1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Diablo Rising

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Oct 19, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Genre : Supernatural / Drama / Tragedy

    Another spin-off Diablo Falling with a different universe. enjoy the new mainstream :)

    ***​

    Diablo Rising adalah mini seri yg merupakan spin-off dari Diablo Falling yg mengambil latar another universe yg tidak masuk kedalam 3 SAGA timeline DF.
    ini adalah fict baru dengan suasana mainstream yg baru juga dengan character yg sama (Elenna, Shade) dengan perbedaan realitas dan juga perbedaan storyline dari fict original.

    Reboot fict? nope. ini hanya merupakan sebuah spin-off yg menceritakan storyline DF yg bisa lebih mendekati reality dan lebih Noir.
    Pembaca yg belum membaca Diablo Falling pun dapat membaca fict ini karena ini merupakan fict stand alone. :D

    enjoy the fict happy reading :beer:


    [​IMG]

    Diablo Falling Spin-off (non-canon)

    By Heilel_Realz012

    Status : OnGoing


     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    for index 1 ok dude
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    for index 2 my friend
     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    1st Diagnostic – Traped Between Reality and Delusion



    File 1 – Meet the Subject Host-4D3

    Namaku adalah Elenna Magdalena. Aku adalah seorang asisten dokter yg belum lama ini meneliti seorang subject didalam asylum untuk menyelesaikan studiku. Banyak hari terlewati, dan aku sekarang sedang melangkah berjalan pada lantai keramik dengan lorong panjang dengan pintu – pintu terkunci kuat disekitarku ditempat ini London Asylum Facility.

    Teriakan, tangisan, dan suara tertawa terbahak – bahak adalah suasana yg sudah biasa aku dengar dari mereka, orang – orang yg kehilangan pikiran mereka dan terjebak dalam dunia yg ada didalam kepala mereka sendiri.

    Aku tidak tahu mengapa akhirnya aku terjun kedalam pekerjaan ini. Wanita – wanita kebanyakan tentu lebih memilih pekerjaan sebagai wanita karir. Apakah Ini adalah idelisme ku? Atau mungkin ini adalah keimananku. Aku melihat banyak kesedihan didepan mataku sendiri, dan aku tidak dapat melakukan apa – apa. Semua manusia yg diciptakan diberikan berkah oleh-Nya. Aku tahu kata – kata itu, dan mengetahui pula bahwa Tuhan menyayangi segala makhluknya.

    Dalam hatiku aku ingin menolong mereka semua orang – orang yg membutuhkan pertolongan dari keberadaan mereka orang – orang kejam yg berkeliaran diluar sana.

    Pemikiran yg simple dan mungkin terdengar childish. Tapi jika setiap orang hanya memikirkan tentang diri mereka sendiri, siapa yg akan peduli pada nasib mereka orang – orang yg tertindas dan teraniaya? Aku tahu, Tuhan tidak tinggal diam dan meninggalkan mereka. Namun walau begitu manusia tidaklah sepantasnya membiarkan saja dan bersikap acuh.

    Cinta Kasih adalah ajaran yg Dia ajarankan dan begitu kupegang dan kuimani dengan kuat. Mungkin itu menjadi alasan terbesar bagiku yg menjadi jawaban kenapa aku berada ditempat ini dan berusaha menolong orang sebisa yg aku bisa.

    “Datang lagi untuk menjenguk pasien room 4D3 Miss Elenna?” suara petugas rumah sakit jiwa dengan wajah tua sekitar 45 tahunan dengan kumis yg lebat berbicara padaku dengan posisi dirinya yg masih duduk pada meja kerjanya disamping pintu teralis terkunci yg memperlihatkan lorong panjang.
    Aku tersenyum dan menjawab perkataan sang bapak didepanku “Ya seperti biasa pak, masih ada hal – hal yg aku ingin ketahui dari dirinya.”

    “Pekerjaan yg melelahkan ya?” sang bapak berbicara sembari mengambil kunci yg terikat pada lingkaran kawat yg bersuara berdencingan karena banyaknya kunci yg terpasang dan saling bersentuhan.

    Dia kemudian berjalan keluar dari mejanya dan tiba dihadapan pintu yg terkunci itu dan kemudian membuka membuka gerbangnya lebar – lebar. Petugas itu melirik diriku yg berada dibelakangnya dan kembali berbicara “Aku harap anda tidak bosan meladeni sikapnya yg sangat pendiam itu.”

    “Aku selalu mencoba melakukan yg terbaik untuk mengerti apa yg dia pikirkan.” Dengan melepaskan senyuman aku menjawab dengan lembut.

    ***​

    Pasien yg berada di ruangan 4D3 yg hampir selama 4 hari ini aku coba teliti, tidak memberikanku jejak apapun untuk mengetahui tentang dirinya dan masa lalunya seperti Pekerjaan, tempat tinggal, kerabat, dan yang lainnya. Tidak ada jejak apapun yg dapat dilacak. Aku sempat putus asa dengan tugas yg diberikan oleh dokter dan juga putus asa untuk menolong dirinya. Apa yg bisa aku ketahui jika tidak ada jejak yg tersisa? Berasumsi mungkin dia termasuk imigran gelap yg datang keinggris karena itu dia tidak memiliki cfatatan apapun? Tapi jika menulis hal itu, apa yg dia lakukan disini?

    Said Ibrahim itu adalah nama pasien yg sedang kuteliti dan coba kutolong. Dia berumur 22 tahun, dan bergolongan darah A. catatan dari berkas yg aku pegang menjelaskan bahwa dia memiliki gangguan mental atau penyakit kejiwaan yg cukup akut. Dia memiliki perasaan terganggu dengan kehadiran orang lain, memiliki rasa kecemasan tanpa sebab, ketakutan berlebih pada kegelapan, gangguan delusi, kepanikan akan sesuatu yg tidak ada, dan dia selalu menyangkal dengan realitas yg ada.

    Said Ibrahim hidup dalam dunia dipikirannya sendiri. Selalu bercerita mengenai dunia pasca kehancuran dimana puluhan juta manusia mengalami kemusnahan besar – besaran dan hanya tersisa segelintir survivor. Dia mengatakan bahwa Tuhan pergi dan meninggalkan manusia dan yg tersisa hanyalah kesedihan, keputusasaan, dan rasa ketakutan.

    Aku tidak mengerti apa sebenarnya yg membuatnya terjebak dalam gangguan psikologis seperti itu. Hal apa yg terjadi pada masa lalunya dan menimbulkan hal itu semua?

    Dia selalu menceritakan mengenai alter ego dirinya yg merupakan salah satu dari survivor yg selamat dalam ceritanya itu. Sosok itu, mengenakan mantel hitam panjang dengan hoody dan berpakaian serba hitam bergerak mengikuti perintah dari kelompok yg dia naungi untuk menyelamatkan kondisi dunia yg kehilangan harapan.

    Seperti sebuah cerita dalam video games rpg yg sering dimainkan para remaja. Tapi itu tidak menjadi alasan bagiku untuk melecehkan atau menertawakan pemikirannya. Aku tahu, dia melakukan ini semua karena dia tidak mau menerima realita dunia yg ada.

    Sesuatu yg sangat buruk yg tidak aku dapat mengerti, mungkin terjadi pada dirinya. Kenapa Said menyembunyikan dirinya yg sebenarnya dan lebih memilih membiaskan imejnya pada tokoh yg dia buat sendiri dalam pikirannya? Tubuh dan dirinya bagaikan puzzle rumit yg sulit aku pecahkan.

    Catatan kepolisian tertulis, dia merupakan pengguna obat – obatan terlarang aktif dan pernah melakukan pembunuhan berantai. Dia semestinya mendekam dipenjara sangat lama atas apa yg diperbuatnya bila saja hakim tidak memutuskan bahwa dia mengalami gangguan kejiwaan. Aku membencinya atas prilaku yg telah dia lakukan. Aku membenci seorang pembunuh tapi aku ingin menolongnya.

    ***​

    “ckrek!!” Suara pintu besi yg terkunci terbuka. Aku yg sejak tadi berjalan menyusuri lorong panjang dengan pintu – pintu besi yg berderet disampingku, akhirnya sampai juga didepan kamar ruangan yg menjadi tujuanku. Petugas Asylum yg tadi mengantarkanku, telah membuka kunci karma yg terisolasi begitu rapat. Ini sudah kembali aku harus bertemu dengannya.

    “Kamu memiliki waktu 10 menit untuk bertemu dengannya Miss Elenna. Aku akan datang kembali dan membuka ruangan ini setelah waktunya habis.”

    “Iya Aku mengerti. terima kasih pak.”

    Aku menjawab dengan pelan sembari mengangguk mengerti. Petugas Asylum kemudian mendorong pintu besi yg terkunci itu dan memperlihatkan isi dari ruangan isolasi yg penuh karet busa pengamanan berwarna putih yg melapisi dindingnya. Tidk ada kaca ataupun perabotan didalam sana. Hanya memperlihatkan sebuah kubus busa dengan ventilasi udara dibagian atasnya. Ruangan isolasi adalah ruangan yg cukup mengerikan bagiku. Bagaimana mungkin seseroang bisa hidup ditempat seperti ini, terkurung dalam kesendiriannya sendiri.

    Aku kemudian melangkah masuk kedalam ruangan 4D3 yg memiki penerangan yg cukup terang itu. sang petugas yg telah melihatku masuk, kemudian kembali menutup pintunya dan kemudian menguncinya. Aku masih berada tepat didepan pintu masuk dan melihat keareah pasien yg sekarang sedang duduk bersender diujung ruangan dengan tubuh yang terikat pakaian putih yg dia kenakan.

    “Said.. ini Aku Elenna. Aku akan berjalan mendekatimu ok?”

    Aku berbicara berusaha untuk mengalihkan perhatiannya pada diriku dan melepaskan lamuan kosongnya yg sejak tadi dia lakukan. Sekitar 2 menit aku menunggu dan tidak ada jawaban apapun yg keluar dari mulutnya. Aku berpikir, dia menolak kehadiranku disini. Suatu bentuk tindakan yg biasa dan selalu dia lakukan padaku.

    Aku kemudian melangkah berjalan dari tempatku, melangkah mendekatinya dengan perlahan. Tidak ada tanda – tanda darinya yg terusik dengan kehadiranku. Aku melihatnya dengan kedua mataku, Said Ibrahim masih terdiam melamun memikirkan suatu hal dengan memperlihatkan tatapan kosong.

    Aku berlutut didepan dirinya dengan tetap terus memandang wajahnya yg terdiam. Apa yg sebenarnya dia pikirkan? Aku bertanya – tanya dalam hati dan terus menandangnya dengan kebingungan.

    “Said.. ini aku Elenna. Kau mengingatku kan? Aku datang kemari untuk melihat kondisimu lagi.. bagaimana perasaanmu sekarang?”

    Aku berbicara namun Said tetap tidak memberikan respon apapun. Aku menjadi semakin kebingungan. Ini adalah pertemuanku lagi dengannya ketika 3 hari yg lalu aku mendapatkan serangan darinya ditempat ini. Apa dia mengingat kejadian itu? aa dia mengingatv rasa sakit itu ketika petughas datang dan memukulinya dengan pemukul yg keras?

    “Elenna..”

    Tiba – tiba saja suara terucap dari mulutnya dengan wajah dan tatapan kosong yg sejak tadi tidak berubah. AKu yg mendegar itu kemudian menjawabnya. “Kau mengingatku Said? Ya, ini aku Elenna..”

    “Tolong jangan menyembunyikannya lagi..”

    “Menyembunyikan? Aku tidak menyembunyikan apa – apa darimu Said.” Aku menjawab perkataannya dengan pelan dan kebingungan dengan maksud dari perkataannya itu.

    Said diam cukup lama setelah mendengar jawaban dariku. Aku yg benar – benar penasaran dengan apa yg dimaksudkan oleh pasien ini, akhirnya memberanikan diri kembali berbicara padanya. “Aku tidak mengerti dengan perkataanmu Said. Aku benar – benar tidak menyembunyikan apa – apa.”

    Said yg sejak tadi melamun, tiba – tiba saja menggerakan kepalanya tegap dan memandang kearah wajahku dengan tatapannya yg begitu tajam seraya kemudian berbicara lantang dan membuatku begitu kaget.

    “Kau berbohong padaku!! Katakan padaku dimana anak kita berdua sekarang berada!!”



    ********​
     
  6. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update file 2 :onsen:

    File 2 – The Sinner Mother

    Kata – katanya mengingatkanku pada masa lalu yg sangat ingin aku lupakan. Ya, ingatan mengerikan yg telah menghancurkan hidupku dan juga seluruh impianku di masa lalu. Entah kenapa, kata – kata pasien yg berada didepanku ini yg terus berceloteh tentang anaknya membuatku teringat dengan anakku sendiri. Darah daging yg aku sangkal dan aku buang tanpa belas kasihan.

    Ketika itu, ketika malam yg mempelihatkan kegelapan pekat dan kelam yg disertai dengan suara hujan deras yg mengguyur kota London, aku berjalan melangkah untuk kembali pulang ke losmenku. Ulang tahunku yg ke 18 dan pesta kejutan yg diberikan oleh sahabat – sahabatku di restoran tempat kerjaku, telah membuatku merasakan kebahagiaan.

    Tapi semua itu hanyalah kebahagiaan sesaat sebelum mimpi buruk yg sebenarnya terjadi. Tangan – tangan hitam dan gelap tiba – tiba muncul dan memegang tubuhku, menarikku dengan keras yg sedang berjalan di pelataran trotoar. Payung yg aku pegang jatuh tergeletak ditempat sebelumnya aku berdiri. Mereka yg menyeretku dengan paksa akhirnya menjatuhkanku di ujung jalan gang yg buntu terhalang dinding besar yg tinggi dan yg terdengar oleh telingaku hanyalah suara – suara tertawa mereka yg tertutupi oleh suara hujan.

    Aku benar – benar merasakan takut, apalagi setelah aku melihat wajah pemuda – pemuda berandalaan yg tersenyum menyeringai dengan bola mata yg mengerikan menatap tubuhku yg basah terguyur hujan.

    Mimpi buruk akhirnya terjadi, kelima pemuda berandalan itu menyakitiku dan berusaha mengambil apa yg paling berarti dalam diriku. Aku berteriak aku menangis tapi tidak ada seorangpun yg datang menyelamatkanku. Dalam hati orang yg percaya, aku memamnggil – manggil nama-Nya memohon agar Dia memberikan pertolongan dan membuatku terhindar dari mimpi buruk ini.

    Tapi kenyataannya, Dia tidak memberikan pertolongan apapun padaku…

    Aku terbangun dan mimpi buruk itu yg terus menghantuiku dan membuat sikapku berubah dan tidak dapat mempercayai siapapun. Aku memiliki banyak teman yg menyayangiku, tapi perlahan – lahan mereka pergi karena sikap yg aku lakukan dan akhirnya aku sendirian meratapi nasibku yg sedang mengandung anak haram didalam rahimku.

    Aku membenci mereka berandalan itu, dan aku juga membenci anak ini. Anak yg tidak kuinginkan, anak yg tidak kuharapkan yg membuat hidupku berantakan dan membutku ditinggalkan oleh orang yg begitu aku cintai.

    Aku membuangnya, aku membunuh darah dagingku sendiri. Aku merasakan rasa bersalah yg teramat sangat dan memohon pengampunan pada Tuhan atas apa yg telah kulakukan. AKu menangis terisak – isak didepan altar dan sadar dengan jelas Aku telah jatuh dalam dosa dan melupakan perintah-Nya. Aku tahu aku tidak akan termaafkan karena dosaku terlalu besar untuk dihapus. Pada akhirnya Nerakalah yg akan menjemput seorang ibu yg berdosa seperti aku ini.

    “Katakan dimana anakku!!! Katakan dimana anakku!!”

    “Dia baik – baik saja bersamaku Said.. kamu tidak perlu khawatir, dia aman bersamaku..” aku berbohong padanya. Aku berbohong mengenai anakknya yg tidak perlu ada di dunia ini.

    “Dia aman..? anakku aman?”

    “Iya, dia aman.. tidak ada orang jahat manapun yg akan menyakitinya. Aku selalu menjaganya. ”

    Said yg mendengar kata – kata lembut dariku, terdiam memandangku. Dia yg sebelumnya begitu marah dan berbicara dengan lantang akhirnya menjadi diam dan menundukan kepalanya. “Aku ingin menemui putriku.. aku ingin menemuinya..”

    “Kamu akan bertemu dengannya ketika kondisimu lebih baik dan keluar dari tempat ini.”

    Aku tidak pernah tahu, apakah dia bisa sembuh dengan cepat dari gangguan kejiwaannya dan menyadari bahwa dia tidak pernah memiliki keluarga, istri, ataupun juga anak. Said selalu berceloteh bahwa aku adalah istrinya dan dia selalu meminta maaf hingga menangis atas apa yg telah dia lakukan pada diriku. Dia tidak bisa menjadi seorang ayah yg baik, dan terus meminta maaf karena meninggalkanku dalam kesendirian untuk membesarkan satu – satunya anak kami.

    Aku dapat merasakan perasaannya yg begitu menyayat hatiku. Walaupun mungkin itu hanyalah sebuah delusi atau halusinasi dibawah alam sadar yg terkuak, entah kenapa aku merasakan apa yg diucapkannya, perkataan maafnya terasa benar – benar nyata.

    Dia benar – benar merasakan rasa bersalah begitu dalam atas apa yg dia lakukan pada istri dan juga Putrinya..


    ***​


    “Jadi apa yg kamu temukan dari penelitianmu selama ini Miss Elenna?”

    Suara seorang Pria yg tengah duduk di meja bersamaku dengan pelataran indah sekeliling kami yg memperlihatkan sungai indah yg sedang mengalir. Aku Elenna sedang duduk disini bersamanya tepat ketika waktu makan siang telah tiba.

    “Dia tidak berbohong dan benar – benar positif mengalami gangguan psikologis.” Aku menjawab pria didepanku sembari mengocek cappuccino yg kupesan dengan sendok yg kupegang dengan tangan kananku.

    “Aku masih tidak bisa menerima bahwa apa yg telah dia lakukan adalah murni karena gangguan kejiwaan yg dia miliki. Terlalu sistematis dan terencana semua pembunuhan yg dia lakukan walaupun tidak ada satupun motif yg mengarah padanya untuk melakukan semua itu.”

    “Kenapa sekarang anda tidak beusaha menerima semuanya dan menutup semua kasus itu Detective Pierre?”

    “Aku akan melepaskan Said Ibrahim jika dia memang tidak bersalah dan bisa benar terbukti bahwa Alter egonya Shade Linecore lah yg telah melakukan serangkaian pembunuhan itu. Tidak dapat dipungkiri, bahwa semua korbannya adalah orang – orang yg tepat?”

    “Tepat? Maksud anda apa Detective Pierre?”

    “Dia telah membunuh mereka, orang – orang yg memang sepantasnya mati.”


    ***​


    Aku terdiam setelah mendengarkan kata – kata dari Detective yg selama ini menangani kasus pembunuhan yg dilakukan Said Ibrahim. Pierre Fabvre Yehezkiel, seorang detective yg terbilang masih cukup muda dan dan memiliki record cukup baik dalam pekerjaannya dimana dia tetap mencoba menegakan keadilan di dunia yg sekarang telah terasuki oleh manipulasi, tangan – tangan kotor, dan semua hal kebusukan rahasia.

    “Mungkin dia bisa disebut sebagai pahlawan karena telah melenyapkan orang – orang yg memang sepantasnya mati. Tapi bagaimanapun juga tindakan pembunuhan itu tidaklah bisa dibenarkan bagaimanapun alasannya.”

    “Dengan kondisinya yg menkhawatirkan seperti itu, anda masih tetap ingin memasukan dirinya kepenjara?”

    “Tidak.. karena itulah aku memintamu untuk datang kemari Miss Elenna. aku ingin meminta bantuanmu untuk mengetahui lebih dalam tentang dirinya dan juga tentang Alter Ego nya yaitu Shade Linecore.”

    Aku terdiam sejenak setelah mendengar kalimat yg diucapkan pria didepanku. AKu kemudian mengambil cangkir berisi capphuchino dan kemjudian meminumnya sedikit.

    “Mungkin ini berat, Tapi aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa kecuali padamu Miss Elenna. Kau satu – satunya orang yg bisa membuatnya bercerita tentang apa yg ada dipikirannya dan hal itu adalah sesuatu yg orang lain tidak bisa lakukan. Dia menolak semua orang kecuali dirimu. dan karena itulah aku sangat berharap besar kamu mau untuk membantuku.”

    Aku tidak menjawab apapun. Aku bingung apa yg harus kulakukan selanjutnya. Untuk mengetahui dan memahami Said Ibrahim saja sudah sangat sulit dan rumit, apalagi mencari tahu mengenai Alter Ego-nya.Semua hal yg telah aku lakukan dan penelitian yg aku jalankan telah memberikan ku begitu banyak pertanyaan dan juga rasa sakit kepala untuk memahami hal diluar nalarku. Aku ingin menghentikannya, namun aku tidak sanggup untuk meninggalkan seseorang yg membutuhkan pertolonganku itu. Ya, aku tidak bisa membiarkan Said Ibrahim terus terjebak diantara dunia delusi dan juga kenyataan.

    Detective Pierre pamit padaku karena ada tugas yg harus dia kembali kerjakan. Pria itu memberikanku kartu namanya dan mengatakan padaku bila dia bersedia membantunya, tolong hubungi nomor yg tertera disitu. Aku tersenyum padanya dan mengerti juga berjanji akan meneleponnya jika aku menerima tawarannya. Dan sekarang aku memilihnya dan kembali tempat dimana Subject Host-4D3 terisolasi dan terkurung ketat. Aku telah menetapkan hatiku untuk mengungkap semuanya.

    Aku tidak akan menyerah untuk mencari tahu dan terus menggali tentang dirinya dan juga Alter Ego-nya Said Linecore yg mungkin menjadi kunci dari semua teka - teki yg sulit sekali dipecahkan.


    *******​
     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update file 3 :toa:

    File 3 – Alter Ego Shade Linecore

    Didalam ruangan isolasi 4D3 yg kosong tanpa ada perabotan apapun yg terlihat, tiba – tiba saja pintu besi yg merupakan jalan masuk keruangan itu berdecit menandakan kunci gripnya terbuka dan perlahan – lahan ruangan tanpa jalan masuk itu memperlihatkan celah yg terbuka.

    “Said Ibrahim, pastur Selvandor datang untuk melihat kondisimu.” Suara petugas yg membukakan pintu berkata namun tidak digubris oleh Said yg masihb bersandar meringkuk diam.

    “Dia selalu bersikap seperti itu.” petugas asylum menggaruk – garuk kepalanya seraya melihat kearah Pastur tua yg mengenakan pakaian hitam dengan rosary yg dikalungkan dilehernya yg bernama Selvandor.

    “Tidak apa – apa.. aku akan berusaha untuk mengajaknya bicara.”

    “Baiklah bapak, anda mempunyai waktu 10 menit untuk berbicara dengannya.”

    “Aku mengerti, terimakasih telah mengantarku.”

