Cerpen Aku Pulang

INDEX CERPENKU

Permisi kakak-kakak. Lagi-lagi newbie mau nyumbang cerpen nih. Sok atuh di baca sebentar dan kasih cacian, dan masukan yang membangun. Maklum masih belajar

Spoiler: Aku Pulang

Tugas selesai!
Akhirnya, lelahku terjawab juga. Hampir seharian aku mengerjakan tugas dan baru selesai sekarang. Tugas tentang algoritma dan struktur data ini seakan membuat pikiranku lelah. Saat aku memandang seluruh isi kamarku, mulai dari poster band System Of a Down yang tertempel kekar di dinding kamarku, sampai aku melihat jam dinding semuanya buram, karena terlalu lama di depan komputer. Aku ingin istirahat rasanya. Mataku sudah lelah. Badanku sudah letih. Aku ingin segera memeluk guling.

Dari kamarku yang berhadap-hadapan dengan ruang keluarga, terlihat ayahku masih mondar-mandir seperti satpam. Memastikan kalau rumah sudah benar-benar dalam keadaan aman atau belum jika di tinggal tidur. Aku pun keluar karena ingin meneguk segelas atau dua gelas air putih.

“Abi, besok kuliah kamu?" Ayahku bertanya sambil memegang raket pembasmi nyamuk.

"Alhamdulillah besok libur pa. Kebetulan aku lagi capek banget hari ini”.

“Ini sudah jam satu malam, kok belum tidur? Katanya capek kamu Bi?” Ayahku menunjuk jam dinding besar yang tergantung di ruang keluarga.

“Ya, ini mau tidur. Malam pa” Aku mengucek mataku yang sudah sangat lelah kemudian segera masuk ke kamar dan mengunci pintu.

Malam yang dingin. Tak biasanya saat aku berada di dalam kamar seperti ini aku merasa kedinginan. Padahal tidak ada AC, hanya kipas angin biasa yang tergantung di atap dan menimbulkan suara berisik. Aku berbaring di tempat tidur sambil menghayal tentang kabar kekasihku yang sedang kuliah di Kalimantan. Apakah dia sehat-sehat saja? Aku rindu karena sudah hampir enam bulan aku tidak bertemu dengannya. Dan hari ini pun tidak ada kabar dari handphone ataupun e-mail.

Ahhh....
Aku colok headsetku di laptop, Dream Theater, Muse, Eric Clapton, Abdul & The Coffee Theory aku letakkan di list winamp. The Spirit Carries On milik Dream Theater tengah memanjakan telinga sampai saat dering tanda e-mail masuk pun berbunyi. Aku langsung membuka mata dan berpikir, siapa yang mengirim e-mail sepagi ini? Aku bangun, melihat laptop dan, RANI?

Aku hanya bisa menatap layar Laptopku yang masih menjalankan program yahoo messenger. Bagaimana mungkin jika besok dia tiba di Jakarta tetapi sekarang malah menulis kata-kata seperti ingin berpisah. Ahh . . Rani memang selalu becanda. Seperti itulah dia, dan karena itulah kami berdua seperti tidak bisa terpisahkan. Kami selalu akrab dan sangat dekat. Tetapi hari ini benar-benar berbeda. Rani yang biasanya selalu ceria, tapi hari ini dia tampak tak bersemangat. Apa mungkin dia lelah? Ya mungkin dia lelah.

Aku terbangun mendengar suara ponselku berdering. Saat aku lihat, mamahnya Rani yang meneleponku. Mungkin dia sudah sampai, dan ingin mengabariku. Aku mengangkatnya.

"Halo assalamu’alaikum tante"

"Wa’alaikum salam Abi. Apa kabarmu?"

"Baik tante. Tante beserta keluarga bagaimana?"

"Ya sehat. Kamu bisa kerumah hari ini?"

"Memang rencana mau kesana Tante"

"Loh, tumben tanpa mengabari atau di kabari kamu mau main kerumah?"

"Tadi malam Rani mengirimiku e-mail tante, katanya dia hari ini ke Jakarta. Benar kan Tante?"

"Astaghfirullah Al’adziim"

"Kenapa Tante?"

"Ternyata kamu sudah terlebih dahulu di beri kabar olehnya"

"Maksudnya Tante?"

"Rani sudah pergi meninggalkan kita semua. Dia meninggal pukul 00.30 waktu Kalimantan karena kanker. Dia menitipkan obat dan kacamata buat kamu"

"A..a..mm.a..ta..tap..i"

Ponselku terlepas dari genggaman, dan terbanting ke lantai.

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS