1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic DoPPLe'Gang-er

Discussion in 'Fiction' started by himyars, Oct 26, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. himyars M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 25, 2009
    Messages:
    1,180
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +9,072 / -0
    Genre : Thriller, Psycological, Sci-Fi etc

    Original Story by : Me

    INDEX
    -----------

    Sorry kalo masih banyak salah, baru pertama kali bikin orific :maaf:
    Terispirasi setelah main Chaos;Head, jadi mungkin ceritanya ada mirip2 sedikit :lol:
    Mohon kripik pedasnya :maaf:
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Oct 26, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. himyars M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 25, 2009
    Messages:
    1,180
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +9,072 / -0
    DoPPLe’Gang;er

    Tidak ada yang dapat dipercaya di dunia ini,
    Yang bisa dipercaya hanya ‘dirimu sendiri’


    0. A (UN)CERTAIN WORLD FOR (UN)CERTAIN PEOPLE

    07 Desember 2011

    Angin musim gugur menghempas kota. Suara burung-burung yang kembali ke sarangnya terdengar jelas. Matahari sudah mulai menyembunyikan dirinya lagi di dalam kegelapan malam yang akan datang. Cahaya kemerahan mulai menyelimuti kota, seraya memulai menutup semua aktivitas kota itu.
    Tik Tik Tik
    Tik Tik Tik
    suara itu terdengar berulang-ulang. Suara ketikan di hp. Suara itu terdengar jelas dari jalan yang sepi. Hanya seorang remaja dengan seragam sekolah yang sedang asyik memainkan tab-tab Hpnya. Pandangannya lurus kepada layar. Tidak bergeming walau mungkin akan ada kendaraan yang mungkin akan menabrak nya dari depan. Ia terus berjalan tanpa memedulikan sekeliling.
    Pipipipiopop.
    Kali ini suara musik keluar dari hp anak itu. Ia terlihat antusias. Di wajahnya terlihat bahawa ia sangat menantikan sms itu.
    “Nee-san...” Ujarnya pelan
    Ia kembali memainkan tap tap Hpnya, membalas pesan yang baru diterimanya.
    PIP PIP PIP, HP itu kembali berbunyi.. Senyum menyelimuti wajahnya. Seperti telah melepas beban yang selama ini dipendamnya.
    -----------------
    HP ini adalah hidupku.
    -----------------
    Ia memasukkan handphone yang dari tadi dipegangnya.

    -----------------
    Satu satunya yang dapat kupercaya.
    -----------------
    Anak itu membenahi tas sekolahnya yang sudah mulai turun ke tangannya. Pandangannya berpindah ke sekelilingnya, mencari tahu dimana lokasi dia saat ini.
    -----------------
    Dunia hanya ilusi indah.
    -----------------
    Pandangannya berpindah lagi ke sebuah rumah. Rumah yang tidak terlalu besar, dengan pagar besi di depan itu. Pagar terbuka perlahan dengan sedikit dorongan olehnya. Dengan kunci yang ia memang pegang dari pagi itu ia mambuka rumah itu. Sepi, tidak ada seorang pun di rumah itu.
    Ia menaiki tangga rumah, dan memasuki sebuah kamar yang merupakan satu-satunya ruang disitu. Kamar yang tertutup. Tidak ada jendela atau ventilasi. Hanya ada sebuah AC yang merupakan satu satunya cara udara dari tempat itu bisa keluar.
    “Hmph.....” Pintu kamar itu ia tutup perlahan
    Berjalan perlahan ia menaiki kasur dan duduk di ujung kamarnya. Selimut yang berantakan di atas kasur itu ia tarik dan menutupi tubuhnya. Sekarang ia seperti anak kecil yang sedang bersembunyi karena takut oleh hantu yang akan menyerang saat tidur.

