1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic I Hate U but Saranghae [Korean Artist]

Discussion in 'Fiction' started by pippo09, Mar 20, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    I Hate U but Saranghae

    Genre : Romance tentu.. :tkp1:

    Cast : Shin Jee Won :lol: , Lee Jinki a.k.a Onew (SHINee), Eunhyuk (Super Junior), Yoogeun (anak kecil yang main di Hello Baby SHINee)

    Ini adalah ff pertama saya, pas nyoba terjun di dunia per-fanfict-an. :malu:
    Mungkin karena waktu itu terlalu semangat jadi fanfict ini malah kebanyakan POV. :lol:

    Happy reading. :peace:

    PART 1

    [Jewon POV]

    Februari 2010

    Aku mengambil gitar kesayanganku. Mengangkat kepalaku sebentar, lalu memainkan beberapa kunci.

    Maldo eopsi sarangeul alge hago
    Maldo eopsi sarangeul naege jugo
    Sumgyeol hanajocha neol damge haenotgo
    Ireoke domangganigga


    Tok. Tok. Tok. Tok.

    “Nona Jewon, Nyonya memanggil.”

    “Emm. Iya.” Aku mendesah. Malas sekali rasanya ke ruangan dingin itu. Dingin? Yah, memang dingin. Sangat dingin untuk sebuah ruangan keluarga.

    “Bagaimana kabarmu?” Dia berbicara dengan kepala tertunduk sambil tetap menulis. Aku memandangnya tajam. “Apa masih punya perhatian padaku? Anda sepertinya sibuk dengan kertas-kertas itu.” Dia mengangkat kepalanya, melihatku dengan dahi mengkerut. Kemudian mengetuk-ngetuk pulpen mahalnya di meja lalu kembali menunduk melanjutkan tulisannya.

    “Saya sebaiknya pergi saja sekarang. Anda sepertinya tidak suka dengan kehadiran saya.” Aku tahu jika dia mengetuk-ngetuk pulpen pada sesuatu itu berarti dia sedang tidak menyukai sesuatu. Aku sudah hidup dengannya selama 20 tahun. Jadi jelas saja aku tahu banyak tentangnya.

    “Jagalah sikapmu. Aku sebentar lagi menjadi ibu mertuamu.” Aku tersenyum sinis. Dia benar-benar menyebalkan. Eommaku akan menjadi mertuaku? Kehidupanku sangat lucu.

    *** *** *** ​

    - Flashback -

    Desember 2007


    “Duduklah disini” Eomma menepuk-nepuk sofa disampingnya yang kosong. “Ne” Aku menyimpan tasku di meja lalu duduk disampingnya. Dia melihatku lalu memegang kedua sisi pipiku. Aku sebenarnya agak risih dengan tingkahnya, karena aku memang tidak dekat dengannya. Eomma lebih memperhatikan Jinki Oppa daripada aku yang notabene adalah anak bungsu.

    “Anak perempuan Appa” Anak perempuan Appa? Memang aku bukan anakmu juga Eomma? Eomma hari ini aneh sekali. “Apa kabarmu sayang?” Sayang? Eomma memanggilku sayang? Apa aku tidak salah dengar?

    “Eomma, ada apa?” Aku menurunkan tangannya dari pipiku lalu menggenggamnya. “Eomma, apa ada masalah?” Dia menarik tangannya, menunduk, lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “Ada apa? Apa ada hal yang ingin Eomma katakan?” Penasaran. Aku tidak pernah melihat Eomma seperti ini. Dari aku kecil aku hanya melihat Eomma seorang Nyonya besar dengan kharisma kuat. Tidak pernah ku lihat dia se-melow ini. Walaupun aku tidak dekat dengannya tapi bagaimanapun dia Eommaku. Aku tidak tega melihatnya seperti ini.

    “Jewon-ah” dia melihat mataku lekat. “Sebenarnya... Aku bukan Eommamu”

    EH? BUKAN EOMMAKU? “Eomma jangan jahat begitu padaku.” Aku benar-benar patah hati mendengar itu. Bagaimana mungkin aku bukan anak Eomma, aku memiliki mata coklatnya dan rambut hitamnya yang lurus jatuh. Ah! Apa ini April Mop? Barangkali Eomma sedang mengerjaiku.