    Petugas asylum mengangguk dan kemudian kembali menutup pintu ruangan dari luar meninggalkan Said Ibrahim bersama dengan pastur Selvandor. Pastur Selvandor memandang Said didepan pintu cukup lama. Dia kemudian melangkah berjalan mendekat menuju kearah pasien yg mengalami gangguan psikologis itu dengan tidak melihat gerakan apapun dari subyek yg dipandangnya.

    “Ini sudah lama sekali aku tidak melihatmu Said Ibrahim”


    Kita akhirnya bertemu lagi Shade Linecore


    ***​


    Aku duduk bersandar dimeja kerja didalam apartemenku menghela nafas mencoba mengistirahatkan sejenak tubuhku yg lelah dengan rutinitas pekerjaan dan juga penelitianku. Tak terasa, hari ini telah berganti malam. Bagiku, waktu berlalu terlalu cepat disetiap hariku. Rasanya 24 jam tidaklah cukup untuk seorang manusia menikmati kehidupannya. Entah kenapa terlalu singkat. Mungkin juga disebabkan karena sibuknya pekerjaanku ini.. pekerjaan melelahkan yg membuat tubuhku lemas beserta juga pikiranku.

    Aku yg telah merasakan cukup istirahat dengan bersender sejenak, akhirnya bergerak mengambil tas milikku dan mengeluarkan buku besar yg berisi laporan yg selalu aku bawa. Buku dengan sampul merah tua gelap itu aku ambil dan kuletakan pada meja kerjaku yg terlihat “cukup bersih” dengan laporan – laporan yg berserakan dimana – mana.

    Dengan perlahan aku membuka lembaran kertas dan membaca kembali, laporan apa yg telah aku dapatkan hari ini. membaca dengan perlahan dan mencoba memahami.

    Shade Linecore sosok manifestasi imajiner yg menjadi refleksi dari pasien room 4D3. Apa yg coba aku tangkap dari segala cerita yg aku dengar dari mulutnya, semuanya berkaitan dengan nama itu.

    Said Ibrahim mengatakan padaku mengenai Neraka. Suatu tempat mengerikan dengan kobaran api yg menyala – nyala dan sungai darah juga nanah yg mengalir deras melelehkan jiwa – jiwa pendosa yg dia lihat dengan kedua matanya secara langsung. Setan – setan yg tertawa dan juga lengkingan suara mereka yg begitu menyeramkan, membuatnya begitu sangat takut dan merasakan ingin keluar dan bebas.

    Aku mengatakan padanya bahwa apa yg dia lihat bukanlah bentuk sebenarnya. Aku menyentuh wajahnya dan mengatakan bahwa akulah refleksi kenyataan itu. sesuatu yg terlihat dan sesuatu yg dapat disentuh bukan sebuah halusinasi dunia yg berputar menutupi mata dalam ilusi.

    Dia menolak dan mendorongku hingga terjatuh kebelakang. Said mengatakan dengan lantang bahwa dia berbicara dengan Shade dan sadar dengan bentuk kenyataan yg sesungguhnya. Tidak ada Tuhan, Tidak ada Surga yg damai, hanya menyisakan dunia penuh kehancuran dengan setan dimana – mana dan merupakan bentuk nyata dari Neraka itu sendiri.

    Dia berkata melihat rombongan malaikat berjubah putih dengan sayap bercahaya melayang diperbatasan langit. Said berteriak kencang meminta pertolongan pada mereka, agar mau menolong manusia yg mengalami siksaan dan juga ketakutan akibat dari invasi para setan. Malaikat tetap diam dan hanya melihat semua kesedihan dan kengerian tetap terjadi. Said merasakan bahwa ini adalah bentuk balasan akibat yg harus diterima Shade Linecore atas apa yg dia perbuat.


    Dia yg memulai semuanya itu, harus menghentikan segalanya sendirian dengan tangannya sendiri.​


    Said menyesali atas semua pembunuhan yg dia lakukan dengan kedua tangannya. Dia mengatakan padaku bahwa Shade Linecore tidak bersalah. Dia bukanlah membunuh manusia tapi dia membunuh gerombolan setan yg selama ini terus menyakiti dan menganiaya manusia yg tidak berdaya. Dia mengatakan padaku bahwa dia sudah lelah dengan semuanya, dia tidak sanggup lagi menaggung beban bersalah yg dia tanggung atas apa yg terjadi pada dunia.

    Shade Linecore ingin mendapatkan penghakiman atas apa yg dia perbuat dan begitu berharap pada Tuhan agar menghukumnya dan menghentikan semua kekacauan, kesedihan, ketakutan yg meliputi dunia ini.

    Tapi Tuhan tidak menjawab apapun dan tidak pula mengubah apapun.

    Said Ibrahim merasakan bahwa hidupnya seperti telah tewas dan terkekang dalam penyiksaan rasa bersalah yg abadi. Dia ingin mendapatkan pengampunan, dia ingin mendapatkan hukuman pasti dan terbebas dari lingkaran tanpa ujung yg mengembalikan posisinya ketempat semula dan kembali merasakan kepedihan yg menyayat hati.

    Setelah mengatakan semua hal yg ada dikepalanya, Said terdiam dan menundukan kepalanya. Aku yg mendengarkan semua itu dan jujur tidak begitu mengerti dengan apa yg dia katakan, bisa merasakan sesuatu hal yg berat, perasaan bersalah yg begitu dalam, dan keputusasaan atas nasib yg dia terima. Aku tidak tahu, apakah ini adalah bentuk dari semua perasaannya atas apa yg telah dia lakukan dan atas segala pembantaian keji yg tidak dapat dia cegah.

    “Elenna.. kamu percaya dengan segala hal yg aku katakan?” tiba – tiba saja Said berkata dan menggerakan kepalanya seraya menatapku dengan mata yg begitu sayu.

    “Aku percaya padamu.. Aku percaya pada ceritamu Said” Aku berbohong lagi padanya.

    Cara itu adalah hal yg selalu aku lakukan. Kembali berbohong untuk membuat dirinya tenang. Tapi sikap yg berbeda dia tunjukan padaku sekarang. dia menatapku dengan serius dan kemudian berbicara, bertanya padaku apa warna mata miliknya. Aku memandang serius kearah wajah Said dan menyidik – nyidik bola mata miliknya yg terpampang jelas didepan mataku.

    Bola mata berwarna coklat dengan garis kebiruan yg tipis terlihat dilingkaran terluar warna matanya. Secara samar – samar muncul dan mneghilang. Aku yg melihat fenomena itu akhirnya menjawab bahwa bola mata miliknya adalah berwarna biru seindah batu ruby yg indah.

    Said menyipitkan matanya dan kemudian kembali bersender pada dinding seraya menundukan kembali kepalanya. “Kau pembohong.. kau tidak bisa melihat realitas dunia yg sebenarnya dengan kedua matamu itu. Kau tidak bisa melihat warna mata milikku yg berwarna merah kelam dan kau juga tidak bisa melihat mereka, para setan yg sejak tadi mengelilingi dirimu dan siap melahap jiwamu.”

    Kata – kata mengerikan yg terdengar dari mulutnya. Sesuatu yg sampai sekarang membuatku merasakan takut walaupun telah berada di apartemenku sendiri.

    Para Setan mengawasiku dan menunggu saat yg tepat untuk menelan jiwaku. Sesuatu kata – kata bodoh dan menggelikan. Tapi kenapa aku merasakan tubuhku mengigil? Kenapa kata – katanya serasa benar – benar nyata?


    ********​
     
  8. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :nikmat:

    File 4 – Mirror Reflection

    “Bagaimana kondisimu sekarang Said? Kau merasa lebih baik?”

    Sangat menggelikan melihat kondisimu seperti sekarang Shade..

    Pastur Selvandor yg duduk didepan Said berbicara pelan dan kata – kata yg terdengar begitu bersahabat. Namun dalam pendengaran sang pasien yg sedang dikunjungi itu, dia mendengar suara lain yg juga berbicara padanya.

    “Aku tahu, kamu tidak sungguh – sungguh berniat melakukan tindakan keji itu. Kau harus berusaha memaafkan dirimu sendiri dan berdoa meminta ampun kepada-Nya. Tuhan akan memaafkan dosamu jika kau benar – benar mau bertobat.”

    Semua orang memiliki setan didalam dirinya, kau telah melakukan hal yg tepat dengan membebaskan jiwa – jiwa yg tersesat itu. Tuhan tidak peduli dengan semuanya, pada akhirnya manusia harus bertindak dengan kehendaknya sendiri.

    Said terdiam tidak menjawab apapun. Pastur Selvandor yg sebelumnya berbicara ramah, hanya bisa diam memandang kebingungan.

    “Walaupun dia gagal menahan gejolak dari sisi lain yg ada didalam dirimu dan berakhir dengan tragedy berdarah, Aku yakin Sister Sannael memaafkan apa yg telah kau lakukan padanya.”

    Kau salah Shade Linecore.. walaupun kau membunuh mereka yg suci, itu tidak akan mengubah apapun. Pengorbanan yg dia lakukan tidak berarti apa – apa dan tidak mengubah apapun. Apa kau mulai menyadari sekarang? kau telah berakhir menjadi pembunuh berdarah dingin, bukan menjadi pahlawan, ataupun juga Messiah. Kau adalah pendosa dan bukanlah seorang Saviour.

    Said tidak menunjukan tanda – tanda apapun, baik menjawab atau melihat kearah pastur Selvandor. Dia tetap diam dalam posisinya bersender pada tembok diujung dengan tatapan kosong dengan kepala yg menunduk.

    “Aku rasa kau masih tidak mau berbicara denganku sekarang.. mungkin nanti di lain waktu, kau mau untuk berbincang – bincang denganku.” Pastur Selvandor berbicara dan setelah itu dia kemudian berdiri dan membalikan badannya bersiap untuk keluar dari ruangan.

    Belum sang pastur mulai melangkah berjalan, tiba – tiba saja Said berbicara pelan dan membuat Pastur Selvandor sedikit kaget.

    “Apapun perkataan yg kau ucapkan tidak akan membantu apapun Bapa. Tidak ada seorangpun yg dapat mengerti. Tidak ada seorangpun yg bisa memahami apa yg sebenarnya tengah terjadi didunia ini, baik Aku, engkau Bapa, bahkan semua manusia di dunia ini. Hanya dia.. ya, hanya dia yg bisa menjawab semuanya.. Shade Linecore.”

    Pastur Selvandor terdiam sejenak dan kemudian menarik nafas dalam lalu membuangnya. Dia kemudian membalikan badannya, dan memandang Said yg sedang duduk bersender dengan posisi dirinya yg sedang berdiri.

    “Shade Linecore tidak pernah exist di dunia ini.. kenapa kau tidak juga dapat mengerti Said Ibrahim?”

    Said tersenyum mendengar hal itu dan kemudian tertawa kecil sebelum akhirnya dia kemudian memandang pastur Selvandor dengan tajam. “Kaulah yg tidak mengerti Bapa. Semua hal didunia ini adalah kebohongan. Sosokmu, kata – katamu, dan semua sikap baikmu itu hanyalah cerminan refleksi yg membungkam semua realitas. Imanmu adalah debu yg tertiup angin. Mengabdi untuk kekosongan.”

    “Said kenapa kau berbicara seperti itu..?”

    Bukankah lebih baik terperangkap dalam kedamaian palsu daripada harus melihat kehancuran besar yg nyata Shade? lebih baik membungkam keyataan daripada membukanya lebar – lebar bukan?

    “Kata – katamu itu busuk Selvandor.. Aku tahu kebenaran, dan segalanya terlihat jelas dimataku. Kau tidak berniat menyelamatkanku. Kau tertawa terbahak – bahak dengan bola mata merah yg kau miliki dan berusaha menjatuhkanku lebih dalam ke tingkatan terendah bagian Neraka. Aku tahu wajahmu yg sebenarnya Selvandor. Aku tahu apa yg kau inginkan dariku!!!”

    Shade bebricara cukup keras dan lantang hingga membuat pastur Selvandor terperanjat begitu kaget melihat segala sikapnya. Pastur Selvandor menggeleng – gelengkan kepala dan melihat pasien yg mengalami gangguan mental masih memandangnya dengan benci.

    “Kau terperangkap dalam pikiranmu sendiri Said Ibrahim.. Semoga Tuhan membukakan matamu dan menyadarkanmu.”

    Lebih baik bagimu untuk menerima dunia yg sekarang, dan melupakan semua hal yg kau ketahui.


    ***​


    Rabbit hole.. lubang gelap yg membawa Alice Riddle ketempat yg seorangpun tidak tahu. Dunia yg hanya dimngerti oleh dirinya sendiri dan tidak akan dapat dimengerti orang lain. “Wonderland.”

    Tiba – tiba saja aku teringat dengan dongeng masa kecilku mengenai Alice in Wonderland. Membaca kata demi kata dari laporan yg sebelumnya kutulis menggiringku untuk beropini seperti itu. Said Ibrahim seperti Alice Riddle yg terjebak dalam dunia yg dia buat sendiri didalam kepalanya. Dunia yg begitu simple yg mengakui ke eksistensian dirinya dan dunia yg terlalu rumit untuk dapat ditelaah oleh orang lain.


    Apakah dunia Wonderland seperti dalam cerita itu bisa exist?​


    Aku meletakan file laporanku dimeja kerja dan bergerak dari keterdudukanku berjalan kekamar mandi apartemenku. Aku yg telah sampai disana, kemudian membuka keran diwastafel dan selanjutnya membasuh wajahku sendiri berusaha mendapatkan kesegaran di suasana luar yg semakin larut.

    Air yg keluar dari keran wastafel mengalir deras dan aku sejenak terdiam memegang wastafel itu memikirkan sesuatu didalam kepalaku. ‘Ini semua mengenai hidup’ dalam hatiku aku berkata. Aku berjalan pada langkah yg kabur untuk menyelamatkan orang – orang yg merasakan tidak lagi memiliki tempat dan tidak lagi memiliki kehidupan. Hidup itu dilahirkan dan berjalan selaras dengan komunitas, bersimbolkan sistem masyarakat dan sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian.

    Said Ibrahim adalah salah satu dari subjek yg terkucilkan dari sistem yg ada dalam masyarakat. Dihindari, dianggap gila dan hanya dapat menyendiri dengan dunianya sendiri yg lebih mengerti dirinya. Seperti Alice riddle, Dia memeluk erat dunia “lain” dan menolak dunia nyata tempat dimana dia hidup. Gangguan mental, kejiwaan yg berbelok, psikologis yg retak.. tidak dia tidaklah gila. Dia hanya sendirian dan tidak tahu siapa yg bisa mengerti keadaan dirinya selain dirinya sendiri.

    Seperti diriku sendiri. Hidup dalam topeng senyuman dan keceriaan yg aku pancarkan sebagai imej yg terlihat oleh orang lain. Tapi pada kenyataannya, aku ini lemah dan masih merasakan beban rasa bersalah yg terus menghantuiku. Aku tidak dapat keluar dari kekangan itu. aku terjebak didalam dan kehilangan kuncinya.

    “kreeet.” Suara keran di wastafel berputar kututup menggunakan lengan kananku untuk menghentikan aliran air deras yg keluar. Aku melihat air yg tergenng perlahan menyurut masuk kedalam lubang saluran pembuangan. Melihat wastafel yg tadinya penuh air menjadi kosong, seperti hatiku yg juga sekarang mengalami kehampaan.

    Aku yg menundukan kepalaku sejak tadi, kemudian mengangkat kepalaku dan menatap cermin cukup bear yg ada didepanku. Aku melihat pantulan dari wajahku sendiri. Wanita dengan kulit putih bersih, berbola mata coklat indah, dan rambut panjang agak ikal sepunggung yg kelihatan begitu lelah.

    Aku merasakan sedang melihat sosok diriku sendiri di masa lalu. Elenna yg merasakan beban berat, elenna yg merasakan rasa sakit dan juga kebencian yg begitu dalam. Aku tidak tahu, kenapa tiba – tiba saja mata kananku mengalirkan air mata. Aku hanya merasakan bahwa aku sedang melihat diriku sendiri yg apa adanya tanpa segala hal yg kusembunyikan dan kututupi dari cermin ini.

    Aku ingin menebus segala dosaku. Ya, dosa itu.. dosa pada anakku sendiri.



    “Mom..”



    Aku terperanjak kaget mendengar suara yg memanggilku. Keringat dingin membasahi leher dan tubuhku. Ya, aku baru sadar, ternyata tadi aku tertidur dan mengalami mimpi. Mimpi berat mengenai pekerjaan dan juga mengenai hidupku.

    Aku bangun dari kursiku dan kemudian berjalan melangkah ke jendela besar kamar apartemenku dan kemudian menarik kesamping gorden berwarna biru yg sebelumnya aku gunakan untuk menutupi Susana luar kota London yg bisa terlihat dari kamar tempatku berada.

    Kegelapan pekat telah menyelimuti kota ini dengan cahaya – cahaya lampu yg telah menyala di setiap bangunan menerangi susunan bagian – bagian kota yg selalu sibuk dengan aktifitas masing – masing penduduknya. Aku kemudian memegang kaca jendela kamarku yg menghalangiku dengan dunia luar dengan telapak tangan kananku.

    Aku terdiam sejenak dan berpikir bahwa kaca yg sekarang kupegang ini, adalah penghalang diriku dengan suasana yg ada sebenarnya diluar. Tapi walaupun menjadi pembatas, aku masih dapat melihat realitas dunia dari tempatku berada sekarang.

    Dunia yg tercermin dari refleksi “sesuatu” dan menghasilkan segala bentuk suasana yg telihat oleh mata manusia. Benarkah itu adalah adalah dunia yg sebenarnya?

    Aku kaget dengan pikiran gila yg muncul tiba – tiba dikepalaku. Kaca yg sekarang sedang kusentuh ini yg membatasi diriku dan kehidupan diluar sana membuatku berpikir bagaimana jika sebenarnya posisi yg sama memang terjadi pada dunia ini?

    Bagaimana jika memang realitas dunia terhalangi oleh “sesuatu” dan memantulkan bentuk semu dari hal yg sebenarnya, dan selama ini yg dinikmati oleh manusia hanyalah bayangan? Bagaimana bila itu semua benar dan realita yg kulihat dan kurasakan ini adalah bentuk ilusi dan tidak ada seorangpun yg pernah menyangka dan menyadarinya?


    *******​
     
  9. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :matabelo:

    File 5 – Fall to The Mindset

    Aku tahu ini tidak benar, beranjak dari apartemenku dan mengendarai mobil menuju kearah Asylum diwaktu yg hampir tengah malam seperti ini. Aku tahu itu adalah hanya pemikiran gila yg tiba – tiba datang dikepalaku, tapi entah kenapa rasanya ada yg ingin aku tanyakan padanya saat ini juga. Jika benar apa yg aku terka, aku ingin tahu apa yg dia maksud. Apa arti dari visi yg selama ini dia lontarkan mengenai dunia dan Neraka. Apa dia gila, atau memang dia dapat melihat sesuatu yg tidak dapat orang lain lihat?

    Elenna mengendarakan mobilnya cukup cepat melewati alur jalan kota London yg masih berbinar dengan kesibukan di waktu yg hampir sangat larut. Sambil mengemudi, Elenna mengingat semua perbincangan yg dahulu terjadi antara dirinya dan Said Ibrahim.

    Api adalah symbol dari penyucian dan merupakan apa yg pemuda itu lihat dan ceritakan pada dirinya. kobaran api yg begitu besar yg membakar daratan. Semua bentuk kehidupan merasakan panasnya siksaan penghakiman yg ada tanpa terkecuali. Jiwa – jiwa manusia yg terikat pada tanah terbakar meringis, menangis, dan memohon untuk mendapatkan pengampunan namun tidak ada satupun yg menjawab. Mereka semua memanggil nama Tuhan hingga mereka berubah menjadi debu dan kembali dibangkitkan untuk kembali mengalami rasa sakit.

    Mereka para jiwa – jiwa yg telah kehabisan waktu, berpikir bahwa ini adalah penghakiman terakhir yg Tuhan berikan atas segala dosa yg mereka perbuat. Tapi mereka salah, penghakiman atas nama Tuhan belumlah terjadi. Jalan untuk kembali kepadanya telah hilang dimasa lalu. Semua jiwa yg bergerak tanpa arah, terjebak pada tanah yg dahulu diberikan untuk mereka jaga. Mereka tidak dapat kembali padanya dan selamanya terperangkap dalam rasa sakit abadi tanpa akhir.
    Aku tidak kuat untuk melihat segalanya dan mendegar teriakan dan semua rintihan mereka.. Aku hanya.. dapat percaya padanya.. Shade Linecore. Aku berharap dia menemukan jalan untuk membawa cahaya kedalam kegelapan pekat yg memperlihatkan semua kepalsuan ini.. Ya, Dia harus melakukannya dan membuat manusia sadar.

    Elenna memikirkan semua kata – kata yg dia ingat didalam kepalanya. Dia menyadari bahwa dirinya telah merasuk terlalu dalam dan hampir mempercayai semua kata – kata dari pasien yg sedang dia coba tolong. Tapi walaupun begitu, dia membiarkan semuanya. Membiarkan dirinya merasuk kedalam pikiran Said dan mencoba mengerti apa yg pemuda itu pikirkan.

    Jika ini merupakan bentuk pemikiran gila saja, semuanya akan selesai. Tapi jika ini bukan hanya bentuk pemikiran dari orang yg mengalami gangguan psikologis, ini akan menjadi hal yg lebih rumit.


    ***​


    Aku mencium wangi tubuhmu di udara, mengingatkan lagi berkas mimpi yg tersisa dibalik sanubari hatiku. Aku tahu semuanya adalah salah. tapi aku tidak ingin lagi kehilangan dirimu. Hanya untukmu.. demi dirimu aku tetap bertahan untuk hidup.

    Memanggil namamu.. memanggil jiwamu, aku tidak dapat memelukmu walaupun aku sangat menginginkannya. Aku kehilangan dirimu… lagi dan lagi.

    Tertinggal dalam kesendirian yg menyisakan kesedihan dan kekosongan. Tersenyum atas apa yg tidak pernah kuselesaikan. Melempar semua tanggung jawab yg ada untuk membangun kembali sesuatu yg lain, menyisakan serpihan dari kepalsuan yg berhamburan tanpa arah. Aku telah lelah.. sangat lelah.. jatuh dalam lumpur hitam penyangkalan.

    Tidak ada satupun yg dapat menolongku. Tidak ada satupun juga yg dapat menolongmu..

    Berikan aku senyuman itu, raut wajah indah yg memberikan ketenangan jiwa dan menguatkanku. Berikan aku keteguhan dalam kesendirian. Berikan aku ketetapan hati untuk menyelesaikan semua dosaku.


    ***​


    Elenna yg mengendarai mobilnya cukup cepat, akhirnya menghentikan laju mobilnya di lampu merah perempatan. Wanita yg mengenakan jaket panjang selutut berwarna putih yg menutupi dress hitam yg dia kenakan didalamnya, merasakan rasa ketidak sabaran yg kuat untuk segera sampai pada tujuan yg sedang coba dia capai. Entah kenapa perasaan itu tiba – tiba muncul begitu kuat. Perasaan yg tidak ia mengerti yg selalu menanyakan pertanyaan yg membutuhkan jawaban yg sangat ingin dia dengar sekarang.

    Memandang dengan sedikit lamunan, sang gadis yg sedang berada pada kursi kemudinya memandang orang – orang sedang berlalu lalang menyebrang dari jembatan penyebrangan. Menunggu dengan sabar, Sang gadis memperhatikan dua barisan orang yg berjalan berlawanan arah menyebrang dan melihat sesuatu yg mengejutkannya.

    Matanya terbelalak, memandang dengan fokus pada sosok seseorang yg sedang berdiri ditengah kerumunan lalu – lalang dan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Lelaki dengan rambut hitam agak ikal, mengenakan jaket hoody berwarna hitam dan celana PDL berwarna putih dibalut sepatu kats hitam, memandang dengan serius kearah salah satu ujung jalan.

    Said Ibrahim?! Apa yang kaulakukan ditempat ini?

    Elenna membuka kunci pintu mobilnya dan segera bergegas keluar dari kendaraannya, seraya berlari menuju kearah sosok yg dia kenal yg ada didepannya. Dia bingung kenapa pasien yg seharusnya terkunci rapat dalam ruang isolasi bisa berada di dunia luar seperti ini. bagaimana dia bisa keluar? Dan kenapa dia ada ditempat ini?

    Gadis yg sedang kaget itu sekarang dalam kebingungan. Ketika dia sampai pada tempat dimana sosok yg sedang dia lihat tadi berdiri, dia tidak menemukan siapapun disana. Bingung, benar – benar sangat bingung, tiba – tiba saja Said Ibrahim lenyap begitu saja ditengah kerumunan lalu lalang penduduk London yg sedang menyebrang. Sang gadis melirik kekanan dan kekiri mencoba mencari dimana orang yg tadi dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

    Apa yg sebenarnya terjadi padaku?


    TOOOOOEEEETTTTTTTTTTTT!!!!!!!!


    Elenna mendengar suara klakson mobil yg begitu kencang dari salah satu arah jalan. Sang gadis melihat kearah jalan yg tadi said Ibrahim pandang dengan begitu serius dan terpampanglah suatu moment yg benar – benar tidak dia sangka. Mobil taksi yg sedang berhenti dilampu merah, tiba – tiba mengalami benturan keras dan melayang cukup tinggi dan akhirnya terseret di jalanan dalam kondisi terbalik dan membuat perhatian semua orang teralihkan.

    Sebuah mobil besar yaitu mobil pembawa bahan bakar melaju kencang menabrak semua mobil yg menghalanginya dan membuat kekisruhan ditempat itu. Para lalu – lalang orang - orang yg menyebrang panic bukan kepayang dan bergerak keberbagai arah berhamburan menghindari benturan dari objek – objek yg tertabrak dan juga dari mobil besar yg kehilangan kendali itu.

    Elenna beranjak dari tempatnya berusaha mengindari mobil yg terkena benturan keras yg sedang melaju keras berusaha menabrak dirinya. sang gadis berlari ketengah jalan menghindari segala bentuk rentetan kecelakaan yg telah membuat beberapa orang yg berada disana terluka karena tertabrak dan terbentur keras.
    Pilihan yang salah. Elenna berhasil menghindari tabrakan beruntun itu namun dia sekarang harus berhadapan dengan mobil besar pembawa bahan bakar yg melaju miring kehilangan keseimbangan tepat didepan dirinya.

    Gadis yg menyadari nyawanya sekarang dalam keadaan bahaya, sadar dia tidak memiliki waktu lagi untuk bergerak menghindar. Elenna menggigit bibir bawahnya dan menggerakan tubuhnya agak menunduk pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya.


    Tuhan tolong aku..​


    Suara tabrakan keras terdengar dari arah belakang mobil pembawa bahan bakar dan membuat bagian belakang mobil itu mengangkat dan akhirnya melayang tinggi bergerak melewati tipis kepala Elenna yg sedang menunduk danj akhirnya jatuh tepat dibelakang sang gadis dengan sangat keras dan terseret jauh menghamburkan cairan bahan bakar yg tertumpah kejalanan.

    Elenna membuka matanya karena merasakan angin cukup kuat mengenai badannya. Tubuhnya terlihat bergetar kecil, dan matanya terbelalak tidak kuasa percaya bahwa dia selamat dari laju mobil yg sebelumnya berusaha menabrak tubuhnya.

    “Mommy!! Mommy!!!”

    Elenna membalikan badannya,dan memusatkan perhatian pada suara yg dia dengar jelas dari telinganya. Dia melihat seorang gadis kecil sedang duduk menangis ditengah jalan dan memanggil – manggil ibunya. Elenna sejenak terdiam melihat pemandangan itu dan akhirnya kaghet dengan sebuah percikan konsleting listrik yg melepaskan pijaran api kecil yg mengenai bahan bakar yg tergenang dijalan.

    Sang gadis berlari kearah gadis kecil yg sedang menangis itu, disertai disaat yg sama pula, rentetan api mulai muncul membakar genangan yg tertumpah kemana – mana. Dia tahu, dia tidak memiliki cukup waktu dan hanya meletakan dirinya pada posisi berbahaya. Tapi dalam hati kecil Elenna, dia tidak bisa membiarkan seorang anak tewas lagi didepan matanya.

    Sang gadis yang sedang menangis itu terus menatap kearah Elenna dan wanita yg mengenakan jaket putih panjang itu melepaskan nsenyuman dan kemudian berlutut memeluknya.

    Elenna berusaha beranjak dari tempatnya kini, namun dia melihat rentetan api telah sampai pada tangki mobil besar pembawa bahan bakar yg sekarang terguling dijalan. Dia kehabisan waktu, Ya.. dia tidak memiliki waktu yg banyak lagi untuk menghindar.


    BLEEEEEDDDDDAAAAARRRR!!!!!!


    ******​
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update file 6 :idws:

    File 6 - The World in Flames

    Gelap, Kekosongan, kehampaan.. Apa yg terjadi? Apakah aku telah tewas?

    Aku mendengar suara tangisan kecil yg terisak – nisak tepat didepan dadaku. Aku mencoba keluar dari kondisi itu dan perlahan membuka kedua mataku yg terasa begitu berat. Sangat kabur pandanganku kini, namun aku dapat melihat berkas cahaya menyilaukan masuk melesat ke retinaku dan mulai memaparkan semuanya secara perlahan.

    Memandang dengan lemah, aku dapat melihat wajahnya, seorang gadis kecil yg sekarang ini sedang kupeluk erat dengan kondisiku yg terbaring lemah dijalanan. Dia menangis memanggil – manggil ibunya, tapi tidak ada satu orang pendudukpun yg datang untuk menolong. Aku membutuhkan pertolongan. Tapi dalam hidup ini aku sadar, terkadang pertolongan tidak akan datang dan kita harus bisa keluar dari masalah yg mengikat dengan usaha kita sendiri. Hanya bisa percaya pada diri sendiri.

    ‘Tidak boleh berdiam diri.. Aku harus membawanya ketempat aman.’ Kata – kata yg terucap dihatiku dan membuatku kembali berusaha bangkit dari posisiku dengan tetap memeluk sang gadis cukup erat. Aku bangkit dengan perlahan dengan mengucapkan kata lembut pada sang gadis yg masih terisak menangis. “Semuanya akan baik – baik saja, jangan menangis ada kakak disini.”

    Gadis kecil itu menatapku, da aku hanya membalasnya dengan senyuman. Oh Tuhan, terima kasih engkau telah menyelamatkan hidupku dan anak ini dari ledakan besar tadi.

    Mencoba berdiri dengan perlahan untuk kembali bangkit, Aku melihat pula keberbagai arah mencari celah jalan keluar dari posisiku sekarang ini. Aku melihat kesekelilingku dan tidak dapat menemukan jalan keluar dimana rangkaian api itu sekarang sedang mengelilingiku, seperti menjebakku tepat ditengah – tengahnya untuk pasrah menunggu waktu habis dan terbakar hidup – hidup. Tidak ada apapun lagi, hanya ada kobaran api besar berada disepanjang penglihatanku, dan pencaran panasnya semakin lama mulai membuatku dapat merasakan kembali tubuhku dari rasa sakit yg tertunda sebelumnya.

    Tempat apa ini? dimana aku berada sekarang?



    BLEEEEEDAAAAAAARRRRRR!!!!!​



    Ledakan besar terdengar begitu nyaring dan menghempaskan tiupan angin yg cukup keras hingga membuat gadis kecil didepanku memelukku begitu sangat erat. Aku menggunakan lengan kiriku berusaha menutupi wajahku dari angin kuat yg bertiup menghempaskan debu – debu kotor. Aku memejamkan kedua mataku karena begitu kerasnya tekanan angin yg menyentuh kulitku. Tidak dapat melihat apapun, hanya bisa mendengar suara raungan yg membuatku takut.

    Saat itu aku sadar, sadar bahwa sekarang aku telah masuk kedalam wonderland. Tempat beralaskan kabut terpencil tersembunyi, dimana kegilaan liar memuncak tanpa batas yg tak dapat ku pahami.

    Aku terperanjat begitu kaget karena melihat kobaran api dimana – mana. Disekeliling sejauh aku memandang kearah manapun mata angin berada, yg ada adalah luapan api besar yg berkobar tinggi memperlihatkan pemandangan bangunan yg hancur roboh berantakan beralaskan langit merah lautan api kelam yg terlihat seakan hendak rubuh menimpa kami.

    ‘Dimana aku? Dimana ini? Tempat apa ini?’ kalimat pertanyaan yg terucap dalam hatiku sendiri dibarengi dengan rasa kebingungan yg begitu kuat dengan apa yg sedang terjadi sekarang. Sangat familiar. Begitu familiar dengan susunan bangunan yg ada. Ini London, ya aku tahu ini adalah bagian blok dari kota London. Tapi ini bukanlah tempat dimana aku tinggal dan hidup. Kenapa semuanya rusak menjadi puing – puing reruntuhan? Apa yg terjadi? apa yg sebenarnya terjadi disini?

    Gadis kecil yg ada didepanku yg sebelumnya kuselamatkan, melihat juga apa yg sedang aku lihat. Dia menangis ketakutan dan memelukku erat dan terus memanggil – manggil nama ibunya. Aku tidak tahu bagaimana cara agar aku dapat membuatnya tenang. Sekarang disaat ini saja akupun merasakan hal yg sama dengannya. Aku merasakan takut. Aku tidak tahu apa yg sekarang sedang terjadi pada diri kami berdua. ‘Oh Tuhan, tolong lindungi kami..’


    Dan mereka adalah jiwa – jiwa tersesat dalam kegelapan. Menapak pada dataran yg terkutuk dan tetap berharap pada harapan yg sebenarnya telah sirna. Mengucap doa ketika semuanya telah terlambat. Berdoa dalam kesia – siaan ketika waktu yg diberikan telah telah habis tak tersisa.


    Langit bergemuruh begitu keras. Tirai – tirai langit berwarna merah kelam yg berbentuk jilatan api yg mengikat kuat terbuka begitu lebar dan melepaskan hujan api yg membara yg berjatuhan pada dataran yg kehilangan berkah.

    Elenna tidak bergerak dari tempatnya. Dia yakin dalam hatinya ini hanyalah sebuah ilusi mata walaupun sebenarnya dia dapat merasakan udara panas ditempat itu dan debu – debu yg tertiup angin yg tercium oleh hidungnya.

    Gadis itu terpana melihat hujan api mulai berjatuhan membakar daratan dan mengobarkan kobaran api yg cukup besar membuat tempat itu penuh dengan pagar api merangkai.