    Ia mengeluarkan Hpnya, satu-satunya sumber cahaya saat ini. Sebuah gambar berbentuk pesan kembali terlihat di layar Hpnya.
    “Nee-san....”
    Ia membuka pesan itu dengan cepat, dan mulai membaca isinya.
    “Hehehe..hehe....” Tawa kecil keluar,
    “Nee-san.....” Suara keypad hp kembali terdengar, kali lebih terasa lebih keras.....

    -----------------
    Dunia hanya ilusi indah.
    -----------------
    “Bener.....yang kubutuhkan di dunia ini hanya diriku dan nee-san.....” ujarnya perlahan, kembali mengetik.

    “Dunia ini hanya ilusi bodoh, manusia membuat hukum mereka sendiri. Aku.... aku tidak akan menuruti hukum itu.....aku....aku.....hehhehehe...” tawa mengakhiri kalimatnya
    -----------------
    Dunia tidak berarti.
    -----------------
    Jari-jarinya kembali menari cepat di HP itu, begitu pula dengan suara pesan masuk, seperti saling bersahutan satu sama lain, mewarnai suasana kamar yang tenang dan gelap. Pandangannya terfokus ke kotak masuk Hpnya, hanya itu kehidupannya untuknya. Pesan dari seseorang yang sangat ia percayai.

    PIPIPIPIP pesan masuk
    Pesan itu mulai dibacanya.....

    “Ah, Nee-san mencemaskanku......” ujar dia, jarinya bertarung dengan pad HP nya kembali, dan mulai mengetik.

    Dengan cepat balasan pesan itu masuk.

    cuman neesan yang kupercaya di dunia ini....

    “Nee-san!” tanpa sadar ia berteriak dibalik selimut.
    A kembali mengetik balasan pesan itu. Tapi tiba-tiba bunyi pesan masuk kembali terdengar.
    Satelah ia mengirim pesan itu tidak ada yang terjadi. Balasan pesan cepat yang biasa ia terima tidak terdengar lagi. Mungkin nee-san tidak membalas karena ingin mengejutkanku. Ia meletakkan Hp dikasur. Dan membaringkan tubuhnya di kasur.
    “Percaya dengan nee-san....hehehehe.....nee-san......”

    “Dunia ini sudah ada yang bisa dipercaya lagi kecuali nee-san.......hehehehe.......” Tawa phsyco yang mengerikan kembali keluar dari mulutnya.
    -----------------
    Dunia hanya ilusi indah.
    -----------------
    Sementara itu, seorang anak cewek dengan postur yang indah berdiri di depan rumah itu. Dengan seragam sekolah dan sepatu fancy. Tas gantung di bahu kanannya ia pegang dengan kedua tangannya. Tatapannya tertuju pada rumah di depannya, tepatnya ke arah loteng rumah itu.
    “Dunia itu........ilusi indah. ya kan..... Yuta-kun?” ucapnya pelan.

    08 Desember 2011
    “Ugh......”
    Yuta membuka matanya, tanda ia telah bangun dari mimpi buruknya. Tidak sekalipun yuta pernah bermimpi ndah. Mimpi yang dialaminya pasti buruk, atau kadang ia juga tidak bermimpi.
    “Agh! Nee-san! “ Serunya, langsung mencari sebuah benda miliknya.
    “Ah ketemu!”
    Mata yuta yang tadinya terlihat sayu menjadi bersemangat. Pesan masuk ke Handphone miliknya. Dengan tulisan pengirimnya yaitu Nee-san. Ia langsung membukanya, ingin melihat apa yang dikrimkan Nee-san padanya.
    Kosong. Tidak ada pesan apapun disitu, hanya layar putih tanpa pesan didalamnya.
    “Huh?”
    Yuta kembali mengecek history pesan itu. Pesan itu benar dari Nee-san. Ia membuka pesan itu lagi seakan-akan pesan itu mungkin sudah berubah isinya. Namun sama saja, tidak ada apa-apa di pesan itu.

    ‘Nee-san? Kirim pesan apaan sih? o_O kok kosong?’ Yuta mengirim pesannya.

