1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Jalan & sebuah Penantian

Discussion in 'Fiction' started by greenHairedWitch, Oct 30, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. greenHairedWitch M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2011
    Messages:
    748
    Trophy Points:
    147
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +6,787 / -0
    setelah diliat isinya kok sedikit ya :lol:
     
  2. greenHairedWitch M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2011
    Messages:
    748
    Trophy Points:
    147
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +6,787 / -0
    Jalan & sebuah Penantian
    Aku berjalan seorang diri. Mungkin seorang diri. Aku tidak yakin. Karena aku berada dalam kegelapan. Kegelapan yang sudah lama menyelimutiku. Aku cuma bisa berdiam diri. Tak tahu harus bagaimana. Tak tahu harus berbuat apa. Tak tahu harus kemana. Tanpa tujuan. Tanpa arah.

    Si A berkata,"Kamu memang tak berguna.Seseorang sepertimu ini mati saja!"

    YA. Aku memang tak berguna. Aku tak bisa apa-apa.Aku bukan siapa-siapa. Tak tahu apa yang harus kulakukan. Tak tahu apa yang kuinginkan.

    Lalu si K berkata,"Tidak Kau masih mempunyai harapan. Kalau kau mau dan berusaha, kau pasti bisa menjadi orang yang berguna."

    YA. Tapi apa yang harus kulakukan? Apa yang bisa dilakukan orang tanpa tujuan, mimpi, ataupun kemampuan?

    Si U pun berkata."Apapun yang kaulakukan, itu merupakan hidupmu. Hanya kau yang bisa memutuskan. Awalilah perjuanganmu dari hal ini."

    Aku pun semakin bingung. Aku tak tahan dengan semua ini. Siapakah mereka? Bagaimanakah mereka tahu itu semua? Seakan mereka mengenalku. Seakan mereka sangat dekat denganku. Aku mulai berlari. Berlari tanpa tujuan. Seakan berlari adalah satu-satunya yang bias kulakukan.

    LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LAR.LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI.LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LAR.LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI. LARI.LARI. LARI. LARI.

    Aku terus berlari. Seakan kegalapan ini tiada habisnya, aku cuma bias berlari tanpa tujuan. Dengan berlari aku seakan bisa melupakan semua hal.

    Aku pun berhenti berlari. Sadar bahwa tak ada gunanya berlari tanpa arah.Berjalan pelan-pelan, mencari jalan keluar dari kegelapan ini. Perlahan-lahan. Setelah sekian lama berjalan.

    "Akhirnya."

    Akhirnya ada secercik harapan. Sebuah titik putih diantara kegelapan.Aku pun menuju cahaya itu.Cahaya itupun semakin besar. Di akhir sumber cahaya tampaklah sebuah jalan keluar. Akhirnya aku bisa bebas. Akhirnya aku bias keluar dari kegelapan ini. Aku bias bejalan di terangnya sinar matahari lagi.

    "Ahh."

    Ternyata nasibku belum baik. Di ujung kegelapan ini ternyata ada sebuah jurang yang menghalangi menuju seberang. Setelah beberapa saat, kusadari bahawa ada sebuah pisau dan tali. Apa yang bisa kuperbuat dengan semua itu? Apakah aku bisa menuju seberang dengan semua itu? Ataukah aku harus mengakhiri hidupku dengan alat itu? Ah. Mungkin ini adalah cobaan karena semua kelakuanku. Semua hal-hal yang telah kulakukan itu. Aku pun berdiam diri. Lagi. Dan lagi. Kembali duduk sendiri.

    ---***---​

    Setelah lama berdiam diri, tak kunjung menemukan jawaban juga. Akupun kembali teringat masa lalu. Masa yang tak ingin kuingat, sebuah waktu dimana aku melakukan hal itu. Semua yang telah kulakukan, betapa kini aku menyesalinya. Seandainya aku melakukan berani mengambil kepurtusan itu, atau tidak melakukan hal yang bodoh itu. Juga hal-hal lainnya, yang kalau kupikir sekarang adalah sebuah tindakan yang…… Ah. Entahlah. Aku tidak tahu.

    "Haha."

    Aku cuma bias tertawa sinis. Tunggu dulu, apakah itu bias dikategorikan tertawa? Masih bisakah wajah ini mengeluarkan tawa? Lebih tepatnya, masih pantaskah wajah ini mengeluarkan tawa? Apakah tertawa itu? Ah. Kenapa aku malah memikirkan definisi dari sebuah kata tak berguna. Bisa saja waktu yang kuhabisakan untuk memikirkan hal bodoh itu digunakan untuk melakukan hal berguna. Misalnya ….

    “Argh.”

    Apa yang harus kulakukan? Untuk berpikir saja aku tidak tau. Bagaimana aku bias menemukan solusi untuk masalahku? Apakah jadinya diriku sekarang ini? Sebuah boneka berjalan tanpa arah di tengah kegelapan abadi? Tunggu dulu. Aku teringat bahwa aku tidak sepenuhnya berada di kegelapan. Mungkin sudah waktunya. Ya. Aku sudah harus kembali. Kenapa juga aku hanya berdiam diri disini. Jelas-jelas didepanku ini. Sebuah jalan.Sebuah akhir. Jalan sebuah akhir. Atau akhir sebuah jalan.

    "Haha."

    Akhirnya aku berdiri lagi. Untuk kesekian kalinnya. Tekadku sudah bulat. Akhirnya kuputuskan. Inilah yang bisa kulakukan. Semoga ini jalan yang benar. Akupun mulai melangkah.
     
    Last edited: Oct 30, 2011
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.