1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Kiss The Rain [Korean Artist]

Discussion in 'Fiction' started by pippo09, Mar 10, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Genre :
    ~Romance

    Story by :
    ~Pippo09


    Akhirnya... ngepost juga. :keringat:
    Mengingat genre saya yang menurut banyak laki2 lebay. Tapi ya sutralah.
    Daripada gak ada yang kasi kritik/saran. Mending diposting saja. :haha:
    Karakter dalam cerita ini ada beberapa yang saya ambil dari artis2 korea, nanti tau sendiri juga yang mana orangnya. :malu

    Ceritanya settingannya ini di korea. Sejujurnya saya gak begitu tau bagaimana ngegambarin korea itu kayak bagaimana. Jadi.......... saya butuh saran dan kritikannya.
    Masih baru di dunia tulis menulis. :malu1:

    Shin Jeewon
    Soowon
    Yongjin

    Kim Junsu
    Micky Yoochun
    Kim Jaejoong
    Jung Yunho

    masih dalam perbaikan.. bingung :keringat:
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: Mar 15, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Summary : Falling Love too easily... But never quite so fast...

    Dengan langkah ragu ku pijakkan kaki kananku di anak tangga terakhir lantai dua. Masih sama, angin sejuk menggoda rambut sebahuku hingga sedikit melambai tak beraturan. Ku lihat sekeliling. Sudah berapa lama aku tidak kesini? Ah, sudah setahun. Pantas saja debu menguasai ruangan ini.
    Aku berjalan pelan mendekati piano hitam yang terlihat sangat berdebu. Ku sentuh pelan tuts putih, debu terasa menempel lekat di kulit jariku. Tiba-tiba saja beberapa cuplikan kenangan mencuat dalam ingatanku.

    Kau tahu, aku suka hujan karena jika kau berdiri dalam hujan aku tidak akan pernah melihatmu menangis.

    Aku menghela napas panjang. Kata-kata yang sangat aku sukai sampai sekarang. Apa kabarmu disana? Apa aku masih bisa bertemu denganmu?
     
    Last edited: Mar 11, 2011
  4. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    starting yang keren kk :top:
    (belum apa2 udah ada flash back! :kaget:)

    btw, aq merasakan satu kejanggalan di sini kk, mengapa karakter (cewek kn?) tersebut lebih dulu menyentuh kursi piano? bukannya ketika kita sudah lama tidak menyentuh piano kenangan yang pertama kita sentuh adalah pianonya?(walaupun sambil berdiri) :???: or tujuan dia ke ruangan tersebut bukan untuk itu? :???:
    CMIIW :maaf:
     
    • Thanks Thanks x 1
  5. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Iyaya.. gak kepikiran itu.. :keringat:

    si Aku nya itu cewek. :hmm:

    :terharu: ini sebenarnya ff lama. Tapi baru pertama kali ada yang koment segitu detailnya. :terharu:

    Makasih ya kk sudah berkenan mampir dan komen... :xiexie:
     
    • Thanks Thanks x 1
  6. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Chapter 1
    Mysterious Melody


    Summary : Who are you? You have a beautiful melody.


    Hujan sudah turun sejak pagi. Hari sudah menjelang sore dan sisa gerimis masih belum berhenti menitik. Ku lirik arloji yang melingkar manis di tangan kananku, 15.44. Sial! Sudah hampir seharian aku duduk di sini dan belum juga berhasil menciptakan satu lagu.

    Aku mengerang putus asa. Ku pencet asal tuts, menimbulkan suara seperti piring pecah.

    “JEWOOONNN!!!”

    Aku menoleh, dan mendapati Yongjin melototiku kesal.

    “Sorry, Unnie. Ada tugas dari UKM Piano. Aku baru mau belajar piano, malah disuruh bikin lagu.” Protesku kesal.

    “UKM Piano? Memangnya ada di kampus?”

    “Ada. Kayaknya memang baru dibuka. Yoochun jadi sekretarisnya lho.” Aku mengerling ke arahnya. Dan dibalas dengan senyum malu-malu olehnya.

    “Du i lee.. jangan senyum mesum begitu unni. Menggelikan.” Ledekku lalu mengambil posisi siap bermain piano.

    “Dasar pianis payah!” Teriaknya sebelum akhirnya menutup pintu kasar.

    Aku memutar bola mataku. Dia unnieku bukan sih?