    “Eomma pasti sedang mengerjaiku” Dia mendesah. “Aku memang bukan Eommamu.”

    “Eomma, jangan begini. Appa sudah tidak ada. jangan begini..” Aku ingin sekali menangis. Tapi aku tidak ingin terlihat jatuh didepannya. Eomma sudah cukup sering mempermainkanku.

    “Dia juga bukan Appamu. Kami bukan orangtuamu.”

    -Flashback End-

    *** *** *** ​

    Maret 2010

    Hari ini adalah kepulangan Jinki Oppa setelah tiga tahun belajar di Amerika. Sebenarnya aku yang ditugasi untuk menjemputnya, tapi tadi tiba-tiba saja ada ujian penting dari dosen. Lagian aku malas bertemu dengannya. Dia sama menyebalkannya dengan nyonya besar itu. Mereka selalu mempermainkanku. Seandainya Appa masih ada, aku yakin hubungan kami tidak akan serumit ini.

    “Je Won, Shin Je Won” aku berbalik. Seorang namja berkacamata tengah bersandar pada mobil BMW hitam. Dia kan....

    “Aaaa! Onew” Seorang Yeoja berteriak histeris. Semua yang ada di sekitar yeoja itu ikutan histeris juga. Namja bernama Onew alias Lee Jinki itu ... ya, anggap saja dia Oppaku yang sebentar lagi menjadi suamiku. Dia sedang apa kesini? Sudah tahu tenar, malah datang ke tempat ramai begini.

    “Arghh!” Dia berteriak keras sekali. Seorang Yeoja yang memiliki ukuran tubuh tidak biasa tengah mencubit pipinya sambil memeluknya. Aku menghela napas pelan. Apa harus jadi wonderwomen nih?

    *Khayalan*

    “Hey kalian semua, menyingkirlah!” dengan kostum ketat ala pahlawan.

    “Jewon-ah adikku sayaang. Tolong oppamu!” berteriak kayak di sinetron Lebe.

    “Tunggulah, Oppa. Aku datang untuk menyelamatkanmu”

    Pletaakk~

    “Aduh..” Sepertinya tadi ada yang mengenai jidatku.

    Hening...

    “Jewon-ah!” Kenapa tuh Oppa manggil-manggil?

    “Jewon-ah, kamu tidak apa-apa?” Apa ini masih dalam khayalanku? Aduh, ada yang mengenai mataku. Aku mengusap jidatku dan.... gelap.


    *** *** ***​

    Enam jahitan berhasil menghias dibagian pelipis kiriku. Sekarang berasa seperti penjahat dengan perban di kepala dan mata sedikit menyipit. Oppa menggenggam tanganku erat. Kami tengah berjalan di koridor rumah besar nyonya besar itu. Nyonya besar itu sepertinya tahu insiden ‘Yeoja lempar batu sembarangan saking histerisnya tapi kena kepalaku’ itu. Padahal aku malas sekali bertemu dengannya. Lagian kenapa Oppa menarik-narik tanganku tidak jelas begini sih?

    “Masuklah” Kami memasuki ruangan dingin itu. Kepalaku memutar mencari sesuatu. Ruangan ini betul-betul dingin. Apa ACnya distel rendah yah?

    “ASTAGA! JIDATMU KENAPA?” Aku melihatnya. “Bukan urusan Anda!” Aku berniat mengatakan itu. “YA! LEE JINKI! APA-APAAN INI? PERNIKAHAN KALIAN SEBENTAR LAGI TAPI JIDATNYA MALAH DIPERBAN BEGITU?” Matanya membulat. Ughhh, dia ibu-ibu yang menyeramkan.

    Aku menunduk sambil sesekali mengintip ke arah Oppa. Dia sama sekali tidak bicara. Pandangannya tertuju pada foto keluarga yang terpajang di dinding bagian belakang Eomma. Apa dia juga merindukan Appa?

    “Batalkan saja pernikahannya kalau begitu” Ucapnya datar. Eomma memukul meja keras. “KALIAN SENGAJA DENGAN PERBAN ITU?” Eh? Sengaja? Enak saja. Keningku berdenyut-denyut sakit begini. Eomma berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati kami. Dia menghentakkan kakinya keras saat sampai dihadapanku. Aku masih menunduk. Oppa tetap dengan pandangan datarnya. Perasaanku jadi tidak enak..

    Tangan kirinya naik, lalu..

    “ARGHH!!” Aku jatuh terduduk sambil memegang jidatku. Dia menarik perbanku kasar. Dia benar-benar IBLIS! Sial! Sial! Sakit sekali!

    “EOMMA! APA YANG KAMU LAKUKAN?” Suaranya meninggi.

    PLAK.

    Sepertinya Eomma menamparnya. Aku tidak bisa melihatnya, lukaku benar-benar sakit. Appa.... Bawa aku ke tempatmu. Aku tidak tahan hidup disini. aku ingin mati saja. Mati... Mati...

    *** *** *** ​

    30 Maret 2010, hari ini aku resmi menjadi istri Jinki Oppa. Eommaku sama sekali tidak terpengaruh dengan kejadian dua minggu lalu. Setelah Eomma menarik kasar perbanku dan menamparJinki Oppa dia tertawa keras seperti orang gila. Dia benar-benar ... tidak bisa ku gambarkan seperti apa pribadinya. Dia bisa berubah kapan saja. Sehari sesudah kejadian itu dia datang ke kamarku lalu menyuruh dokter pribadinya menangani lukaku. Entah harus marah atau mengucapkan terimakasih padanya. Dia Eomma yang menyeramkan.

    “Jewon-ah, kamu cantik sekali hari ini.” Nyonya besar ini sedang di datangi malaikat. Dia barusan memanggilku akrab seperti itu sambil tersenyum padaku. Hal yang amat jarang dia lakukan. Tapi biarpun tersenyum seperti itu, tetap saja dia terlihat menyeramkan.

    “Jinki-ah, kemarilah. Eomma ingin memberimu selamat.”

    Aku melihat ke arah Jinki Oppa. Hari ini dia terlihat sangat tampan. Tuxedonya membuatnya terlihat berbeda dari biasanya. Dia sangat keren hari ini.

    “Jinki-ah. Jangan membuat Eommamu marah”

    “Ye. Ye. Sekarang apa lagi Eomma?” Dia berjalan ke arah aku dan Eomma. Aku melihatnya serius. Aku sama sekali tidak menyangka Namja itu adalah suamiku sekarang. Lee Jinki seorang penyanyi terkenal yang mempunyai banyak fans. Onew, fans-fansnya selalu meneriaki namanya dengan histeris. Nah aku? Hanya Yeoja yang kebetulan menjadi adik angkatnya dan menikahinya.

    “Kenapa melihatku seperti itu?”

    “Aniyo. Hari ini kau tampak gagah Oppa.” Ucapku polos. Dia membuang muka. Eomma tersenyum aneh. Dan aku? Aku mengumpat dalam hati karena mengucapkan hal itu. Kau babo, Jewon!

    “Yang rukun-rukunlah. Eomma ada urusan kerja. Semoga hari-hari kalian menyenangkan.” Eomma menepuk-nepuk pundakku. Lalu melirik ke arah Jinki Oppa dan pergi.

    “hhh.. menyusahkan sekali wanita itu.”

    “Sangat.” Sambungku sambil menaikkan jempol. Dia membalikkan badannya dan memiringkan kepalanya. “Kau... sekarang sudah pintar protes juga.”

    “Tentu.” Jawabku seraya berjalan ke arah lemari. Aku harus mengganti pakaian ribet ini. Mau orang-orang mengatakan ini cantik tetap saja ini sangat menggangguku. Seorang Shin Je Won memakai gaun? OMO~ aku yakin tadi Unyuk menertawaiku.

    “Mau kemana Oppa?”

    “Bukan urusanmu”

    Jedarr~ petir siang bolong menyambar tepat di wajahku. Dia....

    “BABO!” Tralalalala..

    “Ba.. Ba.. Bo?” tanyanya dengan alis kanannya terangkat. OMO! Matilah kau Jewon!

    “YA! Kau... Kau... Haissh!” Dia menendang kursi. Melihat sinis ke arahku dan masuk kamar mandi.

    “HAH? AKU KEREN! AKU BISA MENGATAINYA! HEBAT!” Teriakku girang. Aku mengatainya BABO!

    *** *** ***​

    “Oppa.. Lihat gitarku tidak?” tanyaku sambil mengguncang tubuhnya yang masih bersembunyi dalam selimut. “hmm..” gumamnya sambil nunjuk-nunjuk bawah ranjangnya. Perasaanku tidak enak. Dia biasanya menyimpan barang-barang rusak di bawah ranjang.

    “Oppa.. kau serius menyimpan Gitarku disitu?” yang ditanya malah menutup kepalanya dengan bantal. Aku menunduk perlahan.

    Itu.. Itu gitarku! Gitarku rusak! Astaga. Aku terduduk lemas di lantai. Hatiku sakit sekali melihat gitarku rusak. Tega sekali dia merusak barang kesayanganku. Air mataku jelas tidak bisa ku bendung. Itu hadiah terakhir dari Appa. Itu adalah kenangan yang menghubungkanku dengan Appa. Appa yang sudah pergi untuk selama-lamanya. Dia..

    “Baguskan? Itu hadiah untukmu karena sudah mengataiku babo. Coba saja lagi mengataiku. Kau akan tahu akibatnya.” Teriaknya dari balik selimut. Disusul tawanya yang mengejek.

    “Kau tega sekali. itu.. itu.. hadiah dari Appa. Kau merusaknya hanya karena aku mengataimu babo. Kau jahat sekali...” tangisku mengeras. Dia tahu betul bagaimana aku menjaga gitar ini dengan baik. Dia tahu betul aku memiliki banyak kenangan dengan gitar ini. Dia tahu betul bagaimana aku mencintai gitar ini melebihi apapun.

    Aku hapus air mataku. Menangis di hadapannya membuat harga diriku sangat jatuh. Aku mengambil gitar itu hati-hati. Takut kerusakannya lebih parah lagi. Aku tahu gitar ini tidak mungkin bisa di mainkan lagi. Tapi tidak ada salahnya jika aku berusaha memperbaikinya.

    “Selamat. Anda berhasil merusak barang kesayanganku. Semoga anda merasa puas dengan perbuatan anda.” Ucapku sinis lalu keluar dari kamarnya. Sebenarnya itu kamar kami bersama. Tapi aku tidak sudi tidur satu kamar dengannya. Jadi aku tidur di kamar sebelah. Jika saja lantai satu rumah ini tidak dipasang kamera mungkin aku lebih memilih tidur di kamar lantai satu.

    Aku menaruh gitarku di casenya. Memandangi sebentar lalu menutupnya. Setelah menyimpannya di lemari, air mataku kembali jatuh. “Appa. Mianhae.. Aku tidak bisa menjaga gitar kesayanganmu.”

    Someday I'll lay my love on you baby I don't wanna lose it now
    Just one nopuningol
    Onjenga uri mannan nalchorom
    Nega saraganun han iyu
    Ojig norul wihan mampunin nal
    Aljanha


    “Yeoboseyo.” Jawabku sambil disela-sela isakku.

    “Kau menangis?”

    Ku lihat layar handphoneku. Unyuk ^^. Setelah melihat namanya tangisku malah semakin menjadi-jadi.

    “Eunhyuk-ah. Hatiku... sakit sekali.” ucapku terisak.

    “Kenapa? Kau kenapa? Apa Jinki mengerjaimu lagi?” Suaranya diseberang terdengar khawatir. Aku tidak tega membuatnya khawatir begini.

    “Kau dimana sekarang? Biar aku kesana.”

    Aku mematikan telponnya, mencabut baterainya dan menyimpannya di bawah bantal.

    “Mianhae Eunhyuk-ah. Aku tidak ingin membuatmu khawatir.”

    *** *** ***​

    [Author POV]

    Di rumah Jewon & Jinki.

    BUKK..

    “YA! KAU KENAPA MEMUKULKU?” Jinki berteriak sambil memegang bibirnya yang mengeluarkan darah.

