1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Peti Untuk Kee

Discussion in 'Fiction' started by lyralykofos, Oct 24, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. lyralykofos Members

    Offline

    Joined:
    Oct 24, 2011
    Messages:
    6
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +5 / -0

    Kee. maaf, aku belum mampu untuk menutup peti itu. aku hanya meninggalkannya diruang paling dalam di istana ini. jadi bila suatu hari nanti kamu kembali dari pertempuran itu dan mencari peti itu lagi aku akan menunjukan jalan dimana peti itu ku simpan dan berharap semoga peti itu tetap terbuka. Atau bila saja kau tidak pernah kembali untuk mencari peti itu akan ku buat sayembara bagi pangeran yang telah berjibaku dengan medan pertempuran di seberang lautan yang lain untuk membantuku menutup peti itu dan berteriak bersama angin yang telah kulepaskan.

    Sedetik mampu buat lariku semakin cepat untuk menyusuri lorong kastil gelap ini sesaat setelah aku menyimpan rapi peti itu. Aku tidak mau dekati lagi tempat itu, meskipun aku masih mampu menginat baunya, tekstur kasar dindingnya bahkan euforianya dan Kau tidak akan pernah menemukannya kee. Tidak dirimu. Pelayan mu. Ajudan mu bahkan raja mu. Hanya aku yang tau dimana aku letakkan peti itu, dan tidak akan pernah kubiarkan orang lain mendekat dan ingin tau. Aku menjaga sekeliling peti itu kee, nanti ketika pesta istana yang megah semua pangeran, kerabat kerajaan dan selir – selir berkumpul mencicipi anggur yang dikirim dari negeri Napoleon Bonaparte untuk merayakan perdamaian kerajaan ini dan cake blueberry terenak yang dibuat koki istana gandumnya pun dikirim dari negeri kuda terbang, ini akan jadi pesta yang sempurna. Kau tau itu. Lalu kita saling mendekat bukan ragaku, aku pasti masih tetap jadi penghias pesta ini dan kamu adalah tamu utamanya. Tapi posisinya tidak akan seperti itu lagi kini dengan semua situasi ini didepan raja didepan semua tamu undangan kamu pasti akan menatapku dengan tatapanmu yang dingin dan tersirat padahal kita pasti akan berada di meja yang sama ketika si pelayan menawarkan makanan pembukanya, lalu lihat saja dengan nekad aku aku akan menghampirimu tidak bukan kamu tapi teman – teman mu, ini tuntutan kerajaan kee, aku lah lyra kau tidak lupa itu bukan? tapi jangan berharap kau akan tau kalau peti itu masih aku simpan, jangan coba – coba cari tahu, kau tidak akan temukan itu didalam tatapan mataku, kau akan bingung karena aku sudah memantrainya dengan senyuman, dengan tawa, lalu aku memantrai mereka para tamu pesta dengan lelucon yang membuat kepala mereka sakit karena tertawa terlalu keras dan menarik urat di antara leher dan kepala mereka.

    Kembali kemalam ini, malam dimana ini adalah titik terakhirku. Titik ketika aku harus bersujud kepada rembulan seakan mengantarkan nyawa karena aku tidak mampu lagi untuk membangun kastil kecil di dalam hidup ku sendiri, ini adalah titik terakhir ku. Aku sudah berusaha semampuku untuk terus mengayuh perahu kecil di tengah danau itu untuk sampai di sisi satunya, menjauhi segala elegi dan tekanan yang masih membuntutiku.
    Ini adalah masa terakhir ketika aku tak sanggup seberangi sungai ini, sisa udara di paru paru ku telah habis kee..
    Iya ini adalah titik terakhir, dimana aku telah berhenti untuk berharap.