    Baby Sky All in the dreams and hopes made of your eyes
    Ashita mo kitto hareru
    sonomama no kimi de ite with me (TVXQ – Kiss The Baby Sky)


    Kiss The Baby Sky-nya TVXQ mengaung hebat dari ponsel lipat yang ku letakkan di atas piano.

    “Ada apa Soowon yang baik hati? ”

    “Jewon! Temani aku ke Black Coffe. Aku ada di depan rumahmu.”

    “Malas. Lagian tugas UKM Piano belum jadi sama sekali.”

    “Tolonglaahhh.. Aku malu bertemu Junsu sendirian. Nanti aku bantu selesaikan deh. Lagian, siapa tahu kau tiba-tiba dapat ide untuk lagumu di sana.”

    Aku mendengus kesal. Dia paling tahu kalau aku tidak bisa menolak kalau sudah direngek-rengek begitu. “Ya. Ya. Tunggulah. 5 menit, aku sudah ada di bawah.”

    ****​

    Aku memutar cangkir yang sudah tidak berisi lagi di piring kecil. Sesekali ku lirik Soowon dan Junsu yang sedang asyik berbincang di meja sebelah. Aku sengaja mengambil meja terpisah. Takutnya kalau duduk semeja dengannya bisa-bisa jadi patung beranak, membatu.

    Di luar, langit sudah gelap. Dan rintik hujan masih asyik bermain-main dengan bumi. Ku pejamkan mataku. Irama hujan menyesap masuk dalam telingaku.

    Ting..

    Ku buka mataku dengan terburu-buru. Tadi sekilas terdengar dentingan piano. Ku layangkan pandanganku ke sekeliling. Tidak ada piano di caffe ini. Lantas suara tadi darimana?

    Kembali ke pejamkan mataku. Berharap aku akan kembali mendengarkan dentingan piano tadi. Tapi semakin kuat aku berusaha dan berharap, yang terdengar hanya irama hujan yang kian kasar. Aku menghela napas panjang, kecewa. Mungkin hanya ilusiku saja.

    “Jewon ah.” Seseorang mengguncang tubuhku keras.

    Aku bergelayut, menyipitkan mata, Hah? Nyaris saja aku melompat karena melihat wajah Soowon yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahku.

    “Kau baik-baik saja? Kau membuatku khawatir, Jewon ah.” Ucapnya sambil mengelus dadanya.

    “Aku baik-baik saja. Kenapa memang? Tadi aku hanya...”

    “Dari setengah jam lalu aku berusaha membangunkanmu. Tapi kau seperti orang mati, tidak bergerak. Bahkan kadang jantungmu berhenti berdetak.” Potongnya, membuatku tersedak.

    “Hah? Tidur? Memangnya aku sudah tidur berapa lama?”

    “Sejam. Awalnya aku pikir kamu kecapean menungguku, jadi ku biarkan saja. Tapi caramu tidur tidak seperti biasanya. Kau tidak bergerak sama sekali. Menyeramkan.” Jawabnya ngeri.

    “Tunggu. Sejam? Aku tidak ingat aku pernah tidur disini.”
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 11, 2011
  7. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    hiaahh...kok tiba2 jadi seram gini tiba2..:keringat:
    mantap :top:
    alurnya santai n walaupun aq ga terbiasa sama nama2 korea tapi pengenalan tokohnya gampang dicerna :top:
    setting nuansa n even nya juga :top:
    (btw, tega juga si sowon ninggalin jewon sendirian...padahal dia yang ngajak...payah nih kawan :keringat:, tapi itu keinginan si jewon sendiri ya...:hihi:..biar lebih privasi? :hihi:)

    oia, pada bagian ini:
    gimana cara sowon tau jantung jewon terkadang berhenti berdetak? (ingat, ini di tempat umum) :???:
    n gimana sewon bisa dengan yakin mengatakan bahwa jewon udah tidur selama 1 jam? karena sepertinya dia asik ngobrol sama junsu :???:

    btw, unni tu apa ya? :malu:
     
  8. setanbedul Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 9, 2008
    Messages:
    4,678
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +11,657 / -0
    setting ruangan dimana Jewon berada harusnya kamu jelaskan.. tulisan diatas gk usah kamu ubah.. post berikutnya kembangkan aja dimana kamu menjelaskan situasi dan kondisi dimana Jewon berada.. apa yg ada di tempatnya.. misal ada pohon, minuman dan lain..
    dan juga.. kenapa harus ke kafe.. Korea khan terkenal ngumpul2 di karaokean..
    saranku...
    tontonlah MGIG buat mengetahui kehidupan disana..
    *lho kok iklan*
    :ngacir:
     