    “Sakit? SAKIT HAH?” Eunhyuk menarik kerah baju Jinki yang sudah jatuh tersungkur. “Ini belum apa-apanya dengan apa yang kau lakukan pada Jewon!”

    Jinki menepis tangan Eunhyuk lalu berdiri. “Jadi kau memukul sahabatmu dari kecil karena Jewon?” terdengar nada kecewa di ucapannya.

    “Sahabat katamu? Cihh.. Jangan menganggapku sahabat kalau kau tidak tau menghargai orang lain!” Eunhyuk pergi.

    Jinki terdiam. Satu-satunya sahabat yang dia punya tidak mengakuinya sebagai sahabat. Hatinya benar-benar terpukul. “Kenapa semua orang-orang meninggalkanku?” Gumamnya pelan. “Temanku hanya kau, Eunhyuk..”

    [Eunhyuk POV]

    Sial! Kenapa aku malah memukulnya? Tapi sudahlah. Sekali-sekali dia harus diberi pelajaran. Dia sudah terlalu sering menyakiti orang lain. Bahkan Jewon yang sekarang sudah menjadi istrinyapun dia sakiti. Tapi kenapa tadi meski ku pukul sih? Apa yang membuatku marah seperti tadi?

    “Eunhyuk-ah” Jewon berlari ke arahku. “Kau tidak apa-apa?” tangannya memegang kedua sisi pipiku.

    “Ye. Aku baik-baik saja” jawabku dengan anggukan kepala.

    “Untunglah. Aku tadi langsung berlari ke sini setelah di telpon Yongjin tadi.” Yongjin? Dia tahu aku disini dari siapa?

    Tangan Jewon beralih ke rambutku. “Rambutmu berantakan.” Dia merapikan rambutku sambil tersenyum manis sekali. Aku membalas senyummu sambil mencuit pipinya. “Kau itu manis sekali Jewon-ah.”

    [Jinki POV]

    Pemandangan apa ini? Apa Eunhyuk menyukai Jewon? Dia memang pernah mengatakan tertarik pada Jewon. Tapi.. tapi dia sekarang istriku! Kau sungguh menjijikkan Eunhyuk!

    Prok. Prok. Prok.

    Jewon dan Eunhyuk berbalik ke arahku. Sepertinya mereka merasa terganggu dengan tepuk tanganku.

    “Kalian menjijikkan sekali. Tapi tidak apalah. Sekarang aku ada alasan untuk menceraikanmu Jewon!”

    “Menceraikan?”

    Aku tertawa keras sekali “Jangan sok lugu begitu Eunhyuk. aku yakin kau bahagia sekarang.”

    “Duh.” Aduhku. Aku terlalu bahagia sampai-sampai aku lupa kalau tadi bibirku berdarah.

    “Oppa! Bibirmu berdarah.” Jewon berlari kecil ke arahku. Tangannya memegang bibirku yang berdarah. Tapi langsung ku tepis.

    “Kau..jangan menyentuhku! Aku akan menceraikanmu! Kau dengar itu? MENCERAIKANMU!” Ucapku berulang-ulang kali.

    Jewon mundur beberapa langkah. Dia menatapku dengan tatapan –kau tega sekali –

    “Jinki, kau kenapa begitu sekali sih? Kau pikir pernikahan itu permainan? Yang dengan gampangnya kau putuskan ikatannya? Aku pikir tinjuan tadi sudah menyadarkanmu. Tapi keliatannya sama saja. Kau terlalu egois sampai-sampai tidak sadar banyak orang yang menyayangimu tapi kau sakiti! Kau tahu betul kenapa orang-orang meninggalkanmu. Karena kau terlalu egois! EGOIS!” Apa itu? Eunhyuk tadi bicara apa? Dia tidak pernah bicara sebagus itu. Apa ini karena Jewon? Sepertinya dia benar-benar menyukai Jewon.

    “KAU TERLALU BANYAK BICARA!”

    [Author POV]

    Jinki berlari keluar rumah. Kata-kata Eunhyuk terngiang-ngiang di kepalanya.

    Egois. Egois. Egois.

    “AKU HANYA TIDAK TAU CARANYA MENYAYANGI ORANG LAIN! AKU TIDAK TAU! Aku tidak tau..” Suara Jinki melemah.