    Hujan masih terus mengguyur kastil malam ini. Tau kah kamu.. khayalan ku tentang pesta tadi buat lari ku semakin kencang, buat langkahku semakin jauh, semakin cepat lari ini aku semakin sakit , kaki ku bahkan lecet dan kemerahan. Sedikit sedikit darah mulai basahi sepatu kayu dengan hak tujuh senti yang membuat kaki ku semakin luka. Ingin rasanya aku terjungkal. Tapi aku bertahan untuk berlari, berlari jauhi tempat dimana aku letakkan peti itu. Meskipun kadang gaunku sendiri mengikat kaki ku dan buat aku terjatuh.

    Ingin sekali rasanya aku keluar kastil ini, melalui hutan duri yang mengeluarkan bisa dengan kaki ku sendiri, tanpa kuda atau kencana. pergi ke semak belukar untuk mencari savana diatas bukit kecil dan ciptakan pondok yang mungil dengan tanganku sendiri sambil membelai anak – anak yang kehilangan ibu dan ayah mereka karena perang yang kamu pun sudah merasa lelah dengan kerajaan yang tak mampu buat kedamaian, tidakkah kau bayangkan betapa pondok itu sangat ceria dengan kehadiran mereka dan betapa aku ingin membasuh mereka dengan cinta ketika mereka merindukan ayah dan ibunya, anak anak itu akan jadi raja ku. Akan jadi poros hidup ku kee, kau tau itu... ahh, aku semakin sakit mengingatnya, ini seperti hipnotis yang selalu menuntunku tapi aku belum mampu. Aku masih harus menjadi lyra yang tunduk pada rezim kerajaan ini, aku masih harus mengajar para dayang istana bagaimana cara melayani raja yang sedang kehausan dan kedinginan agar kelak mereka pun di jadikan selir.

    Suara hujan itu semakin menarik ku kee.
    Aku ingin bercumbu dengan hujan, rasakan setiap tetesnya yang akan menyakiti kulitku, setiap partikel tetesannya bergerak seperti jarum yang telah bersiap untuk menusuk ku. Hujan itu menyakitkan untuk ku, tapi akan jadi candu, temani aku yang setengah tak mampu untuk hadapi hidup dan segala kebijaksanaan palsu.

