1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Kembang Penuh Kumbang

Discussion in 'Fiction' started by gusbadung, Jul 12, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    Yang namanya cinta, biar mabur sampai ke kutub utara, orang bakalan rela dengan kesadaran penuh untuk mengejarnya. Meskipun di kantong hanya ada duit lima puluh ribu, asal cukup buat beli bensin dan rokok sebungkus, ke bojong kenyot sekalipun bakalan di jabanin. Cinta memang buta, tak pandang bulu, entah itu bulu kuda atau bulu mata, cinta bakalan menyerang kesetiap sendi tubuh kita, membuat jantung berdegup tak seperti biasa, keringat dingin mengucur, meski kita belum berolahraga. Yaah cinta deritanya tiada akhir, begitu kira-kira ungkapan tokoh dalam sebuah cerita.

    Berbekal motor butut bernama Japra, Geng memacu kendaraan dengan kecepatan sedang. Tak ingin tergesa sebab memang si Japra tak bisa di buat tergesa.kondisi mesin yang sudah tua membuat dia tak bisa di paksa-paksa. Layaknya orang yang sudah tua, si Japra kadang batuk juga, ngadat dan ngambek jikalau Geng menekan gasnya terlalu kencang. Jika itu sudah terjadi, Geng hanya bisa pasrah, sambil mengelus tangki motor berharap Japra sembuh dari ngambeknya.

    Malam minggu banyak anak muda bilang adalah malam yang panjang, malam yang asyik buat ngapelin pacar, calon pacar, bahkan cewe yang baru saja di pandang . begitu pula dengan Geng. kali ini dia ingin ngapel, ketempatnya Bombi, janda kembang yang masih berumur belasan, ditinggal kawin lari sama sang suami yang preman, sebut saja Nden namanya. Yang Geng kenal seminggu yang lalu.

    Awal jumpa sih tak sengaja, kala itu si Japra batuk-batuk di tengah jalan, jalannya tersendat akibat bensin tak lancar sampai ke pengapian. Geng yang waktu itu terburu-buru akan pergi kondangan kontan kesal bukan main. Gimana ngga kesal, sebab kondangan yang bagi Geng adalah satu-satunya sarana dia bisa makan enak dengan gratis, bisa gagal lantaran tunggangannya ajut-ajutan mirip kuda habis nyebur dari empang, dan pada endingnya malah mogok di pinggir jalan.

    Beruntung saat emosinya hampir memuncak sampai ke ubun-ubun. Datang sekonyong-konyong Bombi yang saat itu habis jajan di warung bang Lanimo. Berjalan seorang diri di keremangan malam. Awalnya Geng sempat keder dan mengira si Bombi adalah mahkluk jejelmaan hantu cantik penunggu kuburan. Tapi setelah di amati dengan seksama dan dalam tempo yang singkat, keder Geng berubah jadi sumringah.

    “Hai. Hawayu tude” sapanya saat Bombi melintas di depan Geng yang sedang mengutak atik si Japra. Bombi cuman mesem, maklum efek janda basah yang baru ditinggal pergi suami. Sebagai wanita yang masih hangat-hangatnya memadu kasih dengan suami yang ternyata malah lari, Bombi merasa menemukan setetes air di padang savanna saat Geng menyapanya. Apa lagi yang menyapa adalah seorang pria dengan penampilan rapi, rambut klimis di sisir kebelakang dan memancarkan kilauan akibat efek dari minyak goreng yang dipakai.
    “Dari mana nih malem-malem jalan sendirian” lanjut Geng saat Bombi seperti memberi sinyal lampu hijau ketika kedua matanya tanpa sengaja kemasukan debu, dan berkedip sekali karena pedih. Geng jadi kege-eran.
    “Dari warung bang, motor abang kenapa?” suaranya dibuat sesexy mungkin. Jaman memang terbalik, Dahulu waktu jaman Gebe masih muda, yang ada cowo yang ngejar cewe, menghalalkan segala cara agar bisa bersanding dengan wanita pujaannya, namun sekarang, pengaruh emansipasi yang terus di galakkan oleh pemerintah, cewelah yang saat ini mengejar-ngejar cowo, coba saja lihat di sinetron-sinetron sekarang.