  9. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    saya ngarep gak ada yang nanya masalah itu.. ternyata... :keringat:
    anggap saja, itu sekedar basa-basi atau sekedar nakut2in secara berlebihan alias lebai. :haha: *maksa

    Soowon bukan sewon. :hehe:
    kan awalnya si soowon ngebiarin jewon tidur. terus anggap aja :lol: setengah jam kemudian dia ngebangunin karena merasa si jewon aneh tidurnya.
    terus si jewon baru terbangun setelah setengah jam kemudian. jadi intinya satu jam.. :bloon:

    unnie tadi udah dijelasin kan di lonj.. :hmm:

    makasih ya udah komentar... :terharu:

    ok sip kk :top:
    kekurangan saya memang ada dipenggambaran suasana.. :malu1:

    aneh rasanya kalau cuman mau ketemuan harus di karaoke.
    jadi saya buat di caffe aja.. :lol:

    makasih atas komentarnya kk.. :terharu:

    MGIG sudah nonton 3 kali.. :ngacir:
     
  10. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Chapter 2
    Is That You

    Summary : No matter who I see, or where I am, I only look at you.

    “Jewon, kau yakin dengan itu? Jangan-jangan kau mengigau.” Tanya Yongjin disusul anggukan Soowon.

    “Entahlah.” Ku angkat cangkir yang berisi coffe hangat di hadapanku, mencium aromanya, dan menyesapnya pelan.

    Sudah seminggu berlalu dari kejadian aneh di cafe. Tidak ada kesimpulan yang tepat tentang kenapa aku bisa tertidur begitu lama. Padahal seingatku, aku hanya menutup mata sejenak untuk mendengarkan dentingan piano itu lagi. Ah, dentingan piano itu sangat membuatku penasaran. Makanya, sekarang aku tengah duduk di cafe kemarin sembari berharap dentingan itu terdengar lagi, lebih lama.

    “Kau terlihat seperti orang gila.” Ucap Soowon polos.

    Yongjin menepuk paha Soowon pelan, lalu menempelkan jari telunjukkan pada bibir Soowon. “Sstt”

    Aku hanya menggeleng, lalu melempar pandanganku ke luar cafe.

    Bolehkah aku mendengarkanmu lagi? Aku ingin mendengarkanmu, lebih jelas.

    “Yongjin, lihat, dia cakep.” Soowon berbisik pelan.

    Entah mengapa tiba-tiba mataku mencari sosok yang dimaksud Soowon. Awalnya aku hanya menoleh ke belakang tapi karena tidak jelas, akhirnya ku putar arah dudukku.

    Deg.

    Seorang namja berdiri memandang lurus ke luar cafe dengan cangkir di tangannya. Postur tubuhnya tinggi, hidungnya mancung dan kulit wajahnya putih bersih, sempurna. Mataku benar-benar terhipnotis untuk terus memandangnya.

    “Pianonya di bagian mana?” Dengan suaranya yang sedikit serak, dia bertanya ke pelayan yang tidak jauh dariku.

    Ku alihkan pandanganku pada pelayan yang ditanya. Pelayan itu membungkuk sedikit lalu mempersilahkan Namja tadi ke arah belakangnya. Heh, aku tidak sadar kalau ada tangga disini. Berarti cafe ini bertingkat dua? Astaga, aku bahkan tidak sadar kalau cafe ini bertingkat dua. Mungkin karena terlalu fokus pada dentingan piano itu.

    TUNGGU!

    Piano. Ada piano di cafe ini!

    “Jewon.” Sentuhan halus di tanganku membuatku tersentak.

    “Eh, kenapa unnie?”

    “Pulang yuk. Aku ada tugas yang harus diselesaikan.”

    “Tapi...”

    “Besok dikumpul. Kau mau unniemu punya nilai jelek?” Dia menekankankan pada kata ‘unniemu’.

    Aku menghela nafas pelan. “Oke. Oke. Kita pulang.” Ucapku lesu.

    Yongjin memanggil pelayan cafe lalu meminta bill. Aku masih menatap harap pada tangga cafe di sudut ruangan. Apa itu kau?
     
