1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Sinetron Satu Babak

Discussion in 'Fiction' started by gusbadung, Nov 15, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    Malam sebetulnya belum larut, namun dinginnya sudah menusuk sendi. Serasa membekukan aliran darah yang mengalir. Di atas, bulan menggantung pucat, cahayanya yang redup membuat keremangan seolah tak terusir dengan penuh.

    Kampung Baru lengang tak seperti biasanya. Hanya farbee si tukang sate yang setia mondar-mandir di jalanan setiap harinya, dan untung ada bombi yang setiap hari selalu membeli dagangannya. Pertanyaannya apa ngga bosen , setiap hari makan sate ?.setiap kali di tanya begitu bombi hanya menjawab dengan senyuman saja.

    “ Akhir – akhir ini Kampung Baru kok sepi ya mbak ? “ tanya Farbee sambil mengipas-ngipas bara di tungku yang di atasnya telah berjejer sepuluh tusuk sate yang tengah di panggang.
    “ Tau deh bang, padahal mereka ada lho bang, pada berdiam diri dalam rumah, keasyikan nonton sinetron kali bang” jawab bombi, tangannya bersedekap di dada, sesekali saja tangannya mengipas – ngipas di depan wajah, mengusir asap yang kadang mengganggu hidungnya.

    “ Bang satenya sepuluh tusuk” sekonyong-konyong datang Nden dan Dinnie bergandengan mesra, layaknya pengantin baru dua menit.
    “ah elu nden ngagetin aja, tumben lu dari mana?” tanya bombi sedikit terkejut.
    “ biasa dari kampung sebelah, nonton layer tancep” kata nden, sambil mengisap jempol dinnie, eh ngga mengisap rokok mild maksudnya. Sementara dinni masih dengan manja menggelayut di pundak nden, menyaksikan hal itu bombi hanya bisa mendengus huh !, coba kalo haved ngga ngeronda, gw ngga bakalan iri rutuk bombi dalam hati. Bo abo… hidup di rantau tak iye, ninggal bini di rumah, ngeliat beginian kok jadi dingin saya, farbe pun tak kalah ngirinya, sambil menelan ludah berkali-kali, lirikan matanya tak lepas dari adegan mesra nden dan dinni yang seolah acuh, dengan adanya Bombi dan farbe.

    “beib, besok kita nonton layar tancep lagi yuk “ suara dinni terdengar manja, nden hanya mesem
    “ emang tiap malem ada layar tancep ya?” tanya bombi sedikit gerah.
    “lha ya ada, tiap malem kita nonton layar tancep, yak kan beib, kemarin di kampung rambutan, tadi di kampung duren, besok kalo ng salah di kampung mangga” busyet ampe apal, dan lagi kesian amat si dinni, di ajakin nonton kok ya nonton layar tancep, bener-bener ngga modal si nden ni

    “ emang ngga bosen ngikutin layar tancep tiap malem di puternya dimana-mana i?” tanya bombi penasaran
    “ lha emang bombi sendiri ngga bosen apa makan sate tiap malem” di serang balik dengan pertanyaan, bombi hanya bisa tersenyum getir. Kemudian sepi, hanya sesekali suara cekikikan nden dan dinni yang semakin tampak mesra.
    “ Tapi beib, kamu kalo nonton matanya jangan kemana-mana dong, kan layarnya di depan, bukan disamping” dinni cemberut, kala membayangkan mata nden yang jelalatan, ngeliatin para gadis – gadis

    “ Habis nonton filemnya bosen beib, dari kemaren yang di puter filmnya itu itu saja” keluh nden, ya iyalaaah, lha wong layar tancepnya pemiliknya sama, cuman beda tempat aja muternya.
    “Ooh jadi kamu nonton layar tancep cuman buat alesan aja, biar bisa ngeliat cewe-cewenya doang” Dinni melepaskan pelukannya, wajahnya cemberut dibakar api cemburu, nah lo, bombi dan farbee hanya melongo, menyaksikan adegan bak sinetron jaman sekarang, yang adegannya tiap detik gampang sekali berubah.
    “ Lha bukan gitu beib…kan buat selingan aja, biar ngga jenuh” kilah nden, tapi bukannya mereda, dinni malah jadi marah.
    “ Dasar cowo mata karung, kamu anggap aku ini apa beib” amarah dinni meledak, menyadari bahwa kekasih yang selama ini dia cintai bermata karung.
    “ Lha kok kamu jadi marah-marah beib, maksud aku bukan begitu, tapi begini…” halah ndennya malah jadi gelagapan, bombi menyingkir ke sisi gerobak yang lain, sementara farbe makin mempercepat gerakan kipasnya.

    “ Halah, mau begini kek mau begitu kek, rupanya selama ini kamu ada niatan selingkuh” nah lo..makin rame, dan makin membara.
    “ Lha kok kamu malah nuduh aku selingkuh, sumpah kekasih aku cuman kamu doang beib” Gombal!! nden masih berusaha menenangkan, matanya sesekali melirik farbe dan bombi, dia merasa ndak enak.
    “ tuhkan, berarti kamu selama ini bener – bener selingkuh, aku benci kamu…jangan datang –datang lagi kerumah” dinni segera berlari. Sambil manangis, Nden hanya melongo…lho kok
    “ Beib tunggu, kok malah kabur…”
    “ Nden ini satenya gimana ? “ farbe mulai khawatir, nden ngga jadi beli dagangannya.
    “ Halah ngga jadi, aku mau ngejar dinni, bahaya kalo sampe abangnya tau, bisa di bejek pentil gw “ nden pun segera kabur mengejar dinni, yang telah menghilang dalam keremangan malam.
    “ Jah, malah ngga jadi beli dekrema dek” farbee langsung lemes.
    Sementara bombi diam-diam hanya bisa tertawa lirih, menyaksikan adegan demi adegan, dari babak kemesraan hingga babak pertengkaran
    “ hihihi..pasangan yang aneh, sebentar mesra sebentar pisah” ujar bombi lirih
    “mau mesra kek mau pisah kek, ini sate saya siapa yang mau beli bo abo apes awake saya”
    “ sudah ngga usah sedih, sini... biar saya sekalian yang beli” bieuuuh, 20 tusuk emang habis?...lagi lagi pertanyaan itu di jawab hanya dengan senyuman.

    Lagi lagi bulan hanya tersenyum pucat dari balik awan, menyaksikan drama kehidupan anak manusia yang sangat rapuh, hanya mengandalkan insting nafsu dan emosi saja, tanpa menggunakan logika dan estetika kehidupan berwarga dan bernegara, yang berlandaskan azas kekeluargaan dan musyawarah untuk mencapai mufakat…ini Gebe ngomong apaan ya…kok ng nyambung semua…wes ah yang penting… pikir segala sesuatunya dengan pertimbangan yang dalam, bekali hidup dengan moral yang baik agar dalam bersosial kita bisa di terima oleh masyarakat yang semakin hari semakin kurang beradab. oh iya jangan lupa cuci kaki sebelum tidur, gosok gigi, dan kalo dingin pakai selimut biar ng masuk angin..





    Pletaaak!..sebuah bakiak mendarat di jidat, dan Gebe pun langsung pingsan, setelah mengoceh ndak karuan……….
     
    • Thanks Thanks x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.