    Tidak ada balasan cepat. Sama seperti waktu itu. Kepala Yuta tertunduk. Perasaan kecewa menghampirinya. Nee-san seseorang yang sangat dipercayainya tidak membalas smsnya dengan cepat seperti biasa.
    “Mungkin Nee-san beneran sibuk buat dateng ke sini....” Ujar Yuta, berusaha menenangkan dirinya sendiri.
    Yuta bangkit dari tempat tidurnya. Udara terasa sangat pengap. Mungkn karena ia lupa menyalakan AC sebelum tertidur
    “Masih ada waktu....”
    Ia segera membereskan buku-buku pelajarannya. Lalu bergegas turun ke bawah, menuju kamar mandi.
    Rumah masih sepi, tidak ada tanda ada orang di rumah itu. Namun, keadaan inilah yang merupakan kesenangan Yuta. Banginya, orang lain hanya tidak lebih dari pengganggu. Seperti tikus yang berada di dapur. Mereka hanya orang-orang yang egois. Ya, Egois.
    Yuta membuka pintu kulkas, tidak ada apa-apa didalamnya. Hanya ada sekaleng minuman yang terlihat sudah diminum.
    “Tch, harus ke Betamart lagi ya”
    Ujarnya kesal.



    Jalanan Kota masih sepi dari kendaraan atau pejalan kaki. Matahari pun terlihat masih enggan terbangun dari tidurnya. Awan putih menutupi langit pagi yang biru tua. Yuta berjalan menyusuri jalan kota menuju sekolahnya. Bukan karena ia suka berangkat pagi atau memiliki tugas piket. Namun semata-mata untuk mengurangi dirinya bertemu dengan orang lain. Begitu pun saat pulang ia selalu pulang sangat sore, ketika jalan sudah mulai sepi.
    “nee-san, jawab sih....”

    Hpnya bolak-balik ia keluarkan dan masukkan ke saku. Keluarkan, melihat ke layar HP jika ada balasan, lalu kembali memasukkannya dan begitu berulang-ulang setiap menit sekali.
    “Nee-san........”
    Yuta melirih pelan penuh kekecewaan. Kenapa nee-san tidak membalas? Nee-san tidak pernah seperti ini. Jangan-jangan Nee-san....... Berbagai pikiran tentang Nee-san memenuhi otak Yuta. Alasan yang dibuatnya sendiri untuk menenangkan hatinya, hilang tak berbekas. Yang sekarang ada hanya Nee-san.

    ‘Nee-san mungkin meninggalkanmu lho......’

    DEG.
    jantung Yuta berdegub kencang saat kata-kata itu tiba-tiba muncul di pikirannya. Kata-kata yang ia rasakan seperti bukan dari dirinya. Dia menengok ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa-siapa. Tapi ia sangat yakin jka ia memang mendengarnya.
    -----------------
    Satu satunya yang dapat kupercaya.
    -----------------
    ‘Nee-san mungkin sudah tidak membutuhkanmu lagi......’
    DEG. Suara itu lagi! Suara itu muncul kembali dalam otak Yuta. Kali ini terasa lebih jernih. Ia kembali menengok ke 360o ke sekelilingnya. Tidak ada siapa-siapa.

    “Argh!” Yuta memegang kepalanya dengan tangan kanannya. Kepalanya tiba-tiba di dera rasa sakit yang sangat. Seperti otaknya berusaha dicongkel keluar dari tempurung kepalanya.
    ‘Aneh kan?’
    ‘Biasanya ia balas cepat....’
    ‘Sekarang hanya mengirimkan pesan kosong.....’
    ‘Pasti Ia sudah merasa terganggu olehmu....’

    Kata-kata itu merasuki pikiran yuta dengan cepat. Yuta merasa sedang diteriaki oleh suara yang sama dari berbagai arah. Semakin ia mendengar suara itu semakin pula ia merasakan sakit pada kepalanya

    “Hentikan....” ujar yuta lirih.