    Dengan tubuh yg merasakan ketakutan dia melihat dengan seksama, ternyata api yg berjatuhan itu adalah tubuh manusia yg terbakar hebat yg melengkingkan suara memohon ampunan yg terlihat begitu kesakitan. Tubuh – tubuh manusia yg berdosa itu melihat kearah dirinya dan meminta tolong dengan lirih dan membuat sang gadis kecil dipelukannya berteriak ketakutan karena melihat pemandangan mengerikan yg ada disekitar dirinya.
    ‘Aku tahu ini semua tidak nyata. Ini hanya imajinasi.. hanya imajinasi.’ Elenna berkata dalam hatinya mencoba menguatkan pikirannya bahwa semua yg sedang dilihatnya sekarang adalah tidak nyata.

    Tubuhnya menggigil, merasakan ketakutan hebat karena suara yg terus meminta tolong itu bersuara tanpa henti. Elenna lalu menundukan kepalanya karena tidak kuasa melihat apa yg terpampang dihadapan dirinya sekarang. Langit terus memuntahkan api yg berjatuhan yg merupakan manusia yg terbakar kesakitan, memperlihatkan gambaran bentuk penyiksaan yg selama ini dia dengar dari ucapan pemuka agama.

    Oh Tuhan, inikah gambaran Neraka yg mengerikan itu? Aku mohon keluarkan kami tempat mengerikan ini.. Aku mohon ya Tuhan.


    “Kau seharusnya tidak berada ditempat ini..”


    Tiba – tiba saja sebuah angin lembut dan dingin berhembus menyentuh permukaan tubuhnya dan membuat Elenna mengangkat kembali wajahnya lurus kedepan melihat sesuatu telah bergerak menembus dirinya dari arah belakang.


    Bagunlah dari tidur panjangmu… Anak – anak yg ditinggalkan dan dianggap tiada.


    Terpana, Elenna melihat punggung sosok yg sekarang kini melangkah berjalan didepan dirinya. Sosok itu adalah sosok manusia yg mengenakan mantel hitam panjang dengan hoody yg menutupi wajahnya, dan sedang berjalan pelan dengan menyeret pedang hitam ditangannya.


    Terbangun.. Bola mata merah semerah darah memandang menyisakan kebencian terdalam. Melangkah membawa semua dosanya dan segala penyesalannya, berjalan tanpa Tuhan.. berjalan atas ketetapan hati yg tersisa.


    Aku kehilangan semuanya. Segala bentuk bantuan dan pengharapan yg mereka harapkan dari-Nya tak pernah sedikitpun kusentuh dan tak pernah kugengam. Jalan yg terpampang jelas dihadapanku kututupi sendiri dengan semua penyangkalanku. Aku menolak Tuhan.. Aku menolak Setan.

    Sekarang aku mendapatkan semua balasan yg memang harus kuterima. Tidak pernah beristirahat, tidak pernah dapat menghirup kebebasan. Perang, pertikaian, pertumpahan darah, penyesalan, harapan, keputus asaan, kesedihan, semuanya adalah kesia – siaan. Kedamaian yg diberikan tidak pernah terjaga, mengharapkan semuanya kembali namun segala telah terjadi.

    Aku adalah Lelaki yg membawa kehancurkan pada dunia.. lelaki yg membangkitkan kembali amarah Surga dan Neraka. Tak terhitung berapa kali kuucapkan kata maaf atas segala dosaku, dan berapa banyak air mata penuh sesal jatuh, namun tidak ada satupun yg membantuku kecuali diriku sendiri.

    Menjadi kekacauan itu sendiri, mejadi intisari dari Sammael.. berkelana pada perjalanan panjang dan entah dimana tujuan akhir yg harus kulalui. Katakan padaku Oh Tuhan, masih pedulikah engkau dengan mereka? jiwa – jiwa yg dahulu begitu engkau muliakan dari segala makhluk ciptaanmu yg lain.


    Sosok berjubah hitam yg memegang pedang hitam berhenti melangkah tidak jauh didepan Elenna dan juga gadis kecil yg dia peluk dengan hangat. Elenna memandang bagian belakang dari sosok hitam itu dan merasakan perasaan aneh dalam hatinya.

    Air matanya mengalir dengan tiba – tiba. Nafasnya mulai sesak, dia tidak tahu kenapa dia menangis. Dia tidak tahu kenapa hatinya begitu sakit melihat sosok pria itu. Kerinduan yg tersimpan, kerinduan pada sosok yg dia tidak kenal kini terpancar jelas dari wajah cantiknya.


    Aku tidak mengingat apapun… Tapi kenapa aku merasakan kesedihan dan kerinduan yg begitu dalam sekarang?


    ******​
     
  11. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update [​IMG]

    File 7 – Infernal Reflected

    Lelaki dengan mantel hitam dan hoody yg menutup kepalanya terdiam menatap langit yg memuntahkan hujan api. Tidak peduli dengan api yg berjatuhan disekeliling dirinya, pemuda itu masih terdiam memandang langit seperti menunggu sesuatu.

    Setiap inchi tubuhnya dan ciri – cirinya, mengingatkan Elenna mengenai suatu hal. Lelaki yg selalu terdengar dalam cerita ditelinganya, sosok laki – laki yg berjuang di Masa Tanpa Tuhan.


    VLOOOOOOOOOOOORRRRRRRRR!!!!​



    Ledakan api yg besar tiba – tiba jatuh dari langit ke dataran rendah dan menghempaskan jilatan – jilatan api juga hembusan angin yg cukup kuat menghempas. Elenna yg sebelumnya berdiri, terdorong jatuh terbaring pada daratan dan melepaskan pegangan eratnya pada gadis kecil yg dia peluk.

    Pemuda bermantel hitam panjang tetap berdiri dengan tegak tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Dia menggenggam pedang hitam ditangannya lebih erat dan sedikit menggeram memandang kobaran api besar yg ada didepan dirinya.

    ‘Apa yg terjadi? Auch..’ Elenna berkata dalam hatinya dan berusaha bangun setelah tubuhnya jatuh akibat hembusan angin yg cukup keras sebelumnya. ‘Dimana anak itu?’ Elenna kaget dengan apa yg terjadi dan melihat gadis kecil yg sebelumnya dipeluk oleh dirinya kini tiada.
    Dia panik dan memandang kesegala arah dan tidak menemukan apapun. Elenna merasakan ketakutan juga kebingungan yg besar sekarang. Dia kehilangan gadis yg sebelumnya dia coba selamatkan dengan mempertaruhkan hidupnya dan kini sendirian ditempat yg tidak dia ketahui.

    Kemana gadis itu pergi? Tidak.. ini tidak mungkin. aku menjadi gila Tidak.. itu tidak akan pernah terjadi. Oh Tuhan, tempat apa sebenarnya ini? jika ini adalah ilusi dan sebuah bentuk mimpi, bagunkanlah aku sekarang. Bangunkanlah aku dari segala bentuk kegilaan yg tidak bisa kupahami ini.

    Sayap api besar mengembang dilangit. Kobaran api besar didepan pemuda bermantel hitam bergerak membentuk sesosok raksasa besar dan melepaskan jilatan apinya keudara dan kemudian menghilang. Aku terdiam kaget dengan apa yg akulihat sekarang. Monster hitam mengerikan, itu yg dapat aku ucapkan setelah melihat lebih jelas sosoknya. Keseluruhan tubuhnya berwarna hitam kelam, bersayap besar, berkaki dua seperti rajawali, bertangan besar berbulu, dan berwajah burung dengan bola mata merah memperlihatkan pula mahkotanya bertingkat dua.


    Ini adalah wonderland.. Ya, ini adalah wonderland.​


    Sosok besar bersayap itu mengepakan sayapnya dan berteriak melengking kencang dilatari dengan pemandangan hujan api yg belum juga berhenti. Secara kasar mata, dapat terlihat bahwa raksasa itu sedang marah melihat gerakan yg dia lakukan. Dia mencoba memprovokasi sosok berjubah hitam didepannya namun pemuda itu tetap diam tidak memberikan gerakan apapun.

    Kenapa kau tidak puas dengan segala yg telah kau miliki? Kenapa kau mengusik Territoriku Viator?!!!!

    Suara menyeramkan dari raksasa itu terdengar berbicara dan membuat Elenna yg sedang ketakutan dan kebingungan menjadi lebih ketakutan.

    “Berikan aku jiwa – jiwa mereka yg kau gengam..” jawab pria bermantel hitam dengan pelan.

    Jiwa – jiwa mereka huh? Untuk apa? Kau telah memiliki jiwa – jiwamu sendiri dalam gengaman tanganmu. Kenapa itu semua belum cukup?

    “Aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawab semua pertanyaanmu. Berikan jiwa – jiwa mereka padaku sekarang dan aku akan membiarkanmu dan juga wilayahmu untuk tetap ada.”

    Kau begitu sombong wahai sisa terakhir makhluk yg paling dimuliakan oleh-Nya!! Aku the Great Duke Focalor Tidak akan memberikanmu satu jiwapun yg telah menjadi milikku!!

    “Apa itu benar – benar pilihanmu? Kau memilih kematian Duke”

    Kaulah satu – satunya yg akan mati Viator!!!

    Dataran tandus yg memperlihatkan puing – puing bangunan yg runtuh berserakan, bergetar begitu hebat. Elenna yg sejak tadi mendengar perbincangan antara Monster besar dan pria bermantel hitam, tidak mengerti apa yg sebenarnya mereka sedang bicarakan. Dalam pikirannya sekarang yg terpenting adalah bagaimana caranya keluar dari tempat ini, tapi dia bingung kemana dia harus pergi. Dia tidak melihat satu tempatpun yg aman untuknya. Dia merasakan putus harapan.


    ***​


    Ledakan besar terdengar mengiang – ngiang ditelingaku. Aku memalingkan wajahku dan melihat kearah suara berasal. Aku melihat sebuah pertikaian besar terjadi didepan mataku dengan begitu terkejut. Sosok monster mengerikan besar bersayap itu, melancarkan serangan kearah pemuda bermantel hitam namun bisa dihindari olehnya.

    Tindakanmu itu sia – sia. Semua yg kau lakukan tidak akan merubah apapun. Malkuth tempat dimana dahulu Mereka semua menjalani kehidupan, telah terbakar habis tak tersisa. Kau harus menerima semuanya. Lahan indah yg dahulu tercipta bagi Mereka, sekarang telah menjadi Jahannam dan tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk hidup.

    Suaraku terasa hilang, dan tubuhku membeku melihat pertikaian hebat yg terjadi. Pemuda bermantel hitam yg memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari lawannya, ternyata mampu mengimbangi semua serangan lawannya dan dapat melancarkan serangan balasan. Terpaku aku memandangnya, Gerakan – gerakan akrobatik, teknik menghindar yg sempurna, dan gerakan serangan yg memukau adalah pemandangan yg sedang aku lihat. Entah kenapa aku merasa pernah De javu melihat semua gerakannya. Aku merasa pernah melihatnya disuatu tempat. Tapi aku tidak ingat, dimana dan kapan.

    Pertikaian berlangsung dengan sengit. Hanya bermodalkan bilah pedang hitam yg dia pegang dan juga senjata api antik yg juga dia miliki, sang pemuda dapat membuat sosok besar itu jatuh berlutut dengan darah segar yg terlihat mengalir keluar dari luka – lukanya.

    GRAAAA!!! Sekarang bukanlah Masa untuk manusia!! Sekarang adalah masa kebangkitan, kemarahan, dan pembalasan dendam masa lalu!! Kau tidak melihat semuanya itu Viator? Perang telah dimulai dilangit ketiga, Dan sekarang kau masih memikirkan manusia? Hal yg menggelikan!!

    Hantaman keras dilakukan dan memunculkan getaran hebat yg dapat aku rasakan sendiri dibarengi dengan munculnya batuan runcing yg keluar dari tanah yg memanjang pada tiga arah.

    Aku mencoba bergerak dari tempatku namun akhirnya terjatuh berguling – guling akibat getaran yg terlalu besar dan hampir saja tertusuk oleh batu runcing yg muncul dari tanah.