    Kini aku hampir gila. Bayangkan saja bagaimana mereka tidak berfikir aku gila, aku tertawa sendiri kee, lalu sedetik aku menangis, lalu aku marah, lihat aku sudah menjadi gila sekarang. Puas kah kau? Andai tak pernah ku coba ciptakan peti yang telah terkutuk itu ( peti itu tidak terkutuk kee itu peti suci yang hadir pada waktu yang salah) maka aku akan hidup seperti biasanya, tunduk pada karajaan, menikmati matahari yang selalu menyambutku dengan silau, kadang aku rindukan menatap danau di seberang pintu kastil ini dari atas kamar ku, bukan kamar ku tapi kamar kami para selir.
    Ingatkah kamu dengan danau itu kee, danau Elysia menurut dewa ku itu adalah danau surga dimana semua manusia yang bisa sampai dan menikmati danau itu adalah manusia yang sudah disakiti sebelumnya lalu kembali menjadi manusia yang labih manusiawi lagi.
    Kita pernah disana kee, sebentar, hanya beberapa jam. Kamu diamkan aku dan aku terus bermain main main dengan percikan air yang sesuci air susu ibuku, segarnya pun seperti gerimis, hmm.. aku suka.
    Aku masih sangat ingat bagiamana aku berlari mencari pelana kuda milik Pangeran Qquila yang ada di istal kuda hitam miliknya, Hero nama kudanya, kamu tau aku suka sekali warna kulit hero yang berkilau seperti beludru hitam dari negeri aladin.
    aku mencuri pelana kuda itu sebentar, "maaf pangeran Aquila aku tak mampu jujur padamu, apa jadinya bila aku akui telah gunakan pelana itu untuk sekedar mandi di danau Elysia." Dia bisa marah dan semakin menginjak injak aku.
    Setelah aku mengajarkan kepada para dayang istana cara bermain harpa milik permaisuri, tau kah kau kee, disetiap petikan harpa itu ada lagu cinta yang aku nyanyikan, lagu cinta untukmu yang tak mampu aku nyanyikan didepanmu bahkan ketika aku didepan cermin sekalipun. Lagu ini terlalu sulit. Kutemukan lagu ini ketika aku tertidur lelah aku bermimpi sepertinya kau petikan barisan nada itu untuk ku, lalu aku terbangun mencari harpa ku dan mulai memaainkan petikan lagu yang indah itu. Ironis tapi itulah kenyataan, sekilas bulan seperti tersenyum dimalam itu dan daun daun berguguran menandakan saatnya aku menyambut lagi nyanyian suci yang dewa kirimkan untukku.
    Aku memacu hero dengan cepat aku ingin cepat sampai di Elysia. Untuk bertemu denganmu yang telah menunggu dengan pensil lukismu, aku ingin sekali kau lukis kee, menjadikan diriku ini nyata dan terlukis abadi dalam kertas putihmu.
    Lalu aku tiba di Elysia dan benar dugaanku kau telah menunggu ku, oh tidak kau tidak menunggu ku kau memang disana tapi untuk mencuci pedang mu dengan air di danau Elysia yang suci. Aku senang kita masih berada di tempat yang sama, meski hanya sebentar. Kita berbicara, aku berenang seperti duyung yang terpesona dengan pangeran tampan dari daratan. Aku terlena, terlena dengan fatamorgana elysia meskipun kau harus pergi lagi dengan pedangmu menyusuri hutan berduri yang dijaga para manusia yang murka karena tidak diizinkan untuk bermandi di elysia, kau memangisi mereka, mereka jadi teman untuk mu meski mereka bernanah dan berbau. Mereka memang tak pantas di elysia tapi kau tau mereka hanya jelata yang tidak berdaya. Jadi wajar bila akhirnya kau rangkul mereka. Karena kau seperti Robin hood dari negeri lain yang ceritanya sangat terkenal dinegeri kita ini.
    Setelah kau melaju dengan pedangmu aku masih disini, di Elysia, memungut sisa sisa rautan pensil mu dan kain bekas kau membasuh pedang mu, menciumi jejak mu, ya ini lah candu sampai aku menemukan sebongkah kayu yang akhirnya ku bawa kemana ku pergi.

    Amore menghampiri aku, dia berbisik..
    ”wahai lyra sang selir raja yang terluka. Tidakkah kau percaya bahwa ada yang lebih suci dari kesetian mu pada Raja, tidak irikah kau lihat raja bersama ratu duduk disinggasana dan saling bersuap anggur yang kau petik di halaman istana”
    ”Amore, aku bisa apa.. aku tak mampu untuk berlari. Aku berada di Elysia ini pun dengan susah payah karena aku tak mampu lagi menikmati segarnya danau dalam istana, semua terasa menusuk, mencekik”
    Aku menunduk memandang telapak kaki amore yang sangat bersih, kukunya seperti susu.
    ”anakku lyra.. ambilah kayu cheddar itu, kayu yang harum yang akan melapangkan nafasmu ketika kamu merasa sesak”
    Aku mengambil kayu itu kee, tanpa tau untuk apa.
    ”lyra, buatlah peti yang akan kau isi dengan nafasmu, dengan kasihmu, ketulusanmu, kejujuran mu, buatlah peti untuknya, bukalah terus peti itu, agar harum peti itu selalu terasa dan mengikuti kemana pun kamu melangkah lyra.”
    Aku menunduk, aku tak mampu membuat peti aku tak mampu memaku kembali dan tanganku pasti akan berdarah lagi ketika memaku.
    ”aku tak mampu membuat peti amore, aku takut akan berdarah lagi, tertusuk lagi dan luka ini akan membekas, sama seperti ketika Kaisar di negeri sana buat ini pada ku, dy berikan aku leontin, tapi aku tak mampu menjaganya hingga jatuh dan pecah, kau tau amore pecahannya mengenai tubuhkum dan itu tidak akan pernah hilang, aku merasa sakit itu kadang masih ada, aku rasa aku sudah dikutuk. Jadi amore aku tidak ingin berurusan lagi dengan benda – benda yang pasti akan sangat menyakitkan”
    Aku terisak dalam tangisan amore yang sangat harum dan begitu menggoda
    ” tidak kah lagi kau rasa rindu pada bau ku lyra sayang”
    Aku terdiam.. tak mampu menjawab amore.
    ”lyra, peti itu akan tercipta untuk darah yang masih mempunyai harapan walaupun telah dikecewakan, untuk angkasa yang masih percaya walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada hujan yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan. Aku akan disini menghimpun mereka semua, dan peti itu akan menjadi jalanmu menghadirkan lagi aku dalam setiap nyanyian harpamu... dewa pun mengerti lyra”