    ‘Ne.....aneh kan?’
    ‘coba kau pikirkan lagi...’
    ‘ia sudah iangin meninggalkanmu.....’
    ‘semua janji itu hanya palsu....’
    ‘Kaulah yang bodoh karena percaya kata kata nya.....’

    “Hentikan...”
    ‘Dia hanya memainkanmu, tidak lebih dari itu....’
    ‘Sudah lupakan saja dia....’
    ‘Dia pasti meninggalkanmu...’

    Rasa sakit yang dirasakan Yuta semakin bertambah, kata-kata itu terus masuk ke dalam otaknya tanpa ia sendiri dapat kendalikan.
    Apakah ini adalah pikiranku sendiri? Tidak, pikiran-pikiran ini bukan dari ku, Nee-san tidak akan meninggalkanku, tidak akan! Pikir Yuta.
    Tapi peruma, kata-kata itu tidak berhenti, malah semakin banyak. Pikiran Yuta kacau, kelima indranya mulai mengalami goncangan. Matanya tidak dapat lagi fokus.

    “hentikan hentikan hentikan hentikan.....”

    -----------------
    Dunia hanya ilusi indah.
    -----------------

    Terus masuk dalam pikiran.

    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’
    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’
    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’


    “hentikan hentikan hentikan hentikan.....”

    -----------------
    Semuanya hanya ilusi.
    -----------------

    Suara cewe’ itu.
    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’
    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’
    ‘lupakan....’
    ‘lupakan...’

    “HENTIKAN!!!!!!!” Tanpa sadar ia berteriak keras.

    Seketika itu juga Suara suara itu menghilang bagai di hempas angin. Tak berbekas. Rasa sakit di kepala Yuta pun perlahan-lahan mulai menghilang. Ia merasakan kursi dibelakangnya. Perlahan ia duduk, Ia berusaha mengembalikan kesadaran dan fokus tubuhnya. Nee-san setia padaku. Nee-san akan melindungiku selalu, Yuta mulai memikirkan kata-kata itu untuk meyakinkan dirinya lagi.

    Tiba tiba ia teringat sesuatu. Sejak kapan di tengah jalanan ada kursi? Lalu yang aku duduki ini apa?

    “HEII KAMUUUUUUUUU!!!!!”

    Suara teriakan laki-laki memasuki telinga Yuta. Apakah ini seperti suara aneh yang tadi ia dengar? Tidak, kali ini Yuta benar-benar mendengarnya, walaupun kesadarannya belum 100% kembali karena suara-suara aneh itu, Ia dapat mendengar teriakan yang satu ini dengan jelas. Sangat jelas.
    TAKKK.
    “Argh!...”
    Sebuah benda dengan cepat mengenai kepala yuta, lalu terpantul dan jatuh ke lantai. Ia mencoba mencari tahu benda apa yang telah menabrak kepalanya. Penghapus Papan Tulis.
    Ia terkejut. Berusaha melihatnya lagi, tapi sama, benda itu memang penghapus papan tulis.
    Kursi? Penghapus papan tulis? Mengapa benda itu ada di jalanan seperti ini? Gumam Yuta.
    “Jangan-jangan....”

    Yuta mengalihkan matanya dari lantai ke arah depan tubuhnya.
    ~ZZZZZZZZZZZZZZZZ~
    Pemandangan Familier terlihat. Puluhan mata memandangnya. Tatapan yang tajam. Orang-orang itu menengok kebelakang sambil memberikan pandangan yang menjijikkan bagi Yuta. Dan tepat di ujung ruang itu seorang laki-laki dengan jas coklat dan celana hitam berdiri. Tangan kanannya memegang spidol, sementara yang lainnya memegang buku, sebuah buku bertuliskan ‘Matematika’.
    Ruang Kelas.
    Jalanan yang sepi itu berubah menjadi ruang kelas. Dengan puluhan tatapan menuju ke arahnya.
    “Huh? Huh?”
    Pikiran Yuta mula normal kembali. Yuta berusaha memaksa matanya untuk melihat lagi, mengkonfirmasi kebenaran dari apa yang dilihatnya. Dicubitnya tangannya. Sakit! Ini bukan mimpi ataupun delusinya. Ia meraba Kursi tempat duduknya. Kasar.
    Apakah ini kenyataan? Tidak mungkin Aku yang tadi berada di jalanan bisa berpindah ke kelas secara tiba-tiba.
    Otak Yuta berpikir, mencari jawaban logis atas ‘pindahnya dirinya’ ke kelas. Tapi tidak ada jawaban logis atas ‘perpindahan’ itu, jika ini benar ini ilusi, ilusi ini terlalu real untuk dikatakan sebuah ilusi.