    Lelaki dengan mantel hitam yg sedang bertikai hebat, menghentikan gerakannya dan memandang kearah diriku karena mendengar teriakanku ketika terjatuh. Ini adalah salahku. Hanya karena suara bodohku, pemuda itu melepaskan fokus pertahanan dirinya sendiri dan akhirnya merasakan pukulan hebat secara tiba – tiba yg membuatnya terpelanting cukup jauh kesamping.

    Apa yg mengusikmu? Mereka hanyalah jiwa – jiwa yg ditinggalkan tanpa memiliki pegangan!!

    Aku mencoba berdiri kembali, dan merasakan lengan kiriku benar – benar sakit dan kurasa ini semua adalah akibat benturan terlalu kuat ketika berhenti berguling – guling sebelumnya. Aku menyipitkan kedua mataku meringis menahan sakit dan kemudian memandang kearah dimana pemuda bermantel itu terlempar.

    Aku melihat, dia berusaha kembali berdiri bangkit perlahan dengan menopang pada pedang hitam tertusuk pada jalanan dan dipegang dengan kedua tangannya. Dia tidak berbicara apapun dan dia juga tidak terlihat kesakitan dengan serangan yg sebelumnya mengenainya. Dia sangat kuat, itu adalah yg terlihat dengan mata kepalaku sendiri.

    Tubuh monster bersayap besar itu kemudian bergerak memandang kearahnya. Sayap besar hitam dipunggungnya dikepakan memanjang kearah belakang dan bulu – bulu sayapnya yg bertebaran melayang berubah menjadi puluhan tombak hitam yg mengarah lurus padanya.

    Aku melihat semuanya, serangan yg lebih mematikan akan segera dilakukan. Pria bermantel hitam tahu sesuatu yg buruk akan terjadi. Dia mencabut pedang hitamnya yg menancap pada jalanan dan bergerak pada posisi bertahan dan siap menghadapi apa yg akan terjadi selanjutnya.

    Apakah benar kau begitu menyayangi Jiwa – Jiwa itu Viator?

    Kata – kata itu membuat pemuda bermantel hitam melepaskan posisi bertahannya, dia memalingkan wajahnya yg tertutup mengenakan hoody hitam kearah diriku. Dia berteriak kencang, dan disaat yg sama pula aku baru menyadari bahwa puluhan tombak hitam hyg melayang itu telah berganti arah dan lurus terhunus kearahku.

    Aku mundur satu langkah kebelakang dan sebelum aku sadar dan dapat menggerakan tubuhku yg sedang terdiam kaku ini untuk menghindar, tombak – tombak hitam itu telah melesat cepat kearahku.




    Ini hanya mimpi.. semuanya hanya ilusi.. ini semua tidak nyata.​





    Cairan hangat membasahi wajah dan tubuhku yg sedang bergetar pelan ketakutan. Ini bukanlah ilusi. Darah segar berwarna merah itu dapat aku rasakan nyata menyentuh tubuhku. Apa yg sebenarnya terjadi? kenapa aku berada ditempat ini? kenapa aku harus merasakan semuanya?

    Dia terbatuk – batuk pelan tepat didepan diriku. Pemuda bermantel hitam merentangkan kedua tangannya kesamping dengan tubuh yg dipenuhi oleh asap hitam yg mengepul, menahan lesatan tombak dan membiarkan dirinya menjadi tameng untuk melindungiku.

    Kembali meneteskan air mata, aku sadar dengan sosok yg sedang berada tepat dihadapanku sekarang. hoody yg menutupi kepalanya tersibak. Dia yg terbatuk – batuk mengeluarkan darah, menggerakan wajahnya memandang kearahku.

    Lelaki dengan rambut agak ikal berwarna hitam, berkulit putih pucat, dan berbola mata merah semerah darah, sekarang ini sedang melihatku dengan tatapannya yg lemah. Aku tahu wajah itu, aku kenal dengan sosok dihadapanku.

    Aku menggenggam kedua tanganku dan menggerakannya menutupi mulutku sembari menyipitkan kedua mataku yg tak bisa lagi menahan derasnya air mata.

    “Said.. Ibrahim?!”



    *******​
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :matabelo

    File 8 – Out of Darkness

    Putri yg tertidur lelap akhirnya terhenyak terbangun dan melihat segalanya telah berubah. Tidak dapat mengendalikan tubuhnya sendiri, tidak dapat mengendalikan perasaannya sendiri. Tidak ada ingatan yg memberi penjelasan. Namun walau begitu, perasaan mendorongnya dan mencoba mengingatkannya tentang suatu hal.

    Lelaki yg ada didepan matanya memiliki wajah yg sama dengan pasien yg selama ini dia dekati. Bola mata merahnya yg berbeda itu seakan memaksanya untuk mengingat suatu hal yg benar – benar penting yg dia lupakan. Sang gadis mencoba kuat untuk mengingat, tapi tidak dia temukan potongan ingatan itu. Dia hanya merasakan perasaan sedih melihat kondisi pria didepannya dan perasaan bahagia karena bertemu yg entah datang darimana.


    ***​


    Aku benar – benar tidak mengerti tentang perasaan manusia. Kenapa Jiwa tanpa arah menjadi hal yg begitu penting untukmu? Aku tahu kau tidak dapat mati, tapi kesengsaraan itu, dan rasa sakit yg kau rasakan sendiri apa belum cukup kau berikan hanya untuk mereka? Kau bodoh dan menyedihkan Viator. Rela menerima segala penderitaan tanpa pernah mendapatkan kebahagiaan hanya demi mereka semua.

    Monster besar hitam bersayap itu berkata cukup panjang, mengejek dan mencemooh pria bermantel hitam yg masih tetap dalam posisinya dan tidak bergerak. Pria itu tidak menjawab apapun. Dia tetap menatap diriku dengan pandangan lemahnya.

    “Jadi semua cerita itu benar adanya?” suara beratku menahan tangis berbicara pelan langsung kepadanya. Dalam hati aku masih tidak percaya dengan apa yg kulihat. Kenapa terjadi seperti ini? apa aku jatuh masuk kedalam cerita Said Ibrahim itu? untuk apa? Kenapa dia menyeretku masuk kedalam alam mimpinya?

    Pemuda itu terbatuk – batuk mengeluarkan darah dari mulutnya “Ini bukanlah tempat seharusnya kau berada. Kamu harus kembali ketempatmu..”
    Aku tidak dapat menahan semuanya. Segalanya mengenai perasaan, kelirihan hati, kerinduan, amarah, kebecian, keinginan memaafkan, dan rasa berserah diri dapat aku rasakan dengan jelas. Aku tidak tahu kenapa aku merasakan semuanya itu. Aku merasakan sesuatu didalam kepalaku, sesuatu yg begitu penting lenyap dalam ingatanku. Tapi apa itu? aku tak bisa mengingatnya walaupun aku mau.

    “Said..”


    Kau tidak akan bisa menyelamatkan satu jiwapun!! Kau tidak akan menyelesaikan apapun Viator!!!


    “PERGIIIII!!!!” pemuda bermantel hitam itu berteriak sangat keras padaku.

    Mataku terbelalak merasakan angin dingin menusuk tubuhku begitu kuat dan terasa sangat menyakitkan. Tiba – tiba saja dalam sekejap pula suasana disekelilingku berubah dan semuanya menjadi gelap gulita menyisakan diriku dan dirinya yg tepat berada dihadapanku dengan penuh luka. Aku kehilangan tenaga dalam tubuhku sendiri dan bergerak jatuh kebelakang dengan tetap memandang dirinya.


    Aku tidak rela membiarkan jiwamu tergengam oleh Mereka yg Tercemar​


    Tubuhku yg bergerak kebelakang, jatuh menyentuh daratan yg kupijak dan merasakan permukaan itu pecah bagaikan kaca yg begitu tipis. Berhamburan serpihannya keberbagai arah, aku merasa tubuhku sekarang sedang jatuh dari tempat yg begitu tinggi sangat cepat kedalam lubang kegelapan pekat yg sangat dalam.

    Aku menggerakan lengan kananku berusaha meraihnya, tapi dia tidak bergeming dan hanya diam melihatku jatuh semakin dalam. Kenapa? Kenapa dia tidak menolongku dan membiarkanku jatuh dalam kegelapan? Kenapa?



    Pada mulanya ketika alam semesta ini belum diciptakan, segalanya adalah gelap gulita…​



    Aku bahagia dapat kembali melihat wajahmu. Wajah manis dan cantik yg dulu mendampingiku tanpa kenal lelah. Aku ingin memelukmu dan menahanmu untuk selalu berada disisiku. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menahanmu dalam kesepian, keputus asaan dan rasa sakit ini.

    Aku menderita dalam cintaku…
    Menderita begitu pelik, bertanya kenapa tidak ada akhir yg bahagia bagi kita berdua. Dimanakah Taman Eden itu? dimanakah taman penuh kebahagiaan dan cinta kasih itu berada?

    Kembali terulang, kehilang dirimu lagi. Jika ini memang harga yg harus dibayar untuk kebahagian hidupmu, aku akan rela menggenggam semuanya sendiri.

    Kau adalah cintaku Elenna, dan selamanya akan selalu menjadi penerang hatiku.


    ***​


    “Matikan api disebelah sana cepat..” “Tidak ada waktu untuk berpikir, cepat berjalan dan selesaikan semaunya!!” “Hei cepat bantu aku!! Aku melihat korban lain disana!!”

    Samar – samar aku mendengar banyak suara terngiang – ngiang ditelingaku. Tubuhku terasa begitu lelah dan mataku begitu berat sekali untuk terbuka.

    “Hei Nona, anda baik – baik saja?” sebuah suara terdengar begitu denkat dengan diriku. Perlahan walaupun begitu sulit, aku mencoba membuka mataku dan samar – samar cahaya disekelilingku mulai menampakan suasana lingkungan.

    Aku melihat sesosok pemadam kebakaran sedang berada disampingku dan melihatku dengan begitu cemas. AKu tidak mengucapkan kata – kata apapun lidahku masih terasa beku untuk mengucapkan kata – kata.

    “Mom.. hikss. Mom.. hikss..” suara kecil yg tepat berada didalam pelukanku bersuara. Aku memandangnya, gadis kecil yg sebelumnya kuselamatkan ada dalam pelukan eratku sekarang ini. Ternyata dia tidak menghilang dan tetap ada bersamaku disini.

    “Margareth!! Margareth!!” suara seorang wanita berteriak cukup kencang dan berlari menuju kearahku yg masih terbaring menyamping. Aku yg melihat itu, mulai melepaskan pelukan eratku sedangkan wanita paruh baya yg telah ada disampingku, menarik gadis kecil dan memeluknya sembari menangis.

    “Terima kasih Tuhan kamu melindungi anak ini!!! Terimakasih Tuhan!!” ucap pilu wanita paruh baya itu dibarengi dengan tangisan sang agdis kecil yg terus mengucapkan kata – kata ibu padanya.

    “Kamu bisa berdiri Nona?” suara pemadam kebakaran disampingku berbicara sembari mencoba memapahku untuk berdiri. Entah kenapa rasanya tubuhku benar – benar lemas sekali seperti tertabrak oleh sesuatu. Walaupun begitu lemas, aku tetap menguatkan pijakanku untuk tetap berdiri dengan posisi masih dipapah oleh pemadam kebakaran berpakaian lengkap itu.

    Sang ibu yg tengah berjongkok dan menagis memeluk anaknya itu kemudian membuaka kedua matanya dan menatapku yg sedang setengah berdiri. “Terima kasih nona.. Terima kasih telah menyelamatkan nyawa anakku. Aku tidak tahu bagaimana aku dapat membalas pengorbanan yg kamu lakukan. Terima kasih.. Terima kasih.”