    *****

    Aku benci dengan pertemuan amore hari itu kee, dia buat aku percaya akan peti suci yang aku ciptakan, setelah itu aku mulai sembunyi sembunyi mencari perkakas didalam kamarku, aku ketuk itu, aku buat pelan – pelan. Semuanya aku lakukan sendiri, kadang ingin menyerah tapi aku kembali terlena dengan bentuk peti yang sudah hampir sempurna dengan kilauan indah dari setiap air mataku yang menetes diatas kayu cheddar itu, dengan warna merahnya yang tercipta dari darahku yang tulus ku persembahkan dengan kasih, dan tau kah kau kee, aku bercerita pada peti itu, aku isi peti itu dengan lukisanmu, lalu tatap peti itu dengan logika.
    Ini adalah peti yang aku dambakan.

    Sampai malam itu aku sadar ternyata amore salah, dia hanya pembohong dunia. Peti ini terkutuk.

    Aku letakkan peti ini didalam pelana kuda mu. Aku yakin kau akan temukan peti, jagalah kee, fikirku, tapi tidak. Kau bahkan tak menghampiri ku yang menunggumu didepan gerbang istana. Kau hanya diam. Meluncurkan panah yang berduri dari tatapan matamu. Seketika aku tau, aku telah diperdaya amore, sia sia kah darah ku selama ini tangisku setiap malam.
    Tak mampukah peti penuh harapan itu kau simpan atau setidaknya kau sentuh.

    Kau lempar peti itu, dan terinjak oleh kuda mu. Lalu kau berlari jauhi ku...
    Tanpa aku tau ada apa?
    Kurangkah aku memantrai peti ini??
    Terlalu buruk kah bentuknya...?
    Katakan kee...

    Tapi kau semakin berlalu. Aku tertatih dalam hujan mendekati peti ku, ternyata peti itu tidak hancur hanya dicampakan, aku pungut lagi serpihan itu, aku kumpulkan lagi semuanya.
    Aku menangis.
    Hujan pun jadi saksi.

    Apa karena aku hanya selir?
    Yang tidak dipedulikan raja.. jadi perhiasan raja yang menyakitkan aku.
    Aku ingin berlari kee. Berlari ke pondok kecil di savana itu. Bersama mu.
    Tapi kau buang semua yang aku punya.

    Dan aku mantrai peti ini.
    Kasih ini. Ketulusan ini.

    “Amore yang suci, amore yang telah menipu aku, aku bersumpah padamu. Dia akan mencari lagi peti ini ketika dia telah lelah dengan dunianya.. dia akan pergi ke Elysia lagi mencari aku atau kamu tapi dia tidak akan mampu menemukan kayu Cheddar yang seperti punyaku, karena dia akan terdiam dengan pedang nya sendiri. Dia akan tenggelam dengan diamnya dan petiku lah yang akan menyembuhkannya”

    Ku ucapkan doaku diantara bau hujan yang menusuk. Lalu dinginnya membelai. Hujan seakan merestui pahit yang aku rasakan.

    Aku berlari ke ruang paling gelapan di istana ini. Aku letakkan peti itu sendiri diantara lumut yang basah. Aku letakkan itu.
    Aku letakkan peti itu yang membisu.