  11. Liola09 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Sep 14, 2010
    Messages:
    2,062
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +7,665 / -0
    ppo, lanjutin doong penasaran nich :hehe:

    eh anggota dbsk-nya cuman itu doang :???:

    jgn pendek2 doong chapternya :keringat:

    br dibaca sebentar udah abis aja :hihi:

    biar aroma koreanya, tambah kental, coba hilangkan kata deh, terus tambhkan kata2 'aigoo, omo, ya!!!'. IMO :siul:
     
    Last edited: Mar 16, 2011
  12. mbohh Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 4, 2010
    Messages:
    87
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +607 / -0
    wah ::top: buat pippo...
    gw udah baca,bagus koq ceritanya,... :centil:
    ayo ditunggu kelanjutannya,gag sbar pgn baca lg... :hihi:
     
  13. andriani Veteran

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Jul 22, 2010
    Messages:
    12,508
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +62,507 / -0
    ceritanya bikin penasaran buat liat kelanjutannya..:top:
    cerita yang penuh teka teki emang bikin penasaran yang baca..:top:
    cuma emang masih belum berasa koreanya..:iii:
    coba cari referensi kebiasaan orang2 korea kek gmn..
     
  14. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    anggota DBSKnya baru segitu yang rencana nongol... :keringat:

    ok sip.. saran diterima...
    saran akan diterapkan di part 5 ntar....
    soalnya udah jadi sampe part 4 ini.. :ngacir:

    makasih ka nha udah baca.. :kisss:

    makasih udah baca ka mbooh.. :terharu:

    :maaf: maap ya telat part selanjutnya :ngacir:

    ada ka andriani juga :terharu:
    sipp.. saran diterima... :top:
    maklum pembuat fanfict korea nubi.. :malu:

    makasih dah baca ka :kisss:
     
  15. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Chapter 3
    Destiny

    Summary : Apa bertemu dalam mimpi bisa disebut takdir?

    Langit menggelegar saat aku berhasil berteduh di halte depan kampus. Ku tepuk-tepuk lenganku yang basah karena hujan. Yongjin sudah melarangku untuk ke kampus dengan cuaca begini. Tapi aku sudah janji dengan Soowon untuk menemaninya latihan piano. Minggu depan dia akan tampil di konser mini piano Yoochun dan memang membutuhkan latihan yang lebih dari biasanya.

    Aku bersenandung kecil sambil sesekali melirik langit gelap yang tidak berhenti memotret bumi. Ku eratkan jaketku. Dingin. Tahu begini janjian di kampus saja.

    “Derasnya...”

    Mataku membelalak melihat orang yang baru saja berteduh. Dia namja yang ku lihat di cafe beberapa hari yang lalu. Dilihat dari sedekat ini, dia terlihat lebih tampan.

    “hahh..” Dia mengacak-ngacak rambutnya yang basah kemudian menggosok-gosok ke dua telapak tangannya.
    Mataku tidak berhenti mengekor di setiap gerikannya. Ku lihat dia merogoh kantung celananya lalu memencet beberapa tombol.

    Baby Sky All in the dreams and hopes made of your eyes
    Ashita mo kitto hareru
    sonomama no kimi de ite with me


    Aku mendengus kesal. Handphoneku bunyi di saat yang tidak tepat. Ku lihat layar handphoneku yang berkedip. Nomor tidak di kenal. Tanpa pikir panjang langsung saja ku reject. Lagi malas bicara dengan orang tidak kukenal.

    “Di reject?”

    Ada semacam antena yang langsung tegak di kepalaku saat mendengar kata “reject” darinya. Entah kenapa tiba-tiba teringat percakapan dengan Yongjin tadi pagi.

    “Kau percaya takdir?” Tanya Yongjin sambil mengoles selai pada roti tawar.
    “Tidak.” Jawabku singkat.
    “Aku percaya.”
    “Aku tidak tanya.”
    “Yaaa! Kau ini!” Teriaknya sambil membuat gerakan seperti ingin melempar roti ditangannya.
    “Kenapa percaya takdir?” Tanyaku.
    “Hmm.. Kau tahu, aku sering berkhayal akan bertemu dengan pasanganku dengan cara yang tidak diduga-duga.”
    “Seperti?”
    “Hmm.. Seperti duduk di halte yang sama setiap hari tanpa saling tahu. Sampai suatu hari nanti, secara tidak sengaja pandanganku dan pandangannya saling bertemu.. dan..”
    “Ya ampun. Umurmu berapa sih, unnie? Seperti anak kecil saja.”
    Yongjin menjitak kepalaku. “Tunggulah, suatu hari nanti kau akan tahu maksudku.”