    Selama dia hidup, dia tidak pernah tahu arti dari menyayangi. Sejak kecil Orangtuanya sudah berpisah. Jinki kecil selalu kesepian. Sampai suatu hari Appanya mengadopsi bayi perempuan yang baru berusia 8 bulan. Sejak kedatangan bayi perempuan itu hidup Jinki mulai ceria kembali. Jinki kecil yang selalu dingin berubah menjadi anak yang baik, ramah dan penurut.

    Bertahun-tahun Jinki selalu merasa bayi kecil yang datang di rumahnya itu adalah malaikatnya. Malaikat yang akan menjadi penerang hidupnya di waktu akan datang. Bayi kecil itu berubah menjadi yeoja yang manis. Perasaan Jinki pada bayi mungil itu juga berubah seiring dengan perkembangannya. Dia tidak suka melihat adik kecilnya dikagumi banyak Namja. Dia tidak suka melihat adik mungilnya berdekatan dengan Namja. Karena merasa perasaannya pada adiknya mulai aneh, dia memutuskan untuk belajar di luar negeri.

    Dia pikir dia akan melupakan perasaannya pada adik kecilnya tapi suatu hari Eommanya menelpon dari Korea dan memberitahukan bahwa dia akan menikah dengan adik kecilnya itu. Jewon, Shin Jewon, dia akan menikah dengannya. Bayi kecilnya..Adik kecilnya.. Malaikatnya.

    [Jewon POV]

    “Kau terlalu keras Eunhyuk-ah!” Aku berlari mengejar Jinki Oppa. Aku tahu betul bagaimana sebenarnya perasaannya. Selama ini diia hanya kesepian.

    “Oppa!” aku berteriak kencang sekali saat melihatnya di seberang jalan. Langkah Jinki Oppa terhenti. “AKU HANYA TIDAK TAU CARANYA MENYAYANGI ORANG LAIN! AKU TIDAK TAU!.. aku..”

    “Oppa.. Mianhae membuatmu tertekan begitu.” Aku berniat menyusulnya. Tapi sebelum sampai di tempatnya berdiri, suara rem mobil terdengar keras sekali di telingaku. Tak lama setelah itu aku merasa tubuhku melayang jauh sekali. Samar-samar ku dengar seseorang memanggil namaku. Apa kau itu Oppa? Atau Appa? Apa aku mati sekarang Appa?

    To Be Continued
     
    Last edited: Mar 20, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. setanbedul Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 9, 2008
    Messages:
    4,678
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +11,657 / -0
    [​IMG]ini adalah wajah gw saat membaca paragraf kedua.. tepatnya baca saat dia dipanggil turun..
    perbaiki yg itu en sisanya kebawah akan lebih baik...
    padahal isinya udah bagus tetapi awalannya kok agak canggung?!?

    kok aq merasa ada tulisan yg kurang rapi bahasanya ya? seolah tulisan ini di translate dr karya lain
    *dan gw yakin kamu ngak melakukan hal tsb
     
  4. fay_ang M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 11, 2009
    Messages:
    837
    Trophy Points:
    101
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +388 / -0
    Sori ya, sis. saya nggak ngerti isi ceritamu. sepertinya memakai alur maju mundur, tapi nggak mulus alias lompat2. bahkan alur majunya juga lompat2. deskripsinya juga terlalu minim. ditambah lagi yang membuatku semakin nggak ngerti, kamu memakai istilah bahasa korea yang aku nggak ngerti. sebaiknya dibuat keterangan di bawahnya. apa arti "appa", dsb.
    kip writing :top:
     
  5. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    aku ngerti secara gris besar ceritanya, kk...
    cuma, ya itu..:iii:
    alurnya lompat, aku paling kgk ngerti pas bagian yg ada khaylannya itu. kebanyakan POV juga bikin ak pening.
    bagusnya, POV masing2 tokoh bagusnya banyak, +dipisah di trit laen, atw di spoiler laen. :unyil:
    sertakan gambar juga bakal bikin org ngerti siapa si ini, siapa si itu, krna ada juga org nggak kenal Eunhyuk, Onew, or dll.

    maaf, kk, lo komennya ngenyel gitu + g guna..
    :maaf:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.