    ”petiku, pemilikmu kini sedang memlalui peperangan yang akan menyakiti dirinya sendiri, bau kayu cheddar mu akan mampu untuk selalu kucium, tapi hanya aku yang rasakan sendiri, nanti bila tuanmu telah tiba aku yakin kau akan kembali padanya. Kau akan jadi miliknya, tidak akan ada yang mampu temukan mu petiku, kamu akan bersembunyi dalam tawa dan air mata, tapi jangan sedih.. bau mu masih tetap ku ingat. Baik – baiklah disini bersama hujan dan kesepian, lalu aku akan kembali kersama tuanmu atau mungkin tuan yang lain. Aku akan menutup mu bila kurasa tak mampu lagi dicambuk bau mu. Aku menutupmu ketika aku tak lagi punya darah. Aku akan tetap membuka mu, sampai tuan mu datang, dan dia akan bantu aku memindahkan mu kesamping perapian yang hangat. Tapi maaf untuk sekarang aku harus sembunyikan mu... jangan menangis petiku, aku baik – baik saja...”

    ****

    Aku kembali berlari dilorong antara hujan.
    Berdiri didepan kamar ku yang sunyi dan masih dibaui kayu cheddar itu.

    Aku masuk kedalam kamar ku, bersembunyi dalam selimut entah berapa lama, mungkin 18 jam tidak akan cukup. Ya aku bersembunyi dari bau kayu cheddar itu dalam tangis.
    Aku ucapkan kepada selimutku, hanya dia yang tau dimana aku menyimpan peti itu, dengan tertatih aku berbisik pada selimut ku yang lembut.
    “aku simpan peti untuk kee di hatiku...”
     
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. putriana_mika Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 25, 2011
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +2 / -0
    Ceritanya dalem skalie... Kiasan yg ipake jg bgus... ^^
    Klo km suka nulis, ikutan Kompetisi Cerita Cinta Bunga yuk...
    Klik ini http://on.fb.me/pEv1RA ya kalo mau ikutan
     
  4. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    bahasanya aduh, aku ga isa membaca dengan nikmat. Mungkin ini cerita tentang pemikiran dalam seoran wanita ya?

    penulisannya ga beraturan sering lompat2 setting seenaknya. Penjelasannya pun ga jelas, ditambha istilah2 yang digunakan juga rada2 aneh

    Bonarpate? aladin? robin hood?

    padahal terasa medieval, dan dunia mitologi.

    jujur gw ga tahan membaca sampai selesai, hanya sampai pertengahan doank karena ga ngerti \maksud e ( mungkin gw yang terlalu bodoh untuk mengerti )
     
  5. lyralykofos Members

    Offline

    Joined:
    Oct 24, 2011
    Messages:
    6
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +5 / -0

    makasii ya kakak.. wah iya nanti di ikut sertakan cerpen nya.. :)
     
  6. lyralykofos Members

    Offline

    Joined:
    Oct 24, 2011
    Messages:
    6
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +5 / -0
    makasi ya.. senengnya di kritik... memang plot nya agak lompat2 di buatnya,,, tapi agak ga jelas ya?? maaf ya.. baru belajar nulis, iseng2 nulis.. mudah2an tulisan selanjutnya bisa lebih di mengerti. hehe makasii kritiknya kakak... :)
     
  7. MaxMarcel M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    536
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,847 / -0
    Apakah gw yang berharap terlalu tinggi.

    Atau seluruh cerita ini sebenarnya merupakan metafora?
     
  8. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    bahasanya enak sekali! saya minta izin untuk pinjam gaya bahasanya buat cerpen saya yang baru. :hehe:
    overall saya menikmati sekali dengan cerpen ini... begitu indah, begitu detil,.. setiap percik perasaannya merayap-rayap di benakku ketika aku membacanya.. :terharu:
    cuma saja kalau saya editor, bakal banyak sekali yang perlu diedit... dari huruf besar dan kecil yang belum sesuai, salah ketik, juga bahasa yang kurang baku.. :maaf:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.