    “Hei Yuta! Aku tahu kamu gak suka Matematika! Tapi jangan teriak-teriak begitu donk.”
    Laki-laki itu mulai bicara. Ia sangat mengenal laki-laki tu, dia adalah Guru Matematika. Pak Kyuusen. Tatapan tajam itu berubah menjadi suara cekikikan. Suara-suara yang berasal dari teman sekelasnya, seperti mengolok-olok Yuta.
    “Huh? Huh? Huh?”
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Oct 26, 2011
  4. himyars M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 25, 2009
    Messages:
    1,180
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +9,072 / -0
    Reserved~
    :maaf:
     
  5. himyars M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 25, 2009
    Messages:
    1,180
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +9,072 / -0
    Reserved 2 :maaf:
     
  6. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    First to comment? :fufufu:

    Terinspirasi dari Chaos;Head? Apakah saia bisa mengharapkan psychological - suspense + gore scene :fufufu:

    Sekilas sangat menjanjikan, tapi memang krn baru chapter 0, blom terlihat alur ceritanya. Jadi saia blom bisa komentar banyak deh.....

    TAPI....chapter 0 part 1 bagi saia masih terlalu membingungkan.....bagian
    ----------
    Dunia hanya ilusi indah.
    ---------
    masih bikin saia bingung.
    Trus bagian yg sms itu juga membingungkan (bagi saia).
    Kemudian karena saia termasuk golongan "pembenci SFX pada karya tulis", saia merasa penggunaan SFX di ceritamu sangat mengganggu dan membuyarkan kesan atmosfer kelam yg ingin kamu tampilkan. But its okay klo memang itu adalah ciri khasmu.

    pokoknya.....Keep on writing!
     
  7. himyars M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 25, 2009
    Messages:
    1,180
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +9,072 / -0
    :xiexie:
    maksudnya
    ----------
    Dunia hanya ilusi indah.
    ---------
    Pinginnya sih seperti pikiran2 takumi yang merasa

    ----------
    don't look at me
    ----------

    tapi malah jadi terasa beda ya :lol:

    Thank You :xiexie:
     
  8. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    Ohoho.....klo pikiran / suara dlm benak seorang karakter, dalam cerita biasanya dituliskan dengan cara:


    Anak itu membenahi tas sekolahnya yang sudah mulai turun ke tangannya. Pandangannya berpindah ke sekelilingnya, mencari tahu dimana lokasi dia saat ini.

    Dunia hanya ilusi indah.

    Pandangannya berpindah lagi ke sebuah rumah. Rumah yang tidak terlalu besar, dengan pagar besi di depan itu. Pagar terbuka perlahan dengan sedikit dorongan olehnya. Dengan kunci yang ia memang pegang dari pagi itu ia mambuka rumah itu. Sepi, tidak ada seorang pun di rumah itu.


    Trus...saia mohon.....nama si karakter utama di awal sudah disebut. Karena penggunaan kata ganti berulang2 tanpa sekalipun menyebut nama karakter di paragraf seperti itu terasa membingungkan.

    Sorry ya klo saia ngasih cabe padahal ceritamu baru mulai (>___<)
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Oct 26, 2011
  9. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    *post to open automatic closed thread :robot:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.