    Bombi merasa langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, sehingga kulit pisang dia sangka batu nangka, tentu saja saat dengan sengaja dia menginjaknya, Bombi terpeleset, dan hampir jatuh. Beruntung ada Geng yang dengan sigap menangkap tubuh Bombi yang hampir-hampir mencium tanah, adegan film India pun terjadi. Dalam rengkuhan Geng Bombi sempat beradu pandang dengan Geng hanya beradu pandang,

    “Inikah pria yang aku cari ?” pikirnya dalam hati
    “Oh gadis ku sa..sa..sa..sandal, eh sayang” pikir Geng juga menirukan lirik lagunya Trio libels. Tak sempat beradegan mesum karena banyak yang baca. Geng melepaskan pelukannya, sembari berpura-pura kikuk, padahal dalam hatinya berteriak Yes!, pun juga dengan Bombi mukanya merah menyala, tapi jika saja didesak dia bakalan jujur dan bilang bahwa dia sebenarnya juga mau.

    Singkatnya, mereka saling berkenalan, bertukar alamat, foto, fotocopy KTP, bahkan bertukar dompet. Janji pun terikrar, Geng bakalan datang malam minggu depan, saat purnama bersinar menukik dari bukit peraduan halaah.

    Japra tumben-tumbenan lancar, seolah mengerti bahwa sang majikan sedang berbunga hatinya, terbukti dari tarikan gas sang majikan yang tak terlalu kencang, bahkan terkesan sangat pelan.
    “Heh!, kalau lambat jalannya di pinggir monyong, mau mampus lu!” umpat kenek bis Kopaja yang melaju dengan kencang karena mengejar setoran, Geng cuma mesem,
    “Emang gua pikirin!” balasnya membuat si kenek yang bisnya telah melaju kencang hanya bisa mengacungkan bogem mentahnya, Geng tak keder, pun juga minder.

    Satu belokan lagi, sampai di tempat Bombi, jantung Geng mulai berdegup kencang, persis seperti apa yang ia alami seminggu kemaren, saat awal dia bertemu dengan Bombi untuk pertama kalinya.

    Sambil mencocokkan alamat pada kertas yang ada di tangannya, Geng celingukan mencari orang agar bisa di introgasi tentang kebenaran alamat yang ia cari, salah-salah alamat kuburan yang di berikan oleh Bombi.
    “Dik-dik, alamat ini dimana ya?” Geng segera mencegat beberapa anak kecil yang berjalan bergerombol, sambil mengenakan sarung, sepertinya habis pulang dari mengaji.
    “Oh ini rumahnya mpok Bombi ya, lurus aja bang, ntar ada pertigaan abang belok kiri, rumah pertama yang ada pohon kesemeknya itu rumah mpok Bombi” jabar sang anak kecil, Geng menggangguk, setelah mengucapkam terima kasih, Japra kembali berjalan perlahan.
    “Pertigaan belok kiri, pohon kesemek” gumam Geng.

