita harus pertahankan agar hutan ini tetap abadi.” Teriak salah seorang warga yang membakar semangat warga namun ayah segera menenangkan suasana. “Hutan bukit sebelah bukan wilayah kita,” ayah bicara “seperti halnya disini mereka juga memiliki pemimpin. Namun sebagai pemimpin aku tidak terima perlakuan orang kota yang bertindak sewenang-wenang. Mereka tidak bisa seenaknya saja menebangi hutan, mengambil pohon dan mengusik penghuni kampung. Besok menjelang fajar aku dan beberapa orang akan menemui dan berbicara dengan mereka agar menghentikan pengrusakan ini. Untuk itu aku harap kalian dapat menahan amarah hingga aku kembali nanti.”

    Cuaca panas membuat ku bersama teman-teman menghabiskan waktu bermain air disungai yang letaknya tak jauh dari desa. Sore hari kami bermain dipohon besar, memanjati kemudian memandang hutan sembari menyaksikan matahari terbenam. Ayah pernah cerita bahwa pohon itu umurnya lebih dari seratus tahun dan pohon ini adalah pohon keramat bagi warga kampung kami. Biasanya acara pengangkatan pemimpin dan pernikahan dilakukan dibawah pohon ini untuk ritual pengambilan sumpah. Bahkan upacara kematian juga dilakukan dibawah pohon ini.

    Keesokan siang ayah telah kembali. Tanpa istirahat ayah segera menyampaikan pada warga bahwa saat ayah dan rombongan tiba dibukit, orang-orang kota itu sudah tidak ada lagi. Dicari dalam pondok peristirahatan pun tidak ada termasuk kendaraan dan mesin pemotong mereka. “Aku kira mereka telah pergi sebelum kami datang, sebab unggunan api mereka masih meninggalkan bara dan asap. Kami telah mencari kesegala tempat tapi tidak ada tanda-tanda, aku tak tahu penyebabnya mereka pergi dan aku rasa roh leluhur telah mengusir mereka.” Para warga menyambut kabar tersebut dengan gembira. “Kita patut bersyukur, meskipun begitu kita tetap waspada jika mereka kembali.” Sambung ayah.

    Kami mengadakan sebuah ritual dibawah pohon besar pada malam hari sebagai bentuk rasa syukur serta mohon perlindungan pada roh leluhur. Sesajenan, mantra-mantra doa diiringi tarian diadakan. Seperti kerasukan roh, warga komat kamit membaca doa sementara dukun yang memimpin ritual sibuk membakar kemenyan, menabur bunga-bungaan disekeliling pohon keramat dan darah ayam hitam. Meski sejak sore mendung telah tampak, namun tidak menyurutkan warga untuk melaksanakan ritual ini. Ketika ayah memberikan sedikit pidatonya, seluruh warga diam mendengarkan lalu ditutup dengan doa sebelum kembali kepondok masing-masing. Dengan perasaan tenang seluruh warga kembali kepondok masing-masing.

    Menjelang tidur, ayah menceritakan tentang pohon besar padaku. Pohon keramat sebesar tujuh orang dewasa yang saling melingkarkan tangannya itu dipercaya tumbuh besar menjulang dijaga dan dihuni oleh roh leluhur. Rasa kantuk yang menyerang tak dapat ku lawan sehingga aku pun tertidur sebelum cerita itu usai. Dalam tidur aku bermimpi tengah berdiri dipuncak pohon besar, namun aku melihat pemandangan yang mengerikan. Seluruh hutan telah lenyap. Pohon ditebangi oleh orang-orang kota dengan mesin gergaji mereka, hewan-hewan ditangkap dan ada yang dibunuh. Sambil tertawa menyeringai mereka memburu hewan, bersorak ketika menebangi pohon dan dalam sekejap seluruh pohon yang berdiri perkasa telah tumbang. Dalam sekejap pohon-pohon telah rubuh, tanah yang berwarna merah kekuning-kuningan menjadi kering dan rengkah. Tanpa isyarat, air mata ku menetes dengan sendirinya menatap rimba yang dulu perkasa, kini lenyap seketika. Lutut serta seluruh badanku gemetaran diiringi suara gemuruh. Kulihat bukit yang berada tepat dibelakangku tiba-tiba longsor menimbun pondok-pondok yang tak berpenghuni. Aku hanya bisa menutup mata berharap mimpi buruk ini segera berakhir.

    Raung buldozer gemuruh pohon tumbang
    Berpadu dengan jerit isi rimba raya
    Tawa kelakar badut-badut serakah
    tanpa hph berbuat semaunya

    Lestarikan alam hanya celoteh belaka
    Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu...
    Oh mengapa.....

    Oh...oh...ooooo......
    Jelas kami kecewa
    Menatap rimba yang dulu perkasa
    Kini tinggal cerita
    Pengantar lelap si buyung

    Bencana erosi selalu datang menghantui
    Tanah kering kerontang
    Banjir datang itu pasti
    Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
    Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

    Lestarikan hutan hanya celoteh belaka
    Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu saja

    Oh...oh...ooooo......
    Jelas kami kecewa
    Mendengar gergaji tak pernah berhenti
    Demi kantong pribadi
    Tak ingat rejeki generasi nanti

    Bencana erosi selalu datang menghantui
    Tanah kering kerontang
    Banjir datang itu pasti
    Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
    Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

    [video=youtube;2XjLFGfo_Qg]http://www.youtube.com/watch?v=2XjLFGfo_Qg[/video]
     
    • Thanks Thanks x 2
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. MaxMarcel M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    536
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,847 / -0
    Walah ini bener2. Gaya pembawaan ama kontennya serasi, sederhana tapi kuat ini.
    Walaupun ga ada twist yang "wah" tetep masuk cerita yang worth it lah, bang.
     
  4. cihaule M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 9, 2011
    Messages:
    5,494
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +52,532 / -0

    makasi bro:xiexie:
    tulisan ane masih bnyak kurangnya dan butuh pengembangan lagi
     
  5. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    Saia tertarik buat ngebaca Songfic ini awal2 na karena memang tertarik dari lagu yang menjadi base na. Kebetulan saia termasuk salah satu penggemar musik bang Iwan Fals juga, dan terutama lagu tsb yang disertakan dalam link youtube tsb bener2 memukau :beer:

    Okelah langsung ke komen ajah.

    Setelah membaca fic agan saia rasanya sedih mengingat betapa nyata konteks cerita ini apabila dibandingkan dengan hal2 yang terjadi pada kehidupan sehari hari. Orang kota yang punya kekuasaan dengan seenak jidat menindas para penghuni desa yang hanya ingin tetap hidup dengan aman dan tenteram berselimutkan alam bersahabat. Hak milik mereka dirampas begitu saja dengan semena-mena hingga tempat tinggal mereka kini menjadi gersang dan tandus, tidak seperti dulu lagi, hidup yang sejahtera kini menjadi sengsara :swt:

    Penulisan cerita na singkat tetapi tersaji secara jelas dan padat, pesan yang tersampaikan dalam cerita juga terdeskripsikan secara kuat melalui narasi dan penokohan yang cukup mapan dalam menjelaskan konflik emosional pada tokoh2 dalam cerita. Main strength cerita ini didukung juga dengan tema yang menurut saia tidak biasa tetapi benar2 menarik. Selamat gan, anda telah berhasil membuat Songfict yang worthy buat dibaca :yahoo:
     
  6. cihaule M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 9, 2011
    Messages:
    5,494
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +52,532 / -0
    :peluk: salam dari ane :beer: iwan fals salah satu tokoh idola ane,berangkat dari lagunya yang menyuarakan rakyat ane angkat menjadi sebuah cerita.
    makasi atas komennya dan slamat juga buat agan :peluk:
     
  7. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    humm, penasaran sebenarnya apa yang terjadi di endingnya? :???:

    jadi roh leluhur pohonnya beneran mengusir para penduduk kota? trus penduduk kota datang lagi buat balas dendam, trus sama roh leluhur pondok2 kosong itu di serang dengan tanah longsor? :???:

    klo pesan2nya si tertulis jelas, kita harus lebih mencintai hutan sebagai warisan leluhur untuk anak cucu kelak :top: klo semua hutan diratakan bisa kiamat dunia ini.
     
  8. cihaule M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 9, 2011
    Messages:
    5,494
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +52,532 / -0
    hmmm disini memang tdk diceritakan knapa org2 kota menghilang bgitu saja. roh leluhur hanya dipercaya oleh penduduk setempat yg menjadi semacam pelindung bagi mereka, org2 kota tdk mempercayai dengan hal mistis seperti ini. sperti halnya kepercayaan ssorang pastinya berbeda2. longsor hanya mimpi buruk si aku. si aku sebagai tokoh utama sangat meyayangi hutan dan alam bebas, ia senang bermain dengan alam sebab alam adalah segalanya baginya.
     
  9. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    iwan fals emang :top:

    cerita yang sederhana tapi menarik.. endingnya juga :top:

    tapi sayang...pacenya terlalu cepat (tapi cerita ini padat berisi )
    Coba dijabarkan lagi perlahan2 kekna bakal tambah menarik :peace:
     
  10. cihaule M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 9, 2011
    Messages:
    5,494
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +52,532 / -0
    makasi koreksi dan masukannya :maaf: terlalu cepat yah
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.