    Aku tersenyum mendengar itu dan merasakan kebahagiaan yg tiba – tiba saja muncul di dalam hatiku. “Berterima kasihlah pada Tuhan bukan padaku ibu. Dialah yg telah menolong dan melindungi kami berdua.” Kata – kata pelan dan lemahku terucapkan.

    Sang ibu didepanku tersenyum dan mengalirkan air mata. Aku tahu perasaan itu, bagaimana perasaan seseorang yg takut kehilangan sesuatu yg begitu paling berarti baginya. Aku tahu kesedihan itu seperti apa walaupun dalam hatiku berawal sebuah kebencian yg sangat dalam. Semenyangkal apapun aku dan begitu membenci dia, tapi aku tetap menyayangi anakku.

    Aku menangis didalam hati. Kenapa ketika itu aku kehilangan pikiranku dan juga pengendalian diriku? Aku benar – benar sangat menyesali segalanya. Oh Tuhan berilah pintu maafmu padaku.

    Sekelilingku begitu berbinar – binar. Puluhan orang berada disekitarku melihat dan memandang dengan terkejut kecelakaan besar yg sebelumnya terjadi. Teriakan segelintir polisi dan juga kesibukan para pemadam kebakaran yg sibuk dengan selang pemadamnya begitu terliahat jelas riuh didepan mataku.

    “Baiklah kita akan mencoba untuk melangkah pelan. Aku akan membawamu pada ambulan didepan dan membawamu kerumah sakit nona.” Suara pemadam kebakaran yg memapahku berbicara.

    Aku yg merasakan diriku baik – baik saja dan lelah, melangkah berjalan dengan dipapah dirinya dan berkata pelan “Aku baik – baik saja. Anda tidak perlu membawaku kearah ambulan.”

    “Baik – baik saja? Tapi badan anda penuh dengan lumuran darah?”

    Aku tersentak kaget mendengarnya dan sekejap memandang kearah badanku yg mengenakan mantel putih panjang selutut. Aku terdiam melangkah dan memandang dengan jelas apa yg sekarang sedang kulihat. Cipratan bercak darah berwarna merah mengotori pakaian putihku. Aku benar – benar tidak menyangka dengan apa yg sedang aku lihat. Aku tidak terluka sedikitpun lalu darah siapa ini? kenapa bisa ada ditubuhku?

    Pemadam kebakaran yg memapahku memandang diriku dengan keheranan. Aku yg masih bingung dengan pikiranku sendiri mencoba mengingat segala hal yg terjadi sebelumnya.

    ‘Ini tidak mungkin, jelas aku yakin semua itu adalah mimpi. Tapi bercak darah ini? Tidak mungkin. Aku tidak mempercayainya’

    Aku memejamkan kedua mataku dan mulai merasakan kepalaku sedikit pusing. “Kau baik – baik saja nona?” suara pemadam kebakaran itu menyapaku.

    “Tolong papah aku ke mobilku..” jawab pelanku padanya yg membuat dirinya lebih terheran – heran.

    Aku tahu, hari ini adalah hari yg begitu berat bagiku. Belajar dan berkutat lebih dalam soal psikologi, pemikiran – pemikiran rumit tak terjelaskan dan segala fenomena aneh yg kulihat. Aneh.. ya, sesuatu yg aneh sedang terjadi pada diriku. Tidak ada cara lain, aku harus bertemu dengannya juga sekarang.

    “Bruugh!!” Suara pintu mobil kututup dari dalam dan aku kini telah duduk bersender dikemudi dengan pemadam kebakaran yg masih melihatku diluar mobil dengan kebingungan.

    Semuanya menjadi gila... London Asylum Facility. Aku harus ketempat itu sekarang juga.


    ********​
     
  13. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Last chapter the 1st Diagnostic :beer:

    File 9 – Covered in Blood

    Semua yg kulihat, Pemandangan kehancuran itu.. Api yg membakar membara, Monster besar yg mengerikan, dan sosok pemuda bermantel hitam, Itu semua bukan hanya mimpi. Darah ini, darah pemuda yg melindungiku nyata menempel pada tubuhku sekarang. Aku masih tidak bisa percaya, dia hidup. Pemuda yg mirip dengan Said Ibrahim itu hidup di suatu dunia yg tidak kumengerti.

    Oh Tuhan, berikanlah aku jawabanmu. Apa yg sebenarnya telah aku lupakan? Jelaskan padaku tentang segalanya.. semua hal aneh yg telah menimpa diriku dan membuat kepalaku sakit. Katakanlah sesuatu Oh Tuhan.. jangan biarkan aku berada dalam kebingungan ini.
    Aku menginjak rem dengan begitu kuat dan begitu tergesa – gesa membuka pintu mobil seraya lalu berlari menuju kearah bangunan berwarna putih yg cukup besar dihadapanku sekarang.



    Aku melihat bayang – bayang dirimu… Pancaran kesedihan merekah bagai bunga malam yg indah.

    Bagaikan matahari, pelukanmu begitu hangat. Tapi kenapa hari ini rasanya begitu dingin?

    Seperti hari itu, kau menahan tubuhku dan menangis tersedu – sedu.




    Aku berlari tanpa memikirkan rasa nyeri ditubuhku atas apa yg sebelumnya terjadi. itu tidak penting. Ada hal yg lebih penting yg mengusikku. Said Ibrahim, dia harus menjelaskan semua hal padaku.

    Aku masuk kedalam Asylum Facility dan membuat kaget suster yg masih berjalan di hall depan. Dia menanyaiku dan begitu kaget melihat kondisi tubuhku yg penuh darah. Aku tidak menjelaskan banyak hal, AKu hanya mengatakan ada sesuatu yg penting yg harus aku ketahui malam ini juga.

    Langkah beratku bersuara dilorong panjang. Suater yg sebelumnya melihat kondisiku berusaha ikut berlari mengejar diriku yg tiba – tiba saja memaksa melesak masuk kedalam ruang isolasi. Langkahku terhenti. Tepat dihadapanku sekarang ini berdiri sesosok tubuh cukup besar menghalangi jalanku. Ya, pria dihadapanku adalah salah satu perawat yg mendapatkan kerja shift malam dan dia sekarang membarikade langkahku dan bertanya berbagai hal.

    “Tolong biarkan aku bertemu dengan Said Ibrahim sekarang juga.” Kata – kata panikku pada dirinya.

    “Ini bukanlah waktu untuk membesuk pasien Miss.. dan lagi apa yg terjadi pada dirimu? kenapa tubuhmu penuh darah seperti itu?”

    “Tolong berikan aku jalan!! Aku merasakan hal buruk terjadi padanya!!”

    Dua tangan tiba – tiba saja mencengkramku dari belakang, dan memelukku begitu kuat. Ya aku tersadar dan sedikit kaget merasakannya, ternyata perawat yg mengejarku kini mengunci pergerakanku. “Kau dalam kondisi histeris Mam.. semuanya akan baik – baik ayo aku akan membawamu keluar dari sini.”

    “Lepaskan aku!! Tolong percayalah padaku… sekali saja.. biarkan aku bertemu dengannya sekarang juga.. Aku mohon.”
    Aku melihat wajah suster yg sedang memelukku tidak berbicara dan mengerutkan dahinya. ‘Dia tidak mau menolongku.’ Kata – kata dalam hatiku terucap. Aku mengalihkan pandanganku pada pria besar dihadapanku dan dia juga hanya terdiam melihat kondisiku yg begitu hysteria.



    Kau melihat nafas terakhirku berhembus.. jatuh bersedih melepaskan perasaan yg terbendung didalam hati.

    Air matamu menahanku. Membuat jiwaku lebih terpuruk terdiam tepat didepan pelayan Tuhan dengan robe hitam dan sayap hitam yg begitu megah.

    Hentikan tangisan itu. aku tidak ingin melihat lagi derita membelenggu dirimu.




    Aku berada tepat didepan pintu yg begitu sangat ingin kubuka. Berbicara cukup lancer sembari mencari dan berusaha membuka pintu besi dihadapanku, Perawat pria bertubuh besar itu mengatakan padaku, dia tidak mendengar apapun atau keanehan apapun ditempat ini.

    Aku tidak menggubrisnya. AKu merasakan tubuhku tiba – tiba saja bergetar entah kenapa. Perawat wanita yg sebelumnya menahan tubuhku, kini berada disampingku melihat kondisi diriku yg tidak biasa. Dia tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Ya, aku menyadarinya, baik suster ini maupun sang perawat pria berada dalam kondisi kebingungan yg sama. Tidak, bukan hanya mereka, tapi aku sendiri sedang mengalami kebingungan yg tidak kumengerti.

    “Kreeett…”



    Aku sadar, kita tidak akan bisa bertemu di padang kebahagiaan itu.

    Aku sadar aku tidak pernah berdaya melawan apapun.




    Suster yg berada disampingku kaget dengan apa yg dia lihat didalam ruangan. Emosi yg sama juga terlihat diraut perawat berbadan besar itu hingga dia mejatuhkan kunci yg sedang dia pegang sendiri dengan tangannya.

    Aku tidak percaya dengan apa yg sedang kulihat sekarang. Aku menolak semuanya.. segalanya hanyalah ilusi mata bukan kenyataan yg sebenarnya. itu yg aku katakan berulang kali begitu kuat didalam hati.

    Tanpa pikir panjang lagi, Aku melangkah berlari memasuki ruangan berwarna putih yg terlapisi busa itu. berlari mendekatinya dengan khawatiran yg memuncak pada sosok yg sangat ingin aku temui sekarang ini.

    Said Ibrahim…



    Terbangun perlahan… memandangi semuanya dan aku tersadar

    Aku melihat dirimu tepat berada dihadapanku. Tidak lagi tersenyum, tidak lagi memberikan ekspresi apapun..

    Paras cantik itu yg diam membisu.. Kau pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

    Aku kehilangan..

    Aku kehilanganmu setelah semuanya telah coba aku perjuangkan sekuat tenaga.





    Aku berjongkok memandangi dirinya yg sedang bersender diam pada dinding tak bersuara. Darah.. Aku melihat darah yg begitu banyak merembes keluar dari balik pakaian putih yang mengikat kedua tangannya dibelakang. Aku memegang asal luka itu dan menekannya dengan kuat dengan berteriak memanggil namanya berulang kali.

    “Kenapa? Kenapa ini terjadi padamu? Tidak Said, kau tidak boleh pergi sebelum kau menjelaskan semuanya padaku.”
    Aku memangis terisak - isak, meneteskan banyak sekali butiran air mata karena memandangi dirinya yg terdiam dengan raut wajah tenang dan kedua mata yg tertutup.


    Kenapa kau tidak menjawab atau memberikan reaksi apapun?​

    Aku tidak mengerti dengan apa yg sekarang sedang terjadi, aku hanya mendengar suara langkah kaki cepat pergi menjauh dan suara keras dari suster yg berteriak memanggil – manggil paramedic.

    Aku menyentuh wajahnya dengan tangan kiriku, aku merasakan tubuhnya begitu dingin yang mana membuat perasaanku menjadi lebih sakit. Aku tidak dapat membendung lagi perasaanku. Aku tidak tahu kenapa.. Kenapa aku bisa memeluknya sekarang ini dengan begitu erat. Tubuhku seperti bergerak sesuai dengan kehendaknya sendiri dan perasaanku seakan – akan mengatakan bahwa sosok ini adalah sosok yg begitu berarti.

    Aku tidak mengerti apa yg terjadi pada diriku. Tapi aku benar – benar tidak ingin kehilanganmu. Berikan aku jawaban, berikan aku nafas atau gerak tubuhmu. Katakan kau masih berada disni. Katakan kau masih berada disampingku.

    Kau tidak boleh pergi Said Ibrahim.. Tidak.. Tidak boleh..


    *******​
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.