    “Aaaa....!” Aku berteriak mengingat senyum Yongjin sebelum dia mengakhir pembicaraan tadi pagi. “Aku bukan pemimpi seperti dia.”

    Ku angkat kepalaku ingin melihat namja tadi. Mulutku menganga melihat matanya menatapku dengan tatapan aneh.

    “ha.. ha.. lo.” Ku naikkan tangan kananku, melambai kaku.

    Alisnya saling bertaut. Seketika lesu menyerangku saat menyadari tindakanku barusan. Aku menunduk. Ini benar-benar memalukan!

    “Kamu baik-baik sajakan?”

    Pertanyaan itu terdengar begini di telingaku. “Kau tidak waras ya?”

    “Sakit?” tanyanya lagi.

    Aku menggeleng pelan.

    “Jewon!”

    Aku tersenyum bahagia mendengar suara Soowoon. “Kenapa lama sekali.. si...”

    Jedaarrr~

    Aku tersentak kaget mendengar suara guntur barusan. Mengedip-ngedipkan mata berulang kali melihat pemandangan di sekitarku. Aku sekarang di kamar dengan posisi terduduk di ranjang. Ku kucek-kucek mataku. Masa iya mimpi sih?
     
    Last edited: Mar 20, 2011
  16. pippo09 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 1, 2010
    Messages:
    1,235
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +9,748 / -0
    Chapter 4
    Dreams Come True

    Summary : Am I crazy? I’m falling love with my illusion.

    Kring.

    Aku berdiri cukup lama di depan pintu. Memandang setiap sudut di caffe ini.

    “Apa aku boleh naik di lantai dua?” Tanyaku pada salah satu pelayan sembari mengintip tangga di ujung ruangan.

    “Ah, iya. Silahkan.” Jawabnya ramah.

    Aku mengangguk. “Thank you.”

    Sesampainya di depan tangga, aku mendongak melihat ujung tangga. Ada perasaan takut yang menghampiriku saat kaki kananku menginjak anak kaki tangga pertama. Aku takut kalau semua yang ku alami hanya ilusiku. Aku takut orang yang tidak berhenti meringkuk di benakku adalah ilusi semata. Aku takut.... benar-benar takut.

    Buk.

    “aish.” Ringisku.

    “Maaf. Maaf. Ku pikir tidak ada orang.”

    “Gwenchana.” Ucapku tanpa berbalik. Segera ku langkahkan kakiku, mengalahkan takut yang sempat menggandeng.

    Angin menerpa wajahku saat aku sampai di lantai dua. Benar-benar sepi tidak seperti lantai satu yang ramai pengunjung. Padahal kalau dipikir-pikir lantai dua memiliki arsitek ruangan yang lebih bersahabat. Hampir di setiap potongan dindingnya jendela dengan ukuran penuh bertengger manis. Membuat angin-angin sejuk bebas bersemilir masuk. Ku hirup udara sampai memenuhi rongga dadaku, lalu membuangnya keras.

    Ku layangkan pandanganku. Senyumku mengembang melihat piano hitam di sudut ruangan. Ku hampiri piano itu girang, menyentuh tutsnya pelan, dan memencet salah satu tutsnya.

    Ting.

    Aku mundur menjauhi piano. Dentingan itu... persis dengan dentingan yang aku dengar di hari itu.

    “Ada apa?”

    Aku berbalik.

    “Ada apa?” tanyanya lagi sambil berjalan mendekatiku.

    “Jangan bergerak!” Teriakku kencang.

    “Eh?”

    “Ini mimpi?”

    “Hah?”

    “Jawab! Ini mimpi atau bukan?” Teriakku lebih kencang.

    “Mimpi?” Dia tertawa kecil.

    “Ini mimpi?” tanyaku tapi dengan suara lebih lembut.

    Dia menggelengkan kepalanya. “Ini bukan mimpi.” Jawabnya sambil tersenyum.

    Aku jatuh berlutut, tidak percaya. Ku telungkupkan wajahku dengan kedua telapak tanganku. Entah kenapa ada perasaan haru yang menyerbu. Membuatku sesak dan ingin menangis.

    Ku rasakan kepalaku diusap pelan. Ku dongakkan kepalaku. Dia berjongkok tepat di depanku, memegang kedua bahuku dan menarikku dalam pelukannya.

    “Maaf.. Aku sudah terlalu lama mengganggumu dalam mimpi.”

    ****
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.