    Rumah pertama, pohon kesemek tumbuh subur di halamannya. Ada beberapa motor terparkir disana, rupanya Bombi tengah kedatangan banyak tamu, pikir Geng. Namun karena merasa sebagai tamu istimewa oleh sebab Bombi telah menyetujuinya untuk ngapelin dia, Geng tetap Pede.
    “Gud naig “ sapa Geng pede dari ambang pintu. Diruang tamu, lima lelaki berpenampilan rapi telah duduk berderet-deret layaknya pasien menunggu panggilan sang dokter, sementara di ujung sana, Bombi duduk dengan anggun dan segera menyambut Geng dengan senyum. Geng makin besar kepala, tuh kan ternyata emang gua tamu istimewanya.
    “ Silahkan duduk bang” ujar Bombi ramah, Geng hanya mesem, diliriknya lima lelaki yang tengah duduk dikursi menatap dirinya sambil mencibir sinis, huh! ternyata bukan aku sendiri yang kesini, mungkin itu pikiran yang ada di benak masing-masing
    “ Kenalkan saya Geng, saya temannya Bombi” sapa Geng ramah, tak lupa mengulurkan tangan untuk menjabat.
    “ Saya Farbe, saya juga temannya Bombi” nahlo.
    “ Saya Soleh, sama saya juga temannya Bombi” nahlo
    “ Saya Nas, idem mah kalau saya “
    “ Pai saya juga temannya Bombi”
    “ Sama saya juga temannya Bombi, nama saya Alfa”
    Geng hanya melongo, busyet segini banyaknya dan semua mengaku teman, ah tapi faktanya lihat saja nanti, pasti hanya aku teman istimewanya. Meski kita baru kenal seminggu yang lalu, pikir Geng. Geng duduk di sebelah Nas
    “ Sebentar ya, saya bikinkan minuman dulu” ujar Bombi yang malam itu mengenakan kaos yukensi warna pink, terlihat sexy sekali. Memberikan senyum termanisnya, dan kemudian pergi kedalam
    “ Sudah lama kenal dengan Bombi” tanya Farbe yang duduk paling kanan, kemungkinan dia yang datang duluan, karena letak duduknya sangat strategis, dekat dengan Bombi
    “Baru seminggu” jawab Geng kalem
    “Kalau saya kenal dia sudah lama sebulan yang lalu” jawab Nas penuh bangga, hati Geng terasa ciut
    “Kalau aku baru tiga hari yang lalu kenal dengan dia” sahut Soleh.
    “Lha berarti diantara kalian aku yang paling baru mengenal Bombi, aku kenal dua hari yang lalu” kata Pai
    “ Halah situ mah belum seberapa, aku kenal Bombi malah satu jam yang lalu, Saat aku salah masuk bertamu ke rumah dia” seru Alfa bangga.halaah. Geng di buat pusing, harapannya makin menipis, cinta menggebunya yang dia geber barengan si Japra ternyata musti kandas di tengah rerumputan, layu sebelum berbuah, gugur sebelum berperang, kering akibat tak tersiram hujan.

    Akhirnya setelah beralasan ingin membeli rokok, Geng cabut dari tempat si Bombi, yang ternyata janda kembang penuh di kerubutin kumbang, dengan hati hancur akibat salah sasaran Geng menggeber si Japra yang tengah asyik mojok dengan salah satu motor yang terparkir di halaman. Japra ngambek, waktu ngapelnya di persingkat. Dia batuk-batuk di tengah jalan, dongkol bercampur kesal sambil mendorong Japra menjauhi halaman, Geng mengumpat tak karuan. Malam minggu ternyata tak sepanjang yang ia perkirakan, malah baginya malam minggu tak seindah yang pernah ia dengar, cewe gebetannya ternyata telah memiliki cadangan, tanpa tahu nasib Geng apakah nantinya bakalan jadi starter player, atau malah di bangku cadangkan hingga batas waktu yang tak bisa di tentukan.

    “Malam minggu malam yang panjang malam yang asyik buat pacaran, Pacar baru….baru kenalan, kenal di jalan Jendral Sudirman” sayup terdengar lagu di iringi gitar fals dari pemuda-pemuda kampung yang sedang asyik nongkrong di pos ronda. Bagi Geng lagu itu seolah menyindirnya makin melumatkan cintanya menjadi ribuan keping CD bajakan. Nasib ya nasib, malam minggu bakalan sendirian…lagi.
    “BERISIK ! “ Seru Geng, sambil terus mendorong Japra menjauh dari kediaman Bombi.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jul 12, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. araishi93 M V U

    Offline

    Joined:
    Jun 20, 2011
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +102 / -0
    Ceritanya bagus kak,menghibur,:top:

    Udah nasib Geng malam minggu sendirian,:suling:
     
  4. naufalz Members

    Offline

    Joined:
    Apr 30, 2011
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +1 / -0
    Sep bro ,
    Lumayan menghibur :top:
     
  5. b3limbing Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 7, 2010
    Messages:
    24
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +1 / -0
    mantappppp keren2 bro:)
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.